Athena berdiri ditengah pinggir lapangan mengamati anggotanya yang sedang latihan. Ditangannya terdapat bola basket. Ia mengenakan jersey basket lengkap dengan celananya yang berwarna biru. Nama Samudra Magentara tertera dibelakang punggung dengan angka 10 tertera dibawahnya. Sepatu basketnya yang bermerek menapak di lantai kayu lapangan yang mengilap. Ia Siap beraksi dilapangan.
Athena mendribble bola dari ujung ke ujung lapangan sebagai pemanasan. Ia juga mengshot bola ke ring untuk meregangkan otot tangannya. Setelah dirasa cukup, mereka main beregu sebagai latihan.
Athena berdiri ditengah lapangan berhadapan dengan anggota tim lain yang kini menjadi lawannya dilatihan. Disaat bola dilemparkan ke udara bersamaan dengan suara pluit yang melengking, Athena melompat keatas dan memukul bole kedepan, memberikannya kepada Mahesa yang dengan mulus menangkap dan menggiringnya ke ring lawan.
"Mahesa!" Athena memangil nama perempuan itu dari ujung lapangan. Seperti mengerti, Mahesa langsung mengoper bola ke arah Athena dan langsunh ditangkap.
Athena menggiring bola ke depan Area three second lawan. Melihat ia sudah dihimpit lawan mempersempit geraknya, matanya dengan serius mencari jalan pintas sekaligus kepalanya berpikir cara yang paling benar untuk mencetak skor. Bagai sudah terbiasa dengan hal itu, Athena langsung memantulkan bola kelantai sekali dan mengangkatnya. Dengan langkah kaki lebar kearah ring, ia mengangkat bola serentak dengan lutut keatas serta melompat kearah ring untuk memasukan bola. Dan lay up Athena mencetak skor dengan mulus. Ia langsung berlari kecil ke tengah lapangan sambil tersenyum bangga.
Kegiatan ini selalu menjadi rutinitasnya sejak kelas dua SD. Basket sudah menjadi bagian dari hidupnya karena dengan bakset ia bisa melupakan sejenak masalah-masalah yang ia punya dan dengan basket juga secara tidak langsung ia dilatih untuk disiplin dan kerja sama antar tim. Awalnya memang sulit untuk berkerja sama dengan orang lain yang berbeda background dengannya karena Athena terpaut keras kepala dan pendiriannya tangguh. Ia tidak banyak bicara dan berbicara kalau punya tujuan yang penting. Ia juga kadang dinilai judes atau sombong sama orang yang tidak mengenalnya karena wajahnya yang terkesan datar.
"Athena!" ia langsung mengejar bola dan merebutnya.
Athena kembali menyerang ke area lawan tapi ia kesulitan untuk mendekati ring Karena ia dihalangi oleh lawan. Untuk itu ia langsung melakukan jump shoot yang tepaut jauh dari posisinya, namun karena skill nya yang sudah diatas rata-rata bola itu melambung masuk kering lawan dan mencetak skor lagi untuk kelompok mereka.
Athena mundur ke tepi lapangan setelah dirasa latihan hari ini cukup. Ia duduk di bangku pemain dan membuka resleting tasnya. Menyambar botol air minum miliknya dan meneguknya sampai habis. Basket memang melelahkan tapi ini satu-satunya olahraga yang membuat ia tidak pernah lelah.
Athena melepaskan sepatu basket dan kaos kaki yang ia kenakan. Lalu menaruhnya didalam tas dan mengeluarkan sendal jepit. Kakinya terasa adem saat menyentuh permukaan sendal. Saat ia memasukan barang-barang lain seperti handuk kecil kedalam tas, ponsel miliknya berbunyi.
Ia meraih ponselnya yang menyala lalu membaca nama yang tertera. Tanpa pikir panjang, ia langsung menerima panggilan telepon itu.
Namun saat ia mendekatkan ponsel ke telinga ia langsung menjauhkannya sambil mengernyit.
"KAKAKKKKKK! KAKAKKKK!"
"Mario! Apaansi jangan teriak lah." gerutu Athena.
Mario langsung terkekeh kecil. "where are you?"
"I lagi di GOR." jawab Athena sambil melipat handuk di pangkuannya.
"Baru aja selesai latihan. kenapa?""engga hehehe." kata Mario.
Athena tau pasti lelaki ini ada maunya.
"apa, bilang aja ga usah ngeles segala." kata Athena datar.
"ih, apaan si. Padahal I cuma mau nanyain kabar kakak ku yang tercinta doang... "
Athena memutar bola mata "buruan."
"I mau nitip es kepal deket GOR dong!" Mario setengah berteriak dari ujunh sana membuat Athena memejamkan mata kesal.
"ya udah. Matiin buruan. Bisa conge nih denger lo ngomong."
"iya-iya, jangan lupa ya es kepal milo asoyyy!. Babay!"
Sambungan langsung tertutup dan Athena melempar ponselnya asal kedalam tas lalu menutup Reseletingnya. Ia berdiri sambil menggendong tasnya dipunggung dan mengambil helm full face miliknya.
Melihat pelatihnya yang ada dipinggir lapangan, ia langsung meminta ijin pulang dan berpamitan dengan teman-temannya yang lain.
Menurut kalian Athena Samudra Magentara gimana sikapnya?
Hay!! Welcome to my story!! Hope you like it dan jangan lupa vomment guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aydan&Athena
Fiksi RemajaAydan Arsenio, cowok begajulan SMA Pasi yang punya segudang masalah dalam hidupnya namun menjadi idaman kaum hawa karena wajahnya yang rupawan, mata berwarna coklat gelap, alisnya tebal, ditambah bibirnya yang sexy. Tawuran dan berantem itu nomor sa...