The Next Level

5.2K 676 40
                                    

          

Rumah itu sepi. Hanya beberapa maid mondar-mandir sembari membersihkan isi rumah itu. Resmi menikah selama dua bulan, membuat Jaejoong masih mencoba membiasakan dirinya dengan lingkungan baru.

Sangat ingin menelpon lelaki yang telah menjadi suaminya namun otaknya tidak sejalan dengan hatinya. Seingatnya, sudah lima hari mereka tak bertemu. Yunho selalu berangkat pagi-pagi buta, dan pulang ketika dirinya sudah terlelap.

Aku akan sangat sibuk akhir-akhir ini.

Mungkin kita akan jarang bertemu.

Jangan tunggu aku pulang.

Aku akan menyelesaikan semua ini.

Hanya sebuah coretan di atas memo kecil yang ditempel di atas meja nakas. Sejujurnya, ia sangat merindukan lelaki bak beruang itu.

Selama ini, mereka tidak sering melakukan kontak fisik. Bahkan sudah dua bulan menjadi pasangan suami istri, Yunho belum menyentuh Jaejoong sekalipun. Mengingat trauma yang dialami istrinya masih melekat erat dalam dirinya.

Lucunya~ Yunho sendiri tidak pernah protes tentang itu. Lelaki tampan itu selalu memperlakukannya dengan baik. Ia selalu menghormati keputusan Jaejoong ketika membuat jarak di antara mereka.

Masih teringat jelas dibenak Yunho saat pertama kali mereka tidur bersama, Jaejoong pingsan dalam dekapannya. Jantungnya berdebar secara berlebihan membuat kesadarannya hilang. Disitu Yunho yakin bahwa Jaejoong sedang berjuang mati-matian untuk melawan rasa takutnya.

Sejak malam itu, Yunho berinisiatif untuk menaruh guling di tengah-tengah kasur mereka. Meskipun mereka tidak bisa melihat satu sama lain, Yunho akan menggengam tangan Jaejoong hingga keesokan paginya.

Hal-hal kecil seperti itulah yang membuat seorang Jung Jaejoong merindukan suaminya. Ia jadi teringat nasihat ibunya sebelum akhirnya ia menikah dengan Yunho. Ibunya berkata bahwa ia harus menjadi istri yang baik dan mampu melayani suaminya. Jika tidak, suaminya akan mencari kepuasan di luar.

Tiba-tiba Jaejoong merasakan sekujur tubuhnya mendingin. Bagaimana selama ini ternyata Yunho melampiaskan hasratnya pada wanita malam?

Tidak, tidak.

Yunho tidak mungkin melakukan itu.

Tapi... bukan kah suaminya itu lelaki sehat yang harus menuntaskan kebutuhan biologisnya?

Jaejoong meringis. Pikirannya membuatnya resah. Tangannya gatal untuk menggapai handphonenya untuk menghubungi Yunho.

Tanpa banyak basa-basi, segera ia mendial nomor suaminya.

Nomor yang anda tuju sedang sibuk silahkan—

Ugh.

Jaejoong meremas handphonennya dengan raut wajah cemas. Bayangan Yunho bersenang-senang dengan wanita malam memenuhi kepalanya.

"Apa aku harus datang ke kantornya?" monolog Jaejoong pada dirinya sendiri.

Rasa tidak yakin itu kembali muncul. Terakhir kali ia nekat keluar rumah, ia malah bertemu dengan Choi Siwon. Lalu pada pesta pernikahannya, ia hanya bertahan atas ucapan-ucapan Yunho yang menguatkannya.

Namja tampan itu terus menerus mengucapkan kata-kata penenang agar ia tidak gugup saat pesta pernikahannya berlangsung. Sepertinya kembali nekat keluar dari rumah bukanlah hal yang bijak untuk Jaejoong, mengingat ia bisa saja pingsan dan tergeletak di tengah jalan.

Namun dalam hati kecilnya ia sangat menginginkan untuk bertemu namja bermata musang itu dan menatapnya lama-lama. Ia takut suaminya akan terpikat dengan orang lain.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang