Pergi

8.4K 175 10
                                    

Pagi ini Dina kembali pergi ke kampus. Ketika Dina sedang keluar dari rumah untuk menunggu angkutan umum datang, datang seseorang yang tidak dia harapkan. Dia berhenti tepat di depan Dina yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Selamat pagi" sapa dia dengan senyumnya yang manis

"Pagi" jawab Dina acuh

"Mau bareng?" tanya laki-laki itu menawarkan tumpangan

"Tidak usah! Aku bisa berangkat sendiri!" jawab Dina dengan ketus

"Ya sudah kalau begitu aku akan tunggu disini sampai angkutannya datang. Tapi kalau angkutan umumnya tidak datang kamu berangkat bareng aku, oke?"

Dina tidak menjawab pertanyaan dari laki-laki yang sudah lama bertetanggaan ini. Dina lebih memilih diam dan menunggu angkutan umum lewat.

Jam telah dilewatkan oleh Dina dan laki-laki yang sedang duduk di atas motornya. Kendaraan umum yang di tunggu-tunggu Dina tidak lewat. Membuat dirinya kesal setengah mati. Hingga ibunya keluar dari rumah berniat untuk membuang sampah. Dan ketika keluar melihat anaknya yang masih berdiri di depan pintu gerbang. Sedangkan anak tetangganya juga masih ada di samping Dina. Tiara ibunya Dina berjalan menghampiri putrinya dan anak sahabatnya sekaligus tetangganya itu.

"Dina kok kamu belum berangkat, sayang?"

"Nunggu angkutan umum bu" jawab Dina acuh

"Kenapa gak berangkat bareng Andhika aja? Kan kalian satu kampus. Nanti kamu terlambat sayang.. sudah sana berangkat bareng sama Andhika" suruh Tiara ibunya dengan tegas

"Tapi bu..." ucap Dina mengindahkan perintah ibunya

"Sudah sana berangkat nanti kamu telat" kekeuh Tiara ibunya

Dengan terpaksa Dina memilih menuruti perintah ibunya. Daripada harus terkena omelan ibunya. Lalu Dina naik ke atas motor Andhika yang tinggi. Sehingga mengharuskan Dina memegang bahu Andhika untuk naik motornya.

Mereka berdua meninggalkan rumah Dina melesat pergi dengan kecepatan sedang. Dina tidak berpegangan tangan pada tubuh laki-laki itu. Malah memilih berpegangan pada belakang motor Andhika. Hingga di lampu merah Andhika mengerem mendadak. Membuat Dina maju ke depan dan menabrak punggung Andhika dengan keras. Tapi yang ditabrak malah tersenyum.

"Pegangan Din nanti jatuh" ucap Andhika

Dina hanya diam saja tanpa menjawab ucapan Andhika. Tapi tadi ketika Dina menabrak punggung Andhika, kedua tangan Dina maju ke depan dan menyentuh paha samping Andhika. Itu membuat Andhika menarik kedua tangan Dina untuk membawanya ke depan. Sehingga Dina terkejut dengan perlakuan Andhika terhadapnya. Seakan-akan Dina memeluk Andhika dari belakang.

"Biarkan seperti ini Dina sampai di kampus" ucap Andhika dari balik helm full face

Dina hanya menghembuskan nafasnya kesal. Dia menggerutu di balik helm yang dipakainya. Bibirnya dia manyunkan ke depan. Tapi tanpa dia sadari Andhika mengetahuinya. Membuat Andhika tersenyum senang melihat kelakuan Dina ini. Rasanya waktu ini tidak ingin segera berlalu.

Hingga sampailah mereka di parkiran kampus dengan kondisi yang sama. Tapi kali ini Andhika kembali memegang kedua setir motor agar bisa melaju dengan lurus ke depan. Mereka telah sampai di kampus dengan tepat waktu. Dina turun dari motor sport milik Andhika. Dan Andhika juga turun dari motornya. Hingga seseorang datang menyapa mereka berdua.

"Hai Dina hai Dhika" sapa Olivia dengan senyuman manisnya

Dina hanya acuh terhadap Olivia. Dan Andhika hanya menjawab dengan gumaman semata.

"Dina aku kangen loh sama kamu.." ucap Olivia akan memeluk tubuh Dina tapi tak jadi

Karena Dina langsung mengatakan kepada Olivia bahwa dirinya ada kelas. Dina keluar dari lingkaran yang mengungkung dirinya. Berjalan meninggalkan kedua orang itu. Sampai di fakultas yang dekat dengan parkiran Dina berhenti dan bersembunyi disana.

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang