Bila hidup ini penuh ujian aku tak pernah semengharapkan ujian sedikitpun akan diriku, aku ingin ia tak singgah di aku dan meskipun itu hanya berpapasan saja.
Namun Tuhan telah berkata lain.
Dari kecil aku sangat mendambakan seorang ayah yang bertanggung jawab dan penyayang tapi tuhan mengirimkanku ayah yang biadap dan tak punya hati sama sekali. Besarnya umurku tak dapat mengobati rasa rinduku padanya, ya rasa rindu itu masih ada dan tak bisa ku pungkiri sama sekali.Kenapa?
Sekarang apakah kalian juga akan mengatakanku sebagai anak yang durhaka? Oh boleh saja asalkan kau jaga saja mulutmu itu agar tidak berdampak kau menampar hatiku secaranya nyata.Dari kecil sampai sekarang tidak pernah sekalipun aku di gendong oleh ayah. Seberapa pentingnya arti gendonggan itu bagiku? Bodoh! hanya manusia bodoh yang menanyai perihal itu terhadap seseorang anak.
Kenapa? Sebab di gendong dan dimanjakan seorang ayah adalah kebutuhan primer bagi anak. Hati mereka seakan menyatu jika mereka bersama. Bersatu adalah kebahagiaan dan semangat hidup bagi sang anak meskipun ia masih bayi sekalipun diapun juga dapat merasakan. Karena dia adalah buah hati dari si ayah bahkan darah dagingnya, pelukan itu sangat perlu untuk diberikan pada anaknya. Dan kasih sayangnya itu semua perlu karena tanpa dia untuk menjalani hidup itu sangat sulit.
Bersama ayah juga bisa membuat anak merasa tenang juga spontan akan meniru sikap dan cara pandang sang ayah. Namun bila dari kecil anak telah terpisah dari semangat hidupnya akan terlihat perbedaan si anak dengan teman-temanya. Seperti diriku berbeda dan kau tau aku trauma dengan laki-laki. Kenapa? Sebab dari kecil aku tidak pernah bersosialisasi dengan laki-laki sekalipun sebab anganku terbatas untuk bergaul dengan mereka.
Oke sekarang jangan salahkan aku karena aku kurang bergaul dengan laki-laki. Sebab Ayahku itu aku menjadi benci dengan kaum adam karena hal itu.
Bukan hanya aku saja yang menjadi korban. Kakak ibuku juga dan adik ibuku dan belum juga teman-temanku. Mereka yang ku sebutkan juga menjadi korban dari ayah dari anak-anak mereka. Dan karena itulah aku membenci dan malas jika berdekatan dengan kaum adam.
Hal itulah yang membuat pengendali amarahku memuncak dan ia hanya mengatakan dan bersikeras dengan laki-laki itu semuanya sama.Aku memang anak yang malang mendapati ujian yang sangat sulit pun juga terbilang terbuang. Ibuku juga menghapuskan kepercayaanya terhadapku, pun Pamanku juga telah membuat hatiku menjadi rapuh, patah juga sakit dan hancur.
Dari pengalamanku diatas apakah masih wajib aku menyembah Tuhan? Dan masih percaya bahwa takdirnya itu indah untukku jalani? Bahkan aku telah ragu terhadap kenikmatan tuhan itu untukku.
Sungguh mungkin aku adalah manusia iblis. Iblis yang berwujud manusia. Bukan manusia seutuhnya.
Aku tidak pernah bersyukur atas rahmat Tuhan terhadapku dari yang terkecil hingga yang terbesar. Dimulai dari aku bernafas misalnya dan selalu bangun di pagi hari dan kesehatan bagiku apa itu bukan nikmat dan rahmat? Bahkan Andai saja menghirup karbon dioksida itu dibayar maka mungkin aku adalah orang yang tidak beruntung, mungkin aku akan mati jika tak membayarnya untuk seharian di pakai.
Tapi dari rahmat tuhan itu aku anggap sebagai modal dalam hidup dan memang wajib terhadap manusia ia berikan. Dan kesehatan itulah yang menjadi modal kesombongan, keangkuhanku terhadap takdir tuhan.
Sehat iya tapi buat apa sehat jika takdir kita hanya untuk bersedih dan bergelut terus dalam air mata apa kau mau sepertiku? Dalam sehatku itu pasti selalu memikirkan takdirku.
TAKDIR YANG HANYA DIBIARKAN UNTUK BERSEDIH DAN BERDUKA.
Apa aku salah mengharapkan kebahagiaan terlengkap dihidupku? Sajikan semacam sajikan itulah kemauanku. Kesehatan bukanlah yang terbaik untukku tapi yang terutama bagiku adalah kelengkapan dan kepercayaan dan kebahagiaan. Itulah yang terpenting bagiku. Keluarga yang utuh, menyayangiku dan mempercayai ku.
Buat apa aku sehat jika aku tidak bahagia bersama keluarga keharmonisan yang selalu ku inginkan tidak pernah sekalipun ku dapatkan. Lalu buat apa aku sehat? Jika sehat saja selalu membuat penyakitku kambuh? Ya penyakit kerinduan tentang keharmonisan dalam rumah tangga Ayah dan Ibu dan bukanlah hubungan perceraian ini.
***
Telahku pikir baik-baik
Ayahku pergi
Ibu dan Paman melunturkan kepercayaannya terhadapku
Semua temanku menghilang
Aku pernah di operasi
Apa itu semua ada baik untuk ku harus bertahan?Dan menjadi guru adalah
kebencian dan hal yang ketidaksukaan bagiku. Bagaimana mungkin aku yang tidak suka anak-anak dan tidak sabar emosional menjadi guru seperti ini?.Dalam hidup mungkin kebanyakan semua orang memiliki impian, termasuk akulah. Tapi impianku hanya satu asal dunia ini tahu.
Aku harap air mata tidak pernah lagi jatuh dipipiku. Hanya itu saja sudah cukup.
Aku hanya ingin ujian dari Tuhan ini hanyalah ujian yang dapatku jalani sendiri bukan ibu yang menderita dan sangat sakit.
Ayah.
Nama dialah yang terusku benci dalam hidup. Dan yang terakhir adalah ujian dari Tuhan.Tubuhku pernah di operasi menderita tumor. Dan apakah masih bisa aku mempercayai Tuhan sebagai tempat pengaduanku? Apalagi ujian untuk ku? Mungkinkah kematian akan merengutku nyawaku esok hari?
Memang akulah hamba yang termalang di dunia ini. Dahulu aku hebat dan kini aku mati dalam semuanya dan tiada arti.
Percuma hidup ujian Tuhan sangat kutakuti. Ingin ku berlari menjauh tapi daya ku tak mampu. Apakah ini takdir tuhan untuk ku selamanya? Malang dan sadis sudah terpampang jelas. Hatiku tak sanggup untuk menampung beban dan tubuhku tak ingin mendapat ujian seberat ini. Ku harap Tuhanku mendengarkan.◽◽◽◾◾◾
Hai gimana curhatnya kali ini?
Biasa aja atau merasa gimana nih?Gaje mungkin?
Mohon tinggalkan vote juga komennya ya.
Terimakasih banyak yang udah baca serta komen dan votenya.
Lanjut ke part berikutnya ya
Udah ada.Rencana sanak nio sampai bara awak buek caritoko? Kalau siko awak akhiakan baanyo?
(rencana saudara mau sampai berapa saya buat cerita ini? Kalau disini aku akhiri bagaimana?)

KAMU SEDANG MEMBACA
M U A K
No FicciónCerita ini berisi tentang pelampiasan murka seorang anak yang tidak sama sekali dipercayai dalam segala hal yang dia kerjakan. Akhirnya dituliskanlah. Dan tulisan menggunakan bahasa yang terbuka dan penuh sakit. Part selalu nambah jika masalahnya se...