Dear Gaby

118 1 0
                                    

Dear Gaby.

Hallo, Gaby! Apa kabar denganmu? Lama tak jumpa, ya. Sudah lima belas tahun semenjak terjadinya insiden itu. Insiden yang mengakibatkan pecahnya hubungan kebersamaan kita. Sebuah insiden yang dipenuhi rona gelap yang mendalam ketika kita mengingatnya. Tetapi, yasudahlah. Toh, kita tidak hidup di masa lalu, bukan? Lagipula... kuyakin bahwa, kita berdua tidak ingin menjadi selayaknya manusia yang menghabiskan seluruh hidupnya di goa yang jarang sekali melihat indahnya kemilau cahaya mentari. Kuyakin itu, Gaby.

Sejujurnya... aku merindukanmu, Gaby. Sungguh. Bisa dibilang, itulah alasanku mengirim surat ini untukmu. Walaupun cara ini berkesan kuno---mengingat kita sudah berada di era digital---tetapi aku tetap melakukan ini demi mengenang masa-masa pendekatan kita berdua.
Mungkin kau bisa bilang bahwa aku sedikit menggombal dan mencoba merayumu lagi setelah sekian lama kita berpisah. Tetapi aku katakan bahwa aku serius. Tidak ada maksud lain selain kerinduanku denganmu dan masa-masa kita berdua.

Aku ingat masa-masa perkenalan kita. Yang di mana pada waktu itu, kesan pertamaku melihatmu pada waktu itu, kala hari kau memperkenalkan dirimu di depan kelas di hari pertama kita menduduki SMA kelas 2 dulu, kau adalah wanita biasa-biasa saja bagiku. Sungguh. Itulah kesan pertamaku melihatmu, Gaby.
Waktu itu aku melihatmu dengan datar. Kau sama sekali tidak tampak spesial bagiku. Sama sekali. Dari cara bicaramu, gaya rambut ikat duamu (yang bahkan menurutku) itu agak sedikit menjijikan, dan sifat pendiammu, kacamatamu, semuanya tampak tidak menarik bagiku. Bahkan terkadang aku ingin sekali menjahilimu dan memang aku melakukannya. Sungguh aku tertawa sendiri ketika menulis ini sekarang.

Oh iya, moodku sekarang seakan mengatakan bahwa aku akan menceritakan kisah-kisah antara kita dari kesan pertamaku hingga masa-masa perpisahan kita. Jadi, siapkan dirimu dan segenap jiwamu untuk mengenang masa-masa lalu kita, ya.

Berawal dari ketika kau memperkenalkan diri bahwa kau ialah anak pindahan dari SMA Kartajaya, yang berada di pulau seberang. Waktu itu, aku yang sedang duduk santai di meja sambil corat-coret asal, seketika mendengar suara Bu Nia untuk tenang---mengingat, anak-anak kelasan kita sedang berisik pada waktu itu. Pada saat itulah aku melihatmu dengan tatapan datar. Anak baru? Tanyaku dalam hati. Lalu kumelanjutkan orat-oretku di kertas.
Setelahnya, kau pun duduk dan kebetulan karena meja di sebelahku kosong, kau diminta untuk duduk di sebelahku.

"Permisi, salam kenal," katamu seraya bersenyum ramah ketika ingin duduk di sebelahku.

Aku yang tersentak lantaran sedang asik-asiknya mencoret, hanya bisa menengadah melihatmu dan berkata, "Oh... hai," lalu aku menyenderkan tubuhku ke tembok, melihatmu duduk dan diam terhenyak.

Lalu kesanku pada waktu itu ialah, bahwa kau adalah wanita kutu buku yang hanya menghabiskan waktumu di depan buku saja. Dan ternyata memang benar! Beberapa menit dalam kebisuan, kau merogoh tasmu dan mengambil novel tebalmu, lalu menenggelamkan diri di sana. "Hmmm, membosankan," kataku yang sengaja kuketuskan, lalu kumencorat-coret lagi.

Jam pelajaran usai tanpa adanya guru di kelas waktu itu. Kini waktunya jam istirahat. Tanpa menghiraukanmu yang tetap asyik membaca hingga seakan tak mengindahkan bel istirahat, aku melangkah lewat tepat di belakang punggungmu tanpa permisi.

Aku duduk bercengkrama dengan teman-temanku di kantin waktu itu. Dan tak sengaja kulihat dirimu membeli Gulai Sapi lalu kembali berjalan ke arah koridor.

Istirahat telah usai, dan kukembali ke kelas. Seperti biasa, aku selalu mengobrol dan bercanda dengan teman-teman sekelas sebelum guru masuk. Tetapi, di sela-selaku bersama teman-teman, aku melihatmu tetap sibuk dengan novelmu itu. Kuat sekali dia, kataku dalam hati.

"Woy, ngga bosen apa, bego!" Teriakku kepadamu yang setelahnya diiringi gelak tawa oleh teman-temanku. Tetapi, kau seakan tidak menghiraukanku atau mungkin memang kau tidak dengar karena terlalu fokus ke novelmu.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang