열네 (Fourteen)

634 74 4
                                    

Rest in Peace
Myoui Mina
March 1999 - June 2017

Aku memandang pusara itu. Terukir nama Myoui Mina disana. Mina meninggal Juni 2017, sudah sejak tahun lalu dan aku tidak mengetahui kematiannya. Selama setahun itu aku hanya mengatakan benci, benci, dan benci begitu nama Mina disebutkan, tak ubahnya ketika aku mendengar nama Yerin disebut.

Namun sekarang aku sudah tidak ada hak untuk membencinya, semenjak aku mendengar kisah yang diceritakan Taehyung. Aku harus berterima kasih kepada Mina, karena kalau bukan karena ia, aku takkan sekuat ini untuk menghadapi kenyataan.

Aku meletakkan bunga dengan pita hitam di atas pembaringan terakhirnya yang berupa tanah. Aku menatap pusara itu lama sekali. Setelah beberapa saat bimbang apakah aku harus mengatakannya, akhirnya kuputuskan mengatakan ini.

"Maaf dan terima kasih, Mina." kataku. "Berkat kau, aku menjadi lebih kuat menghadapi pedihnya kenyataan, dan maafkan aku. Karena aku kau jadi tidur disini. Harusnya kau tidur di rumahmu atau rumah Taehyung. Harusnya kau tidak meminum obat itu. Meskipun ini sangat terlambat, bunuh diri bukan penyelesaian dari sebuah masalah, Mina. Tapi itu semua kembali kepada dirimu. Ini keputusanmu, dan aku tidak bisa menahanmu karena ini semua sudah sangat terlambat. Sekarang, aku tak bisa lagi membencimu. Kau tidak bermaksud merebut dia dariku, dan karena skenario itu kau jadi merasa bersalah."

Sunyi, hanya gemerisik dedaunan dan derik serangga yang terdengar begitu aku menjeda perkataanku. Aku tertawa.

"Mungkin kalau kau tidak bunuh diri, kau pasti sekarang sudah datang ke tempatku, meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Dan mungkin kau akan mendapatkan sambutan yang tak ubahnya manusia mengusir tikus. Kalau kau masih hidup mungkin kau sekarang sudah menjadi temanku, bersama Seulgi dan Nayeon. Ah, kau tidak tahu mereka, ya? Mereka temanku, semenjak SMP."

"Kau mungkin sekarang sedang tidur disini, menunggu saat yang tepat keputusannya. Seharusnya sih kau masuk surga terbaik. Sejak awal kau memang tidak bersalah."

Aku mengakhiri perkataan panjangku lalu berdiri. Mataku menatap pusara itu terakhir kali, sebelum Taehyung menepuk pundakku.

"Sudah waktunya pergi. Sudah sore," katanya.

Aku menatap langit. Memang sudah sore. Langit biru telah berubah menjadi kemerahan dengan awan yang terlihat berwarna ungu. Aku mengangguk. Aku menepuk-nepuk celanaku yang terkena pasir, lalu mengikuti Taehyung. Kita sudah hampir sampai di gerbang pemakaman ketika aku teringat sesuatu.

"Taehyung," panggilku.

"Ya? Ada apa?" tanyanya sambil memutar kepala.

"Aku... Masih ada satu urusan disini," jawabku.

"Urusan apa?" tanya Taehyung lagi.

"Ada seseorang yang harus aku kunjungi disini. Mm... Kau tahu kan maksudku?" tanyaku sambil mengedikkan bahu.

Taehyung langsung paham. "Baiklah. Tapi cepat kembali. Kita harus pulang sebelum gelap."

Aku mengangguk, kemudian berbalik kembali memasuki pemakaman. Aku berjalan di antara pusara-pusara itu, berusaha mencari pusara yang sudah lama. Langkahku terhenti ketika aku melihat sebuah makam dengan pusara yang paling sederhana dan jelek. Makam itu sudah tua, namun sepertinya terawat dan bersih. Nampaknya penjaga makam sering membersihkannya. Aku menatap tulisan yang ada di pusara itu.

Rest in Peace
Jung Jaehyun
May 1998 - August 2017

Aku nyaris lupa tentangmu, Jaehyun. Kuharap kau tidak lupa tentang malam itu. pikirku sambil menatap makam itu.

HIDDEN FEELINGS | taehyung.sowonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang