Malam Kemenangan

4.2K 109 3
                                    

Malam ini mereka berempat dan tambahan tiga orang sedang berkumpul di cafe milik Michael.

Kemenangan mereka akan dirayakan di cafe ini. Dan ketika orang ini baru tahu kalau cafe yang berseberangan dengan kampus adalah cafe milik Michael. Salah satu anggota senat yang terkenal di kampus.

"Jadi ini cafe milik anggota senat itu. Hebat banget tuh orang kuliah sambil menjalankan bisnis seperti ini. Apalagi cafenya rame banget kaya gini" ucap Yoga

"Iyalah masa kamu yang kerjanya cuma ngepoin orang" ucap Salma sarkas

"Ya elah cuma nanya jawabnya santayy dong.. jangan gitu jawabnya. Nakutin tauu~" sedih Yoga pura-pura

"Berisik"

Dina hanya diam mendengarkan semua pembicaraan dari teman-temannya. Dia masih memikirkan tentang kejadian tadi di kampus. Mendadak hatinya sedikit tenang karena laki-laki itu mengkhawatirkan dirinya. Namun tidak menyangkal ada perasaan sakit di hatinya.

Braga pun sama dia hanya diam memandangi gadis yang duduk di hadapannya. Dia sedari tadi hanya mengaduk aduk sedotan yang ada di minumannya. Sedangkan pikirannya ntah kemana. Dia melamun terus sejak kedatangannya ke cafe ini.

Andhika yang sedari tadi mengikutinya dari awal mereka meninggalkan kampus sampai ke tempat ini. Dia duduk di pojokan tidak jauh dari tempat duduk yang diduduki oleh Dina dan teman-temannya. Andhika benar-benar memperhatikan Dina dan ketahuan oleh siapapun. Tapi sepertinya Dina hanya melamun sedangkan teman-temannya bercanda dengan bahagia. Tidak hanya Dina yang berubah, Salma juga berubah. Seolah-olah dirinya adalah orang asing di depan mereka berdua. Andhika benar-benar bingung dengan situasi seperti ini.

"Sahabat kau tuh dari tadi diem mulu. Sariawan dia atau tenggorokannya sakit gara gara nyanyi tadi. Tapi gak mungkin waktu nyanyi masih baik-baik aja" cerocos Yoga tanpa henti

"Lebih baik diem daripada kau berisik dari tadi. Cerewet dan bawel kaya perempuan" ucapnya sarkas dan sinis

"Kok cerewet sih..? Aku perhatian dengan Dina, Salmon. Hahahaha" tawa bahagia dari Yoga

"Apa kau bilang tadi Salmon? Namaku Salma. Salma Andriani bukan Salmon" ucap Salma dengan tatapan marah

"Gak usah melotot melotot gitu Salmon ehh Salma ntar bola matanya lepas lebih ngeri. Hahahaha" tawa mengejek dari Yoga

Salma tidak terima dengan perkataan Yoga yang mengatainya Salmon. Dia benar-benar marah sekarang. Dan ingin menonjok muka sok ketampanan dia. Tapi itu tidak akan terjadi karena ucapan sarkas dari Braga yang sedari tadi diam.

"Sudah Yoga jangan teruskan candaan kamu yang tidak bermutu itu. Dia itu perempuan dan seharusnya kita melindungi dia bukan malah mengejeknya sedemikian rupa. Aku tidak suka melihat perempuan yang diejek di depan mata ku. Sekarang kau minta maaf padanya. Atau kau akan habis di tangan kekasihnya yang dingin dan datar itu. Kalau kau terluka aku tidak akan membantu mu" ucap Braga tegas dengan sorot mata yang tajam dan tidak main-main sekarang

Yoga nampak ketakutan dengan sorot mata dari Braga sahabatnya yang berbeda dari biasanya. Sepertinya dia bukan seperti Braga yang biasanya. Braga yang terkenal dengan aksi konyol, riang, dan humoris tiba-tiba berubah menjadi orang yang sangat serius.

Lalu dengan sepenuh hati meskipun masih gengsi Yoga meminta maaf kepada Salma. Meskipun awalnya Salma menolak tapi kata-kata Dina membuat Salma memaafkan Yoga.

Dina yang sedang melamun tiba-tiba tersadar karena mendengar suara berat dan tajam dari laki-laki yang duduk di hadapannya. Dan sorot matanya tajam menatap ke arah Yoga. Bukan hanya Yoga yang merasa ketakutan Dina juga sepertinya ketakutan. Aura di sekitar mereka juga berubah menjadi lebih horor.

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang