Pernyataan Cinta

7.1K 143 10
                                    

Paginya semua mahasiswa junior kembali masuk kampus. Ada yang berangkat pagi, siang, sore maupun malam hari.

Pagi ini Dina dan Salma ada kelas pagi maka mereka berangkat pagi sekali. Sebelum masuk ke kelas dua orang ini sedang berada di kantin kampus. Sarapan pagi karena mereka tidak sempat sarapan di rumah.

Seperti biasa datang Dimas dkk masuk ke dalam kantin. Mereka melihat dua juniornya sedang duduk. Lalu mereka berempat berjalan menghampiri Dina dan Salma seperti biasa. Duduk seperti biasa berhadapan satu sama lain. Sebenarnya Salma merasa risih dengan tatapan mereka yang melihat keempat orang ini dengan seenaknya duduk dengan dirinya dan sahabatnya. Seperti biasa Salma makan dengan cepat agar terhindar dari tatapan tajam dari mereka. Tidak lupa mengajak Dina untuk segera pergi dari kantin kampus. Dengan berbagai alasan untuk menghindari mereka.

Ternyata pagi ini dosen yang mengajar kelas Dina dan Salma berhalangan hadir. Sehingga pelajaran ditiadakan lusa nanti. Salma dan Dina memilih untuk keluar dari kelas menuju perpustakaan. Ketika melewati ruang musik Dina berhenti berjalan dan mengintip. Karena pintu ruang musik terbuka setengah. Dina mendengarkan musik yang dimainkan oleh beberapa anak-anak dari balik pintu itu. Dina tidak menyadari ternyata dirinya terlalu lama menyender pada pintu dan melupakan tujuan utama untuk pergi ke perpustakaan. Hingga pintu dibuka dari dalam oleh seseorang. Membuat Dina terjatuh ke depan karena keseimbangan tubuhnya yang oleng. Orang yang berada di depannya langsung membantu Dina untuk berdiri.

Dina yang sudah berdiri hanya tersenyum kikuk karena kesalahannya sendiri. Dia menampilkan wajah canggung di depan mereka. Braga dan kedua temannya yang sedang bermain alat musik.

"Eh Braga"

"Kamu lagi ngapain Din disini?" tanya Braga mengerutkan keningnya

"Gak ngapa-ngapain cuma tadi lagi lewat mau ke perpus terus gak sengaja ada yang bermain musik disini" senyum Dina

Sementara Salma terus berjalan ke perpus dengan berbicara sendiri. Sampai pada akhirnya Salma menyadari bahwa tidak ada sahutan dari Dina. Makanya Salma membalikkan badannya ke belakang, ternyata benar selama berjalan ke perpus Salma berbicara sendiri seperti orang gila.

Salma kesal setengah mati karena Dina. Dia malu tersebut sekitar karena tingkahnya sendiri. Lalu Salma tidak jadi pergi ke perpustakaan. Memilih untuk mencari keberadaan Dina. Ketika sedang mencari-cari keberadaan Dina, dirinya malah ditarik seseorang dari arah samping kanannya. Orang itu membawa Salma ke arah rooftop. Sampai di rooftop orang itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya di depan Salma. Sehingga dua orang ini saling berhadapan dan menatap ke arah manik mata masing-masing. Orang itu mengunci pergerakan bola mata dari Salma. Membuat Salma merasa risih dengan tatapan dari cowok yang berada di hadapannya sekarang.

"Kakak mau ngapain sih ngajak aku kesini?!" tanya Salma datar

"Sssttt.. biarin kaya gini dulu. Aku suka lihat bola mata kamu dan wajah kamu. Kalau dilihat dari dekat emang kelihatan begitu cantik. Aku makin suka sama kamu Salma" kata cowok itu sambil menutup bibir tipis berwarna peach milik Salma

Salma yang menyadari akan telunjuk tangan milik cowok itu berada di bibirnya langsung membulatkan matanya. Rasanya ingin ku terkam saja tangannya itu tapi tidak mungkin nanti dipikir ada apanya lagi. Bukannya merona atau malu-malu seperti gadis kebanyakan dirinya malah memasang wajah jutek dan datar. Biasanya gadis yang didekati dengan laki-laki biasanya mereka pada baper. Apalagi dengan posisi seperti ini. Tapi tidak dengan Salma dia terlihat biasa saja dengan tingkah laku cowok yang sedang berdiri di hadapannya sekarang. Dia malah muak dengan mulut manisnya itu. Yang sering mengucapkan kata-kata manis kepada semua wanita. Untungnya dirinya tidak termakan dengan mulut manisnya itu yang penuh dengan gombalan receh. Apalagi dia sering tebar pesona kepada semua kalangan kaum hawa. Dan Salma tidak akan baper dengan semua omongan cowok ini.

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang