NO REGRETS

11.4K 666 286
                                    

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

なあ on Pixiv



Matahari mulai menyembunyikan diri di ufuk barat. Semua manusia di dalam dinding mulai memasuki rumah masing-masing, bersiap untuk makan malam.

Tetapi tidak bagi para anggota Survey Corps. Mereka masih di sibukkan dengan laporan-laporan dan rapat untuk ekspedisi luar dinding berikutnya.

Mikasa menghela napas lelah. Ia beranjak dari tempat duduknya, para anggota lain sedang bergantian menjaga markas dan Eren. Ia meninggalkan lembaran-lembaran kertas itu sekedar untuk mencari udara segar diluar, dan tentunya melihat Eren di penjara bawah tanah.

Perbuatan Eren yang sudah membunuh banyak penduduk sipil saat tidak bisa mengendalikan wujud titan-nya membuat Levi -sang kapten tim- memutuskan untuk memenjarakan Eren.

Setelah ia menendang Eren begitu saja, sekarang ia malah memenjarakan Eren. Ya, menurut Mikasa sendiri, Eren memang sedikit berubah. Kondisi titan milik Eren melemah dan tidak terkendali, entah kenapa. Tetapi walau bagaimanapun, ia akan selalu berada di pihak Eren.

Sudah dari pagi tadi Mikasa tidak melihat sang kapten di dalam kantornya. Biasanya lelaki itu akan terus berkutat dengan tumpukan laporan. Tidak lupa dengan secangkir teh hitam di atas mejanya.

Mikasa keluar dari markas Survey Corps. Ia menopang tubuh pada pagar pembatas pendek di depan pintu. Ia tidak melihat siapa-siapa di luar markas.

Matanya menyipit saat melihat ada seseorang yang tertidur dibawah pohon.

Dengan perasaan ragu-ragu Mikasa menghampirinya. Ia berdiam diri cukup lama didepan lelaki yang tertidur itu, memperhatikan. Tidur lelaki yang merupakan kapten tim Mikasa tampak tidak tenang, keningnya mengkerut. Ada bulir keringat jatuh dari pelipisnya.

Mikasa berjongkok dan menyentuh pundak Levi hati-hati, lelaki itu membuka matanya cepat disertai napas memburu. Masih belum sadar bahwa Mikasa ada di depannya.

"Anda tidak apa-apa, Heishichou?"

Mata Levi berubah fokus pada Mikasa. Menatap lamat-lamat gadis yang ada didepannya itu.

Ia mengusap wajah sebentar. "Hanya mimpi buruk,"

Mikasa mengangguk pelan. Ia kembali berdiri dari posisinya, menjauhkan tangannya yang tanpa sadar sedari tadi masih bertengger di pundak kekar Levi.

"Aku akan ke tempat Eren dulu." Pamit Mikasa. Levi tidak menyahut, ia masih menetralkan deru napasnya.

Mikasa melirik Levi dengan ujung matanya, lelaki itu terlihat memegang kepalanya. Mikasa menggeleng sekali, sebelum benar-benar pergi dari tempat itu.

Levi & Mikasa Oneshot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang