Bel tanda istirahat berbunyi, saat Kyla baru akan berdiri sebuah tangan tiba-tiba menggenggamnya sontak dia terkejut tapi dia bisa langsung menetralkannya. Alaika dan Shafira yang berada di dekat merekapun sudah mulai jaga-jaga agar tidak ada keributan yang akan mereka lakukan.
Kyla menepis tangan itu, seperti ada banyak kuman di pergelangan tangannya dia mengelap-ngelap bekas pegangan itu ke seragamnya. Jangan heran kenapa dia melakukannya dia memang selalu merasa sangat risih jika bersentuhan dengan lawan jenis. Bukanya sok alim tapi memang itulah kebiasaannya ketika tidak sengaja kulitnya tersentuh.
“Tangan gue gak semenjijikan itu kali” tukas Kaizu yang merasa tersinggung.
Mendengar hal itu Kyla menegakan kepalanya menghadap lawan bicara.
“Mau apa lo” sahutnya to the poin.
“Segitu joroknya ya tangan gue? Pake langsung dilap” dia melirik tangan Kyla yang baru dilapnya.
“Kalau ga penting minggir! Gue ga mood berantem”
“Gue mau minta maaf” cegat Kaizu
Kyla melirik sekilas.Alaika dan Shafira memang sudah menjelaskan masalah kenapa Kyla merasal kesal padanya. Setelah mendengar cerita mereka Kaizu memang sudah berencana untuk langsung meminta maaf saat jam istirahat tiba.
"Buat?" tanyanya yang seolah sudah melupakan masalah itu."Gue minta maaf buat yang waktu itu gak sengaja nginjek tangan lo" tampak sangat jelas ada rasa bersalah di wajah cowok itu.
“Hmm” sahutnya yang langsung beranjak pergi.
"Jadi?" tanyanya yang menurutnya masih belum jelas.
Kyla hanya menunjukan wajah tanda bertanyanya kembali. "Apa?"
"Dimaafin?" ulang Kaizu.
"Hm"
"Tangan kayak mana tangan. apakabar dengan tangan lo?" tanya Kaizu dengan gaya khasnya untuk mencairkan suasana dan tidak lupa diakhiri dengan senyuman.
"Sok asik lo" lalu kyla melenggang pergi keluar kelas.
Dibelakang Alaika dan Shafira hanya tercengang pasalnya kemarin cewek itu rasanya sangat keras untuk dibujuk tapi kenapa sekarang berubah? Sesegera mungkin mereka mengejar Kyla yang sudah jauh di depan.
“Kyla, tunggu!!” ucap mereka berbarengan.
Kyla berhenti lalu melihat mereka yang kelihatan penasarang banget.
“Tadi, kok bisa sih?” tanya Alaika
Melihat kedua temannya itu Kyla hanya tersenyum simpul“Ya bisa lah” kemudia dia kembali berlalu dengan menimbulkan banyak tanda tanya di kepala Alaika dan Shafira.
“Eh, Ky tunggu. Cerita dong!!!” keduanya berhasil dibuat kesal oleh Kyla.
***
Sudah tiga bulan sekolah telah berlangsung selama itu masih belum ada perubahan juga. Tingkah Kyla yang suka cabut, tidur saat jam pelajaran, tidak buat PR bahkan sekarang ulanya sudah sudah mulai meningkat, karena sekarang mulai banyak guru yang membencinya karena sikapnya yang suka melawan.
Sebenarnya bukan maksud Kyla untuk melawan dia cuma meresa banyak ketidak adilan yang ada di sekolah ini. Memang yang namanya sekolah negri katanya siswa memang harus bejuang sendiri itulah yang membuat Kyla merasa asing. Memang jauh berbeda rasanya dengan sekolah lamanya.
Awalnya Kyla memang tidak perduli, tapi saat seorang guru dan teman datang hanya untuk menjatuhkan yang lemah, itu yang membuat Kyla merasa terganggu walau itu bukan urusannya.
Terlalu banyak diskriminasi yang ada di sekolah ini, hanya yang kuat yang berada di atas.
“Ky, bangun itu ibuknya liatin lo mulu” dari tadi Alaika menyenggol sikut kawan sebangkunya “Kerjain lah soalnya. Bangun lah Ky”
Merasa teganggu Kyla mengangkat kepalanya di depan sudah ada guru yang menatapnya sedari tadi.
“Ky nih kerjain, dari tadi lo tuh uadah ditandai” ucap Alaika.
Kyla hanya melihat soal yang disodorkan Alaika tanpa minat mengerjakannya.
“Ky lo yang ini kayak mana? Ngerti gak?” Kyla melihat ke arah yang ditunjuk.
“Dari tadi udah gue cari tapi gak dapet-dapet” Alaika merasa pusing sekali.
Yang namanya matematika hanya akan membuat kepala keriting itu menurut kebanyakan siswa tapi tidak bagi Kyla dia sangat suka bermain dengan angka menurutnya itu sesuatu yang menantang. Semakin sulit soalnya semakin tangguh rasa penasarannya untuk menjawab.
“Mana catatannya?” walaupun Kyla tidak memperhatikan tapi dengan melihatnya saja dia sudah bisa mengerjakanya dengan mudah.
“Mana buramnya?”
Alaika memberikan selembaran kertas. Tangan Kyla dengan lihay bergerak kesana kemari sesekali berhenti merasa agak ragu, tidak lama dia sudah menyelesaikan soal yang diberikan Alaika.“Udah nuh” Kyla memberikan kertas itu “Lo tadi salah di sini, harusnya pakek yang aturan enam”
Alaika hanya mengangguk tanda sudah mengerti.Sementara itu di bagian belakang mereka, Kaizu sedang memperhatikan Kyla dari tadi entah kenapa dia mulai merasa penasaran dengan cewek itu.
Saat sedang fokus memperhatikan Kyla dia tertegun tiba-tiba cewek itu berbalik ke belakang, sedetik mata mereka bertemu kemudian Kaizu memalingkan wajanya berharap kalau Kyla tidak menyadarinya.
Kyla bingung apakah tadi Kaizu sedang memperhatikannya? Tapi dia rasa itu tidak mungkin, mungkin saja hanya kebetulan.
“Ky gue udah kelar, mau liat?” Kyla langsung megambil buku latihan milik Alaika.
“Sekalian periksain ya, takut ada yang salah” Kyla hanya mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
spero
Teen FictionSpero diambil dari bahasa latin yang artinya harapan. Di sini kita belajar tiap arti dari kehidupan dalam sebuah harapan: Boleh jadi, kita harus belajar dari rasa sakit dulu untuk paham arti kasih sayang dan kepedulian. Belajar sendiri dan kesepia...