~04. Suivre Aldevaro~

546 42 3
                                    

Setelah kejadian itu, Elina keluar dari ruangan Aldevaro. Ia duduk di tempatnya, partner kerjanya tidak ada di tempat jangan tanya kemana, karena ia tidak akan tahu. Elina mengambil sebuah buku notes di tasnya lalu menuliskan sesuatu disana.

Day 1
Pisau lipat di lengan jasnya.

"Aku tidak tahu jenis pisau apa yang ada di jasnya itu, untuk apa dia bawa pisau itu sampai di Perusahaan." Elina menggeleng pelan, lalu menutup notesnya ia memandangi iPad itu dan melihat list Schedule Aldevaro, ia mulai mengcancel dan mengatur jadwal baru untuk Aldevaro, sebenarnya bukan hal yang sulit untuk Elina.

Elina pernah bekerja di perusahaan yang kini Rafael tangani, tetapi tidak lama. Karena Misi membuatnya memilih salah satu dari itu.

"Semoga ini tidak berlangsung lama." Elina melihat ke arah derap kaki yang semakin mendekat, ia melihat Aldevaro berjalan melaluinya dengan tampang datarnya itu.

"Sudah pergi ternyata," ucap Elina lalu mengambil handphonenya mengetik sesuatu disana.

To: Javis.
Dia pergi, ikuti saja.
Dia akan menuntun kita ke sesuatu tempat.

Setelah itu Elina kembali ke aktivitasnya dan bertingkah seperti tidak ada yang terjadi, dia ingin Misi itu cepat selesai dan ingin kembali pada Misi sebenarnya bukan Misi memantau yang membosankan.

****

Aldevaro berjalan menuju mobilnya, ia masuk ke dalam mobil hitam kesayangannya dan melajukan mobil itu keluar dari perusahaan, entah sadar atau tidak mobil hitam yang ada di pinggiran perusahaan itu mengikutinya dengan kecepatan biasa.

Saat dua mobil itu berjalan, Aldevaro menoleh ke arah spion. Alis matanya naik satu, ia bingung kenapa ada yang mengikutinya. Untuk apa pikirnya.

"Pasti suruhan dia, cih!" Aldevaro memasang earpiece pada telinganya, ia menaikkan kecepatan dan mulai memanipulasi arah.

Di sisi mobil yang lain, seorang pria melihat tanda-tanda Aldevaro akan menghilang dengan sekejap. Ia sudah menduga itu dari awal, ia sudah mempelajari banyak hal tentang manipulasi ini.

"Aku tidak akan tertipu Aldevaro, aku bukan orang biasa yang dapat tertipu hanya karena manipulasi ini, tapi tenang saja aku akan pura-pura terpengaruh dengan menipulasi ini, tapi setelah kau lengah maka akan ku kejar lagi. Javis bukan orang yang bodoh Aldevaro."

Kedua mobil itu menembus jalan sepi itu dengan kecepatan penuh, jalanan disana semakin berbelok-belok tetapi tetap saja kecepatan mereka tidak di kurangi sedikitpun, kalau pengemudi biasa mungkin tidak akan mengambil kecepatan setinggi ini untuk mengendara, tetapi kedua pengemudi ini memang sudah terlatih.

Saat jalanan mulai menurun, mobil yang dibawa Aldevaro berbelok tajam di arah pertigaan yang cukup curam. Mobilnya langsung masuk ke dalam sebuah jalanan hutan, mobil Javis pun mengikuti tetapi dengan kecepatan biasa ia tidak ingin Aldevaro tahu kalau ia bisa masuk ke jalanan itu juga.

Javis menghentikan mobilnya, ia melihat dari kaca mobilnya sosok Aldevaro keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hutan.

"Dia itu mau kemana? Mau buang air kecil? Tapi kenapa harus disini. Atau mungkin ada sebuah tempat rahasia disini." Javis tidak keluar dari mobilnya, ia memilih menyalakan iPad pelacaknya, ia melihat keadaan hutan ini dan mencari tempat-tempat yang mungkin mengganjal disini.

Jari-jari Javis menggeser ke kanan dan ke kiri, sampai ia menemukan sesuatu yang aneh disana.

"Eh? Kenapa ada tangga ke bawah, tapi tunggu." Javis memperbesar gambar itu.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang