Suasana hening yang menyelimuti ruang tamu antara pria dewasa dan satu orang anak kecil membuat siapa saja pasti terheran. Raka anak kecil yang begitu menggemaskan itu, terlihat menatap lurus kearah 3 set kotak mainan diatas meja ruang tamu dengan tatapan dalam seolah ia sedang berpikir keras. Sedangkan Andre cowok yang duduk disebelah bocah tersebut mengerutkan kening melihat tingkah Raka, setelah memeluknya tadi hingga sekarang bocah itu hanya diam memandang lurus mainan pemberiannya tanpa ada niat sedikitpun untuk membuka kotak yang berdominasi warna biru tersebut.
Ia berdehem pelan sebelum bertanya, “Raka kenapa?”.
Si bocah membalas menatapnya dengan tatapan bingung dan sedikit takut.
“Kenapa sayang. Raka nggak suka. Mau om belikan yang lain lagi?” tanyanya saat melihat raut wajah anak wanita yang ia cintai itu.
Raka menggelengkan kepala pelan, lalu menunduk menautkan jemari kecilnya satu sama lain.
“Takut lusak Om.” gumamnya.
Deg.
Mendengar hal itu Andre tergelak, disaat ketika anak-anak lain mendapat mainan baru mereka akan senang dan bahkan langsung berebut, dan membuka mainan yang didapat. Tapi, anak ini justru hanya diam seperti memiliki ketakutan akan merusakkan mainan darinya hanya karena ia buka dari dalam kotaknya.
Ya Tuhan. Batinnya miris.
Andre mengelus surai hitam yang terpotong rapi milik bocah tersebut lembut, membuat anak itu mendongak menatapnya. Lelaki itu mengulas senyum tipis.
“Raka jangan takut. Om belikan mainan itu memang khusus buat Raka. Jadi Raka tidak usah takut buat memainkannya. Ya sayang.”
“Tapi Om--.” ucapnya menggantung seperti bimbang bahkan ia melirik mainan yang ada diatas meja lewat ekor matanya.
“Kita main sama-sama mau?’ ajak Andre.
Sungguh Raka benar-benar terlihat takut dan enggan membuka mainan yang baru pertama kali ia dapatkan.
“Gimana?” ulangnya mencoba mengajak Raka kembali.
“Kalo lusak gimana Om. Laka nggak mau. Kan sayang.” ujarnya polos menatap sayang kearah kotak-kotak tersebut.
“Raka tenang aja. Om jamin mainannya nggak akan rusak. Kita main berdua mau.” Andre terlihat berusaha membujuk anak itu terus.
Raka terdiam sejenak sebelum mengangguk membalas ajakan pria disampingnya. Akhirnya keduanya bermain bersama. Mereka hanya membuka satu kotak set mainan saja itu pun permintaan Raka membuat Andre hanya bisa pasrah dan menemaninya bermain.
****
“Cla. Kamu mau mama kenalkan dengan anak temen mama?” ucap Sari hati-hati menyuarakan keinginannya kepada anak angkat perempuannya yang kini sudah terlihat lebih dewasa sejak pertama kali ia dan suami menemukannya.
Kekehan pelan terdengar, Clarissa membalas ucapan wanita paruh baya yang sudah ia anggap ibunya dengan guyonan berharap wanita disebelahnya mengerti jika dalam hidupnya hanya akan ada Raka seorang. Ia tidak mau membuka hati untuk laki-laki yang belum tentu mau menerima putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISSA (COMPLETE)
Romance(Revisi setelah tamat😊) Clarissa Maharani harus berjuang demi putranya yang masih berusia 4 tahun. Di usia yang masih remaja ia harus banting tulang untuk biaya kehidupan mereka berdua. Pernah di D.O dari sekolahnya sewaktu SMA karna ketahuan hami...