일곱 (Seven)

912 96 8
                                    

"Kemana?"

Taehyung tidak menjawab pertanyaanku. Lelaki itu langsung menggenggam tanganku dan menariknya seenak hati. Aku hampir saja jatuh jika tidak menjaga keseimbangan.

"Kita tidak naik bus?" tanyaku.

"Tidak perlu. Kita hanya butuh waktu lima menit untuk sampai ke sana jika jalan kaki," jawabnya sambil terus menarikku.

Taehyung melangkahkan kakinya lebar-lebar. Aku sampai kewalahan menyeimbangkan langkah.

"Hei! Jalannya pelan-pelan. Aku hampir tersandung!" kataku, protes.

"Diamlah dan jangan cerewet," katanya membungkam mulutku.

Aku mendengus kesal. Taehyung memang selalu menyebalkan. Cowok berambut cokelat dan penyuka jaket Gucci itu selalu berhasil membuatku darah tinggi.

Taehyung tiba-tiba berhenti. Aku nyaris menabrak punggungnya jika tidak menghentikan langkah tepat waktu. Dia berbalik, aku memasang tatapan sebal yang kupunya.

"Kenapa berhenti mendadak? Kau membuat hidungku nyaris berdarah!" ucapku.

"Kau bawa uang cukup untuk membeli tiket?" tanya Taehyung.

Aku menaikkan satu alis, bingung. Kemudian aku melirik ke belakang punggungnya. Alisku yang semula naik menjadi berkerut. Dunia Fantasi?

"Kenapa kau mengajakku kesini?" tanyaku.

"Kudengar kau belum pernah kesini. Makanya aku mengajakmu," jawab Taehyung.

Alisku berkerut semakin dalam. "Kau tahu dari mana?" tanyaku.

"Itu tidak penting. Sekarang jawab pertanyaanku yang pertama," katanya datar.

Aku mendengus. "Tentu saja bawa," jawabku.

"Bagus. Aku jadi tidak perlu mentraktirmu," katanya puas.

"Hei!!!" seruku sambil memukul punggungnya sekeras yang aku bisa. Dasar lelaki kardus!

"Hei! Kenapa memukulku?" tanyanya sambil meringis.

"Itu PR mu kali ini," jawabku.

Aku berjalan menuju loket tanpa memedulikan umpatan-umpatan Taehyung. Cowok itu akhirnya berhenti mengumpat ketika menyadari aku berjalan mendahuluinya. Taehyung ikut membeli tiket, kemudian masuk ke Dunia Fantasi.

Kami telah berada di dalam Dunia Fantasi. Aku menatap berkeliling. Banyak sekali pasangan ulzzang yang bermain-main disini. Aku bahkan melihat pasangan yang membeli gula kapas dan memakannya berdua. Mesra. Aku benci itu.

"Kenapa melihat mereka? Kau ingin melakukan hal yang sama?" tanya Taehyung tanpa rasa bersalah.

Aku menendang lututnya hingga ia berteriak kecil.

"Kenapa menendangku?!" tanya Taehyung tidak terima.

"Salahmu." Aku kembali menatap berkeliling.

"Kau tidak kesini hanya untuk menatap orang-orang kan?" tanya Taehyung lagi.

"Asal kau tahu, kalau bukan karena kau yang memberikan tiket itu, aku takkan menurutimu," kataku.

"Kalau begitu kau akan menuruti semua kemauanku?" tanya Taehyung tiba-tiba.

"Sekarang kau terdengar seperti orang mesum," cibirku.

Taehyung malah tersenyum. "Aku takkan melakukan yang aneh-aneh. Kau akan menurutiku, kan?"

"Yah, anggap saja sebagai balas budi," jawabku sambil mengangkat bahu.

"Kalau begitu ayo ke sana," katanya sambil menunjuk sesuatu. Aku mengikuti arah telunjuknya.

HIDDEN FEELINGS | taehyung.sowonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang