~08. More and More Fact.~

489 44 2
                                    

Aldevaro's POV

Sejak awal memang aku tidak menyukai cara Ibu tiriku itu, mulai dari menghancurkan keluargaku hingga ingin menguasai Bisnisku yang awalnya dia tidak tahu, tidak benar jika dia itu sosok ibu sambung yang baik. CIH! melihatnya saja aku sudah muak, apalagi harus berbicara kalau dia ibu baik. Lebih baik aku tinggalkan saja gelar 'Diaz' dan pergi mencari Ibu kandungku.

Diaz Company adalah tempatku bekerja sebagai Aldevaro, dan saat aku masuk dalam bisnis bayanganku aku dikenal dengan Ken bukan Aldevaro.

Sosok yang sekarang masih mengganggu pikiranku adalah sosok sekretaris wanita di perusahaan, namanya Elina Judith. Awalnya dia memang tidak menunjukkan tanda-tanda keanehan, tapi akhir-akhir ini aku merasa ganjil. Mulai dari notes yang dia bawa dan tidak pernah tahu isinya apa, lalu sebuah sisir yang sangat familiar, aku pernah punya sisir itu tapi itu bukanlah sisir tapi isinya sebuah suntikkan berisi obat pelumpuh. Lalu tentang aroma darah. Biasanya orang lain mencium bau darah maka dia akan berpikiran tidak jelas dan takut, tetapi dia tidak dan malah bertanya siapa yang aku habisi.

Gerak-geriknya pun mulai berubah, dia kadang izin untuk pulang lebih awal dan keesokkannya ada beberapa memar ditangan atau pipinya, seperti habis berkelahi.

Lalu kecurigaan ku bertambah saat meeting di luar dengan salah satu client, aku sadar kalau ada yang mengamati tetapi tatapan orang itu menuju pada Elina, setelah itu fakta mengejutkan lain terlihat bahwa Elina pandai memainkan senapan dan benda tajam. Saat dia kembali kutanya tentang keahliannya dan dia menjawab setelah berpikir, membuatku tambah penasaran siapa sosok Elina itu, apa dia salah satu dari suruhan wanita itu? Saat aku ingin tanya lebih lanjut makanan sudah datang, jadi ku urungkan.

Kalau dilihat, Elina memang berbeda dari sekretarisku dahulu. Tetapi tidak salah jika aku harus mencari tahu lebih lanjut. Sekarang sudah malam, Reggie pasti sebentar lagi mengirimkan informasi itu.

"Al, kamu tidak pulang? Kenapa tetap disini?" aku menoleh ke arah suara itu dan menyuruhnya untuk duduk di dekatku. Ia mengangguk dan duduk di sebelahku, aku mengelus rambutnya pelan dan membawanya kedalam pelukanku.

"Aku hanya malas pulang kerumah, memangnya aku tidak boleh disini?"

"Eh tidak, aku senang kalau kau disini. Aku jadi tidak kesepian, kau tahu kan aku tidak bisa bersosialisasi. Kau pasti melarangnya juga." Aku hanya terkekeh dengan ucapannya, ya memang benar aku pasti tidak akan membiarkannya keluar dari rumah ini.

"Aku hanya ingin kau aman," ucapku dan mengecup pucuk kepalanya beberapa kali.

"Terimakasih Kakak." ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

Dia Kyla, adik angkat keluargaku. Umurnya hanya berbeda 2 tahun denganku, tetapi karena kesalahannya dimasa lalu akhirnya kubawa dia kesini untuk menjauhkannya dengan masa lalunya. There will be a time for me to take you out of here and face your past, Kyla.

"Ah Kak, apa kau sudah mempunyai kekasih?" aku mengangkat satu alisku bingung, kenapa anak ini bisa menanyakan soal kekasih padaku. Ia mulai melepaskan dekapannya dan mengambil segelas air yang ada di meja, dan itu milikku.

"Kenapa bertanya tentang kekasih? Kakak malas membahas itu. Bahas yang lain saja okay," ucapku meminta padanya untuk tidak membahas perihal sensitif itu.

"Oh C'mon, umurmu sudah 27 Kak. Harusnya kau sudah punya kekasih, untuk apa kau tampan kalau cuma sendiri." aku hanya mendengus, saat ingin menjawab, handphoneku berdering dan terlihat nama Reggie disana. Dengan cepat kuangkat.

'Halo, bagaimana Reg?'

'Informasi Elina benar-benar sulit Al, informasinya sangat minim, bahkan nama kedua orangtuanya saja tidak tercantum disana.'

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang