[!] SPOUSE

7.6K 507 48
                                    

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

なあ on Pixiv


"Mikasa!"

Mikasa berlari menjauh dari seorang lelaki pendek yang berjalan cepat menyusulnya. Oh, ayolah, saat ini Mikasa sedang bersama teman-teman kampusnya.

"Mikasa, kau dipanggil,"

Mikasa menggeleng cepat, "Biarkan saja. Ayo!" Mikasa menarik tangan Sasha untuk menjauh.

Astaga. Levi menggeleng dari kejauhan, sudah hampir dua tahun dan Mikasa masih belum bisa menerima pernikahan mereka. Gadis itu bahkan tidak mendengarkan panggilannya.

Levi mengerti jarak usia mereka memang cukup jauh, bahkan hampir dua kali lipat dari usia Mikasa. Levi cukup paham bahwa Mikasa memang tidak ingin menikah muda, apalagi di usianya yang baru dua puluh tahun saat itu.

Levi mengeluarkan ponselnya, mencari kontak Mikasa dan meneleponnya. Telepon itu diangkat, tetapi Mikasa malah berteriak.

"Jangan menggangguku! Aku hanya ingin bermain bersama teman!"

"Mikasa, jangan pulang malam, aku tunggu dirumah." Balas Levi lembut. Ucapannya tidak dijawab Mikasa dan sambungan di matikan secara sepihak.

Levi menghela napas, menatap Mikasa yang sudah menjauh bersama teman-temannya. Ayah mertua Levi menyuruhnya untuk menjemput Mikasa, tetapi lihatlah gadis itu sekarang, bahkan ia tidak disambut baik.

Mereka sama sekali belum pernah bersentuhan, kecuali saat upacara pernikahan, dan Levi hanya mengecup dahi Mikasa sebentar, karena ia tahu gadis itu tidak akan suka jika Levi melakukan hal lebih.

Langkah kaki kembali mengantarnya pada mobil yang terparkir di parkiran kampus Mikasa. Entah sudah keberapa kalinya Levi menghela napas, perilaku Mikasa benar-benar tidak berubah. Tetapi, gadis itu tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri.

Coret untuk kebutuhan biologis, mungkin Mikasa tidak akan sudi untuk sekedar mencium atau bahkan memeluknya. Mikasa hanya mengerjakan pekerjaan rumah, memasak untuknya tanpa berbicara apapun.

Dan itu yang dirasakan Levi selama hampir dua tahun. Levi rasanya sudah menyerah untuk meluluhkan Mikasa, gadis itu terlalu beku.

Jika menceritakan bagaimana pertemuan mereka, Levi rasa itu akan jadi cerita terburuk.

Ia tidak mungkin menikahi seorang perempuan jika Levi sendiri tidak menyukainya. Levi bukan tipe lelaki yang suka mempermainkan perempuan, ia sangat menghormati seorang perempuan.

Jika Levi menyakitinya, sama saja dengan ia menyakiti ibunya sendiri. Dan Levi sangat menghormati ibunya.

Ponsel Levi berdering. Levi menatapnya sebentar, dengan helaan napas ia mengangkat telepon itu.

Levi & Mikasa Oneshot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang