Ada Kelas Pada Paras.

279 13 0
                                    

Siapa aku? Wanita yang berusaha mempercantik diri.

Mari kita menangkis perkataan mereka mengenai "tak perlu repot-repot mempercantik diri, cantik saja tak cukup untuk memenangkan dunia."

Siapa kau berhak berkata demikian? Pernahkah kau merasa diabaikan? Di pandang tak ada, padahal kau ada. Tak pernah mata singgah padamu padahal suara berasal darimu, pernahkah? Atau, pernahkah kau mendapat perlakuan perbedaan antara mereka yang berparas indah dan kau yang sebaliknya? Tahukah kau betapa sulitnya agar hasil kerja kerasmu dapat di kenal, sedang mereka tak bekerja keras pun dengan mudah menjadi dikenal?

Ah, aku bukan orang yang cengeng sebab terlahir tak memiliki paras indah. Aku sangat bersyukur pada kedua orangtuaku sebab mereka, aku ada. Aku juga tak pernah merasa ambil pusing mengenai wajah yang tak mulus maupun putih, setidaknya hingga bangku kuliah ini kududukkan.

Disini, aku tau dunia benar benar kejam. Aku mulai tau bagaimana rasa terabaikan, bagaimana menjadi orang yang tak dianggap ada. Disini aku tau mereka yang berparas indah dengan mudahnya mencapai tujuan, sedang aku harus mati matian. Ini cukup menyakitkan. Disini, aku tau dunia sangat memilih dalam melihat.

Lalu, bagaimana dengan kami yang sudah sangat berjuang untuk terlihat enak dipandang namun tak kian menghasilkan? Haruskah kami terasingkan? Untung untung jika ada yang tetap berdiri. Akan dikemanakan mereka yang akhirnya mengecilkan diri?

Hai penduduk dunia, sekejam itukah kalian? Hai penduduk dunia, tak adakah kalian meng-iba? Hai penduduk dunia, tak ada kah luang bagi kami yang tak memiliki paras indah? Hai penduduk dunia, dapatkah kami kalian tempatkan pada kelas atas tanpa pandang paras? Mengapa harus mensekat kelas? Apa kami hina? Atau kalian yang bukan manusia?

Kepada manusia yang tak berparas indah, tak perlu kecewa, tak perlu mengalah, apalagi jatuh menyerah. Bukankah setiap yang tercipta memiliki guna?

MELANKOLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang