THIRD PERSON [1/3]

5K 319 90
                                    

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

なあ on Pixiv


Pagi cerah pada pertengahan musim semi, udara pagi yang terasa menyegarkan dan kicauan burung yang saling bersahut-sahutan membangunkan Mikasa dari tidurnya.

Ia mengusap mata dan melihat jam waker di atas nakas di sebelah ranjang besarnya. Mikasa kemudian mengalihkan pandangan pada manusia yang sedang berbaring di sampingnya.

Setiap pagi, tanpa sepengetahuan sang suami, Levi Ackerman, Mikasa mencuri sebuah kecupan singkat di bibir tipis prianya. Tanpa berniat membangunkan suaminya.

Mikasa menyibak selimut dan memakai sendal berbulu yang biasanya mereka gunakan saat berada di dalam ruangan. Pagi ini, ia hanya akan menyiapkan sandwich dan segelas susu.

Setelah menghabiskan waktu hampir setengah jam di dapur, Mikasa kembali memasuki kamarnya. Memilah beberapa helai pakaian yang akan suaminya kenakan nanti. Lalu berangsur membangunkan sang suami yang masih terlelap.

"Levi, bangunlah." ia mengguncang pelan tubuh sang suami, hingga pria itu sedikir menggeliat dalam tidurnya.

"Sebentar lagi," suara serak dan berat itu menyahutinya. Mata Levi masih terpejam, seakan enggan membuka.

Wanita bersurai gelap itu menghela napas. Kepalanya ia dekatkan pada sang suami, meniup telinganya beberapa kali.

"Mikasa!" Levi mendesis marah. Ia mendudukkan diri di atas kasur, menatap sinis perempuan yang kini tengah menatapnya tanpa rasa bersalah.

Levi menyibak kasar selimutnya. Berjalan melewati Mikasa, meraih handuknya dan memasuki kamar mandi tanpa sepatah katapun lagi.

Mikasa menggeram. "Menyebalkan." celetuknya sebal.

***

Kursi meja makan ditarik oleh sebuah tangan, kemudian sang pemilik duduk disana. Menikmati sandwich sederhana dan segelas susu yang telah disiapkan.

"Pulang jam berapa hari ini?" tanya Mikasa tanpa menatap Levi, sibuk mengupas kulit apel di tangannya.

"Bisakah kau tidak bertanya?" balas pria itu. Mikasa tidak menjawab lagi, hanya fokus pada pekerjaannya.

Setelah selesai, Mikasa mendorong piring kecil berisi potongan buah apel ke hadapan Levi, dan pria itu memakannya tanpa berpikir dua kali.

Mikasa menatapnya sesaat, namun intens. Sedikit membuat Levi risi. Wanita itu berdiri dari posisinya, berjalan menghampiri Levi, memutar sedikit kursi pria itu dan memperbaiki dasinya.

Tangannya ditepis dengan sedikit kasar, membuat Mikasa menatapnya.

"Aku bisa sendiri." tukas pria itu.

Levi & Mikasa Oneshot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang