04.10 A.M
DRETT!! DRETT!! DRETT!!
Nyala alaram dan bayangan bergerak secara langsung dan terkoreksi. Membawa dia masuk ke alam nyata dan membuat dia membuka mata. Dengan malasnya dia bangun dari tempat tidur, beberapa detik kemudian dia melihat jam dan secercah seyum langsung tercetak di wajahnya.
Mungkin jam segini masih terlalu pagi utuk bangun tapi tidak bagi Kyla, ini adalah waktu yang tepat untuk dia berolahraga. Degan cepat ia memasuki kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.
Suasana sepagi inilah yang sangat disukai Kyla, dia bisa dengan tenang menghirup udara yang masih segar tapa ada ngangguan dari asap kendaraan yang biasanya berlalu lalang. Saat ini Kyla telah berlari tiga kali megelilingi komplek rumahnya. Hari sudah menunjukkan pukul 05.46 pagi Kyla segera berlari ke rumah dan bersiap untuk sekolah.
Hari ini adalah hari pertama Kyla masuk SMA dan disambut dengan apel pagi. Setelah upacara waktunya untuk melihat pembagian kelas yang sudah ditempelkan di papan mading.
“Kyla” yang dipanggilpun melihat kebelakang mendapati kawannya disana dan langsung menghampiri mereka yang tengah tersenyum padanya.
“Shafira?”
“Ky, lo udah liat kelasnya belum?” Kyla hanya menggelengkan kepala
“Kuy lah lihat” Kara langsung menarik tangan Kyla dan memasuki gerombolan siswa yang berebut untuk melihat hasil pembagian kelas
“Kyla lo sekelas sama gue” pekik Shafira tak tertahankan
“Berarti gue gak sekelas sama kalian. Salma enak banget ya udah langsung dapet kelas” wajah Kara yang awalnya gembira malah menjadi berkerut.
“Ra, lo kelas IPA 5 sekelas sama Syamsul” mendengar ucapan Kyla wajah Kara kembali tersenyum.
Syamsul adalah kawan satu kelompok Kyla, Shafira dan Kara ketika MOS, berbeda dengan Salma dia adalah teman SD dan SMP Kyla.
“Aneh banget ya, kok siswa baru masih belum dikasih seragam? Malah seragam SMP gue udah pendek lagi” Kara dari tadi terus saja mendumel
“Paling minggu depan seragamnya udah selesai. Ky kelas IPA 2 disana langsung masuk kelas, yuk! Kara kami duluan ya”
“ Istirahat ngumul di tempat biasa, ya! Nanti gue bawa Salma sekalian” Kyla dan Shafira hanya tersenyum sebagai jawaban dan melambaikan tangannya.
Pintu kelas IPA 2 sudah tertutup, Shafira mengintip lewat jendela dan ternyata para siswa sudah ramai di dalam bahkan sudah ada guru yang duduk di sana.
“Kayak mana, Ky? Udah ada guru” Shafira merasa ragu untuk masuk.
“Masuk aja lah” Kyla mengetuk dan lansung membuka pintu“Permisi, bu” guru itu tersenyum dan mempersilahkan masuk.
“Diisi dulu kertas absennya, ya! Setelah itu silahkan duduk”
Setelah itu Kyla dan Shafira mencari tempat duduk, mata Kyla tertuju pada meja kosong di pojok belakang kelas.
Untuk hari ini kami hanya melakukan perkenalan dan guru yang berada di depan kelas adalah wali kelas di IPA 2 namanya Bu Endang. Setelah perkenalan kami diperintahkan untuk membersihkan kelas, kedengarannya sangat membosankan.“Ky, keluar aja yuk” sudah banyak murid laki-laki dan beberapa murid perempuan berada di luar kelas selebihnya masih di dalam kelas.
“Shafira” di sana ada murid perempuan yang sedang duduk di kursi koridor depan kelas.
Alika? Kyla membatin. Namanya kedengaran tidak asing di telinga Kyla.”Alaika? Lo kelas ini juga, kok gak keliatan?”
“Tadi waktu lo masuk gue mau nyapa tapi enggak enak lagi ada guru”
Selama Shafira dan Alika terus berbincang Kyla berusaha mengingat siapa itu Alika. Sepertinya dia pernah mendengar sesuatu tentang Alika.
“Kyla” Shafira menyadarkan Kyla dari lamunannya.Suara Shafira membuat Kyla kaget “Ha? Iya?”
“Lo ngelamun? Udah istirahat yuk yang lain kayaknya udah nunggu” Mereka barjalan beriringan.
“Lo kenal Alaika dari mana? Lagian seragam kalian beda”
“Dia pacarnya Kiki. Yang kemarin waktu MOS heboh berita mereka pacaran tapi baru kenal dua hari”
“Oh, jadi itu dia” Memang kemarin sempat ada rumor kalau mereka udah pacaran padahal baru kenal tiga hari. Lagi pula katanya mereka itu satu kelompok MOS, Kiki itu ketua kelompolnya.
Gimana dengan Salma, ya? Kyla memikirkan perasaan temannya itu. Sebelumnya Kiki pernah berpacaran dengan Salma dan dibelakang itu dia juga sempat selingkuh dengan teman dekat Salma. Kabar terakhirnya seminggu sebelum MOS mereka putus.
****
Setelah istirahat kami kembali ke kelas. Selama Bu Endang menjelaska tentang peraturan di sekolah ini, pintu kelas di ketok dan terbuka menunjukkan wajah dua siswi yang sepertinya baru masuk.
Bu Endang bertanya dengan nada bicaranya yang lembut “Kenapa telat, nak?”
“Tadi nyasar, bu” jawab salah satu cewek yang suaranya terdengar aneh tapi lebih ke cempreng.
“Kalau begitu perkenalkan diri kalian terlebih dahulu, kemudin kalian boleh duduk”
“Perkenalkan nama saya Freya Brianna, dipanggil Freya” cewek tadi memperkenalkan dirinya lebih dahulu.
“Nama saya Leia Liora. Kalian bisa panngil Leia”
“Mereka kembar?” bisik Shafira
Kyla hanya megangkat bahunya dengan tidak peduli sama sekali“Suaranya mirip, cempreng lagi” bisik Shafira lagi.
“Mungkin”
“Sekarang ibu mau sukarelawannya yang mau menjadi ketua kelas, silahkan angkat tangannya!” setelah hening beberapa saat, seorang siswa laki-laki mengangkat tangannya.
“saya, buk”
“Ok. Kamu kedepan” “Siapa nama kamu?”
Dia berjalan ke depan dengan gaya yang terlihat sangat percaya diri “ Rayhan, bu”
“Untuk wakil ada yang mau?” tanya guru itu.
Setelah menunggu lama Bu Endang memutuskan untuk voting.
“Silahkan sebutkan beberapa nama yang meurut kalin berhak”
“Kaizu, buk”
“Kaizu”
“Kaizu aja, ganteng lagi”
“Kalau Kaizu langsung takut semua”
“Iya, pasti nurut semua”
Dan masih banyak lagi sorak sorai tentang Keizu yang rasanya memekakan telinga.
Kyla hanya diam, merasa tidak peduli dan hanya menerima siapapun yang akan menjadi wakil. Semua setuju kalau Keizu yang menjadi wakil. Kelas menjadi semakin riuh karena terpilihnya Keizu, setelah itu dilanjudkan memilih sekretaris, benda hara dan keamanan.
“Ky, Keizu keren ya?” ujar Shafira.
Kyla merasa tidak tertarik “Ga tau”
“Kok ga tau, sih?” tukas Shafira kesal
Kyla merasa bingung sendiri “Keizu tu, yang mana?”“Ish. Masa iya ga tau?” Shafira merasa heran dengan kalakuan temannya yang satu ini selalu merasa tidak perduli dangan segala hal. “Itu yang duduk di tengah, pakek baju toska”
Kyla langsung melirik ke arah yang di tunjuk Shafira. Ada satu cowok yang duduk di atas meja di tengah gerombolan teman-temannya.
Kyla mengarahkan jarinya ke objek yang dibahas “Yang itu?”.
“Jangan ditunjuk” geram Shafira
Oh itu? Songong. Gayanya. Hanya itu yang terlintas di kepala Kyla.
Hari ini terasa cukup melelahkan, bahkan aktivitas pembelajaranpun juga belum dimulai kucup hanya untuk perkenalan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
spero
Teen FictionSpero diambil dari bahasa latin yang artinya harapan. Di sini kita belajar tiap arti dari kehidupan dalam sebuah harapan: Boleh jadi, kita harus belajar dari rasa sakit dulu untuk paham arti kasih sayang dan kepedulian. Belajar sendiri dan kesepia...