part 11

532 49 18
                                    

Lanjut👇👇👇
Maaf telat🙏🙏🙏

ridho mengeratkan microphone lebih erat memejamkan matanya.Mulai melantunkan lagu yang memiliki arti mendalam.

I remember the day you told me you were leaving

I remember the make-up running down your face

And the dreams you left behind you didn't need them

Like every single wish we ever made

I wish that I could wake up withamnesia

And forget about the stupid little things

Like the way it felt to fall asleep next to you

And the memories I never can escape

'Cause I'm not fine at all

Lagu itu mewakili perasaannya saat ini.Andai ridho terbangun dengan Amnesia.Melupakan kebersamaannya yang pernah ia lakukan bersama putri .Melupakan kenangannya yang tidak bisa lepas darinya.Ia sadar sampai kapanpun ia berusaha membenci putri,Tapi ridho tidak mampu melakukannya.

Mereka bertiga membungkukkan badannya sebelum meninggalkan panggung.Tak lupa juga menebarkan senyum mereka masing-masing tapi tidak dengan ridho.Pria itu langsung berlalu setelah meletakkan microphonenya.

"Lo kebiasaan Dho, main tinggal aja." Ucap Rafly.Mereka kini berada dibelakang panggung duduk di sofa memanjang yang memang disediakan untuk penyanyi Cafe.

"Maklumin ajalah Fly, ridho  kan emang gitu." Kata Devano ikut menimpali.Sementara yang menjadi topik pembicaraan hanya memandang kosong ke depan.

rafly tahu kalau sahabatnya itu pasti memikirkan hal yang berat.Rafly merangkul pundak ridho  yang kebetulan duduk disampingnya. "Lo kenapa Dho? daritadi gue perhatiin kayak ada masalah gitu.Lo tahu kan Dho kalau kapanpun lo butuh bantuan, kita siap bantu lo." Ucap Rafly

"Betul kata Rafly , lo bisa cerita sama kita apa yang terjadi sama lo." Kata Devano

"Gue gak kenapa-napa Fly, Dev." Ridho bangkit dari duduknya lalu mengambil jaketnya yang ia letakkan di atas meja. "Gue balik Bro, bayaran gue lo pegang dulu Fly." ridho menepuk pundak kedua sahabatnya kemudian melangkah keluar dari ruangan.

"Terkadang gue heran sama Ridho dia selalu memendam masalahnya sendirian." Rafly menatap pintu yang sudah ditutup oleh ridho tadi.

"Menurut gue, ridho itu tidak pernah mau menyusahkan kita.Disaat kita punya masalah dia pasti ada buat kita.Selama ini, ridho selalu membantu gue maupun lo kalau lagi dalam kesusahan.Gue pengen balas kebaikan dia tapi lo tahu sendirikan ridho  gak suka dikasih imbalan apapun."Ucap devano

"Kita beruntung Dev, punya sahabat kayak Ridho "

Bintang tidak terlihat di langit gelap diatas sana.Bulan pun sama tampak bersembunyi dibalik awan yang menyelimutinya.Suasana seperti ini juga menggambarkan hati Ridho yang merasakan kesepian.Saat ini suasana hatinya tidak menentu.Wajah gadis itu terus bermunculan di benaknya.Ridho mengakui kalau putri sekarang benar-benar tumbuh menjadi perempuan cantik dan lembut.Terbukti cara gadis itu berbicara.

Ridho menyilangkan kedua tangannya di atas rerumputan menjadikan tangannya itu sebagai bantal di kepalanya.Ia menatap langit hitam diatas sana.Tampak kesepian tak ditemani bulan dan bintang.Seperti juga dirinya.Kesepian.

"Ridho." Suara gadis itu terdengar jelas di telinga Ridho.Bahkan sekarang ia sudah berkhayal kalau Putri ada disini.

"ridho.." kali ini suara putri makin dekat di pendengarannya.ridho memejamkan matanya mana mungkin putri disini.Dia mungkin sudah gila sampai berkhayal putri ada didekatnya.

Bagaimana nih ridho ngayal atau engak ya?penasaran?
Makanya tap bintang dan komen

NEXT OR STOP?

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang