Happily Ever After (END)

6.8K 603 50
                                    

Matahari mulai pelan-pelan terbenam bagai tertelan bumi dan suasana kota semakin ramai saja. Jaejoong, Junsu dan Changmin sedang bersantai di salah satu café elit di tengah kota Seoul di sela-sela kegiatan mereka yang cukup padat. Keadaan Jaejoong setiap harinya semakin membaik dan trauma-nya sudah mulai hilang.

"Jadi...kalian sudah apa saja?" tanya Changmin polos.

Jaejoong sedikit tersedak saat meminum green tea latte kesukaannya. "Sudah apa? Ma-maksudmu?"

Changmin mendecak, "Yah, kau tahu lah. Apa yang seharusnya dilakukan sepasang suami-istri."

Junsu menyenggol lengan Changmin tidak senang, "Kau tahu keadaan Jaejoong seperti itu, masih saja kau tanyakan."

Changmin hanya menunjukan wajah tak pedulinya membuat Junsu kesal.

"Mhm...kami sudah berciuman." Ujar Jaejoong ragu-ragu.

"APA?!" kaget Junsu dan Changmin serentak. Beberapa orang disitu sampai ikutan terkaget.

"Jangan keras-keras teriaknya, aku malu..." pipi Jaejoong memerah karena malu atas ucapannya sendiri barusan.

Changmin dan Junsu tak menyangka. Sahabat mereka yang notabene-nya ini 'alergi' dengan laki-laki, bisa berciuman dengan Yunho!

"Lalu apa kau sudah..." Changmin membuat bentuk lingkaran dengan jemari tangan kirinya yang setengah di kepalkan lalu memasukan jari telunjuk kanannya ke dalam lingkaran tersebut.

"Ya! Changmin-ah!" pekik Junsu. Sial. Temannya yang satu ini sangat mesum. Lebih parahnya lagi, tingkah mesumnya tidak tahu tempat.

Pipi Jaejoong kian memerah bagai kepiting rebus, namun sedetik kemudian ia menggeleng lemah.

"Mwo? Kalian belum berhubungan intim?!" ucap Changmin—yang kali ini membuat Junsu melayangkan sebuah pukulan emas tepat di atas kepala namja jangkung itu—

"Apa sih, Kim Junsu? Kenapa kau sensitif sekali padaku, eoh?"

Changmin menatap sinis pada sahabat berpantat montoknya itu yang dibalas dengan bitchy face ala Kim Junsu.

"Aku tidak akan marah padamu jika kau jaga mulut kotormu itu, Shim Fucking Changmin!"

"Kau menambahkan Fucking pada namaku, Kim Junsu!"

Junsu memutar matanya tak peduli, "Whatever."

Junsu sendiri heran mengapa ia tidak pernah bisa akur dengan namja bermarga Shim di sebelahnya ini. Anehnya, mereka berdua ini selalu bersama dan saling mencari jika berjauhan.

"Aku tak percaya aku mau berteman dengan makhluk sepertimu." Ucap Changmin pedas.

"Kau pikir aku percaya?" balas Junsu tak kalah pedas.

Jaejoong hanya terdiam melihat pertikaian kedua sahabatnya yang memang tak bisa akur. Meskipun mereka tidak bisa berdamai, entah mengapa Jaejoong merasa lucu menyaksikan ketika mereka adu mulut.

"Daripada aku meladenimu, lebih baik aku bertanya saja pada Jaejoong." Changmin memutar kursinya menghadap Jaejoong.

"Ya, Jung Jaejoong. Katakan padaku, kenapa kau tidak mau berhubungan dengan kekasihmu yang tampan dan kaya itu, eoh?"

Namja cantik itu menatap Changmin kaku. "Aku tidak tahu."

"Kau tidak tahu? Mana mungkin kau tidak tahu penyebabnya."

"Aku takut."

Changmin tertawa. "Takut? Kenapa kau takut, Jae? Kau harusnya tahu bahwa rasanya itu—"

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang