Ch.2

2.9K 230 20
                                    

Bulan pertama kehamilan

Soonyoung,ia sungguh merasa kewalahan.

Ia tidak tahu apabila mengalami morning sickness akan separah dan semenyiksa ini.

Tiap pagi sekitar jam 07:15 ia pasti akan langsung pergi menuju kamar mandi dan berdiri didepan wastafel.

Memuntahkan cairan putih bening,tidak ada yang keluar hanya itu saja.

Terkadang Wonwoo juga membantu memijat tengkuk sang istri.
Seperti saat ini,

"Sudah merasa baikan?" tanya Wonwoo dan membopong Soonyoung kembali ke ranjang tempat tidur.

Setelah itu,Wonwoo menyodorkan segelas susu kehamilan rasa coklat milik Soonyoung.
Awalnya Soonyoung menolak karena rasanya yang tidak enak,padahal semua minuman rasa coklat adalah kesukaan Soonyoung selama ini.

Dengan sedikit paksaan serta ancaman,mau tidak mau Soonyoung harus meminum susu tersebut.
Ia juga tidak ingin si jabang bayi merasa kehausan dan kekurangan nutrisi didalam perutnya.

Selesai meminum susu..Wonwoo lalu membawakan senampan sarapan pagi.

"Aku bisa sendiri,Won-ah," setelah mengetahui jika Soonyoung hamil,Wonwoo jadi lebih overprotektif.

Selalu membatasi gerak tubuh dirinya,padahal ia masih sanggup mengerjakan pekerjaan rumah selama perutnya belum membesar.

Tapi Wonwoo tetaplah Wonwoo,ia tidak mau istri serta si jabang bayi merasa kelelahan.
Ia tetap bersikeras akan mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian tanpa bantuan Soonyoung mulai saat ini,semuanya di ambil oleh Wonwoo.

Pernah suatu saat,Soonyoung tertangkap basah sedang mencuci piring bekas mereka makan siang.
Dan itu ketahuan oleh Wonwoo,dan jadilah Soonyoung dinasehati oleh suaminya tersebut.

"Hanya mencuci piring,tidak mengangkat yang berat-berat,Won-ah."

"Aku tidak mau,intinya kau harus istirahat. Sekarang biar aku yang menyelesaikan sisanya,sekarang tidur siang!" perintah Wonwoo mutlak.

Tidak bisa dibantah sama sekali.

Soonyoung berdengus sebal dibuatnya,ia tidak tahu jika masa kehamilannya justru dikekang oleh sang suami.

Jika seperti ini terus selama 9 bulan kedepan,Soonyoung yakin ia akan mati berdiri akibat kebosanan.





Bulan kedua kehamilan…

Perut Soonyoung mulai sedikit berisi dari biasanya,bahkan apabila dipegang secara perlahan saja pasti akan terasa seperti sebuah gumpalan daging didalamnya.

Saat itu malam hari,Wonwoo berbaring dipaha istrinya.

Wonwoo menghadapkan wajahnya kearah perut berisi Soonyoung,sambil mengajak si jabang bayi untuk berbicara.

"Bagaimana keadaan si kecil,Young-ah?" Tanya Wonwoo kepada si istri yang sedang asik membaca majalahnya.

"Ia baik-baik saja,sangat sehat."

Lalu Wonwoo mengusak wajahnya ke perut sang istri,sesekali mengecup perut Soonyoung

"Sshh geli Won-ah,hentikan." rutuk Soonyoung dan mencoba menghindari usakan wajah pada perutnya.

"Aku tak sabar ia lahir,sayang." ujar Wonwoo yang kali ini beranjak jadi ikut duduk bersender disamping Soonyoung.

"Bersabarlah,hanya tinggal 7 bulan lagi."

"Itu masih sangat lama,tidak bisa dipercepat apa?" Soonyoung tertawa geli mendengarnya.

"Aku yakin 100%,bahwa kau nantinya akan mengeluh ketika sikecil lahir.
Kau pasti hanya akan gemas ketika ia lahir nanti..tapi jika merawatnya kau pasti tidak bisa." ejek Soonyoung dan bersender pada bahu sang suami.

"Jangan meragukanku,seiring pertumbuhannya kelak.
Aku pasti akan bisa mengurusnya,dibantu denganmu tentunya." Wonwoo lalu merangkul bahu kecil Soonyoung dan menciumi pucuk kepalanya.

"Won-ah,aku ingin eskrim rasa alpukat dan bubur rasa kepiting."

Wonwoo seketika menegang akibat permintaan sang istri,bukan apa-apa.

Ini sudah tengah malam,memangnya ia harus mencari itu semua kemana?
Jika eskrim mungkin ia akan segera mendapatkannya di sebuah minimarket didepan perumahan mereka,tapi jika bubur rasa kepiting?

Wonwoo rasanya ingin menjedukkan kepalanya saja kedinding ketika permintaan sang istri datang disaat seperti ini.

"Hm,baiklah aku akan mencarinya sekarang. Tunggu aku!" Wonwoo segera beranjak menuju lemari mencari jaketnya dan menyambar kunci mobil miliknya.

Sebelum benar-benar keluar dari kamarnya,Wonwoo mendengar teriakan dari Soonyoung.

"Belikan juga buah stroberi dengan potnya juga,ya sayang!"

Demi Tuhan.

Siapapun tolong hentikan permintaan macam-macam istrinya sekarang juga.
Wonwoo merasa tak sanggup kala mendengar permintaan istrinya itu.




Dijalan menuju minimarket,Wonwoo bertemu dengan Mingyu.

Adik tingkatnya dulu ketika masa kuliahnya.

"Ah,Wonwoo hyung?" Wonwoo hanya tersenyum menanggapi sapaan Mingyu.

"Hyung membeli apa? Oh iya,aku dengar istrimu sedang hamil,ya?
Selamat hyung,kau akan segera menyusulku." ujar Mingyu diiringi tepukan bahu untuk Wonwoo.

"Ya terimakasih,aku mau membeli eskrim rasa alpukat pesanan Soonyoung.
Kau tahu sendiri kan,biasa permintaan para ibu hamil.
Bagaimana kabar istri dan anakmu,Gyu-ah?" kali ini Wonwoo yang menanyakan keadaan kehidupan rumah tangga adik tingkatnya tersebut.

"Kabar Jeonghan dan Jungmin baik,hyung. Ah maaf tak bisa berbicara lama-lama denganmu,aku harus segera pulang.
Aku duluan hyung." pamit Mingyu dan segera keluar dari minimarket tersebut dengan langkah buru-buru.

Wonwoo segera mencari pesanan sang istri,setelah mendapat yang ia cari Wonwoo segera beranjak menuju kasir.

Sedikit informasi,bahwa Mingyu menikah dengan Jeonghan kakak tingkatnya dan itu adalah teman baik Soonyoung.

Ya,Jeonghan dan Soonyoung adalah teman baik masa kuliahnya.

Mingyu dan Jeonghan langsung menikah ketika Jeonghan lulus dengan Mingyu yang kala itu masih berstatus mahasiswa.

2 Bulan setelah menikah,keduanya mendapat kabar kehamilan pertama Jeonghan.

Dan sekarang umur anak pertama keduanya sudah 2 tahun,berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Kim Jungmin.















Adakah yang membaca ff ini 😂

Longlast(Soonwoo Couple)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang