Nama: Ani Wahyuningsih - V Jessica
Judul: Not A Best Friend
Genre: Romance
Jumlah word: 782• happy reading •
Manusia mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama diperlihatkan ke semua orang. Sisi kedua, kamu harus mengenalnya untuk melihatnya. Baik itu sisi baik atau sebaliknya.
***
Shena mendudukkan diri dengan lesunya. Lista melirik sahabatnya yang baru datang itu, kemudian duduk di sebelahnya.
"Kenapa? Baru juga datang. Berantem sama Rijal lagi?" tanya Lista.
"Ya, gitu. Akhir-akhir ini dia aneh. Kayak cari gara-gara terus," jawab Shena.
"Yaudah sih, putusin aja," Lista tersenyum miring samar lalu mengalihkan wajah.
Mana bisa Shena mengakhiri hubungannya dengan Rijal yang sudah berjalan satu tahun ini. Semuanya akan berakhir karena masalah yang terjadi hanya beberapa hari.
Sebenarnya Shena takut Rijal memiliki perempuan idaman lain, tapi jika memang begitu, mengapa Rijal tidak mengakhiri hubungan mereka. Tapi hanya mencari kesalahan Shena saja. Aneh.
Saat Shena hanya meminta perhatian kecil Rijal selalu marah tanpa alasan. Selalu bilang bahwa dunianya bukan hanya Shena. Bukankah wajar mendapat perhatian dari kekasih. Beberapa hari ini Rijal juga sering bilang bahwa dia pria yang egois. Jadi, dia meminta maaf pada Shena karena mungkin tidak akan bisa menepati janjinya dulu untuk menjaga dan selalu di sisi Shena. Tapi anehnya sampai saat ini dia masih menjadi kekasih Shena.
Kenapa jadi begini? Bukankah keuntungan pacaran untuk anak SMA salah satunya supaya lebih punya semangat belajar? Tapi beberapa hari ini waktu Shena di sekolah sia-sia karena memikirkan perubahan sikap Rijal. Sudahlah, mungkin Rijal sedang ada masalah. Mungkin dia butuh waktu sendiri.
Shena menoleh ke samping melihat Lista tersenyum membalas pesan di ponselnya.
"Dih. Senyum-senyum. Lagi chat sama pacar?" tanya Shena.
"Tau aja."
Shena nyaris saja berteriak kalau tangannya tidak menutup mulutnya sendiri. Dia terkejut juga bahagia mendengar jawaban Lista. Senangnya, sekarang Lista tidak sendiri lagi.
"Sejak kapan? Kok lu gak cerita sama gue?"
"Setiap orang memiliki rahasia, baik lu maupun gue. Jadi, gue gak perlu ngumbar-ngumbar apa saja yang gue rasain ke elu," jelas Lista masih sibuk dengan ponselnya.
Shena tersinggung mendengar jawaban Lista. Pasalnya dia tidak pernah menyembunyikan apapun dari Lista. Bahkan setiap kali ada yang terjadi padanya, Lista orang pertama yang ia cari bukan Rijal. Ah, mungkin Lista sebegitu bahagianya hingga emosinya meluap-luap.
"Apaan sih. Peje dong peje," Shena menggoyang-goyangkan lengan Lista.
"Emang dulu waktu lu jadian sama Rijal, lu ngasih gue peje?" tanya Lista.
Kok jadi bahas Rijal sih. Dan bagaimana mau ngasih peje aliad PJ alias Pajak Jadian. Kalau dulu aja belum kenal dengan Lista. Baru kenal sekitar dua bulan ini, karena Lista anak pindahan.
Shena hanya tersenyum menjawab pertanyaan Lista. Shena bertanya-tanya ada apa dengan Lista. Lista memang anaknya agak ketus tapi tidak akan seperti itu kalau tidak ada alasannya. Mungkin Lista sedang ada masalah seperti Rijal.
***
Ponsel Shena yang ada di nakas berdering. Setelah melihat ID Call menampilkan nama yang tidak asing, segera ia pencet tombol hijau.
"Halo. Shen!" Suara perempuan dari seberang.
"Iya. Kenapa Fir?"
"Lo putus ya sama Rijal?" tanya Fira, teman sekelas Shena.
"Belum kok, eh enggak! Kenapa?" jawab Shena gugup, karena tidak biasanya Fira menelepon dan menanyakan soal Rijal.
"Gue lihat Rijal jalan sama Lista di Mall, Shen."
"Apa ... Lu salah lihat kali, Fir. Lista sudah punya pacar tahu!" jelas Shena.
"Lo boleh coba telepon Lista kalau gak percaya."
"I ... iya, makasih," Shena memutuskan sambungan. Dia delima, Lista tidak mungkinkan menusuknya dari belakang? Jelas-jelas tadi dia chat dengan pacarnya di kelas.
Shena akhirnya menelepon Lista, bukan karena tidak percaya pada Lista. Tapi, untuk memastikan kalau apa yang dibilang Fira itu salah besar.
"Halo. Lis ... ta," ucap Shena ragu.
"Halo."
"Lu lagi di mana?"
"Di Mall."
"Ah. Lagi jalan sama pacar lu ya. Iya 'kan?" Benar 'kan, Shena tahu kalau Lista bukan orang seperti itu.
"Iya. Sama cowok gue. Sama ... Rijal."
"HAH!" Shena terkejut hampir melemparkan ponselnya yang ada digenggaman.
"Sudah terlanjur. Sekalianlah, ya. Gue sama Rijal jadian, puas lu?"
"Ke ... kenapa?" Air mata Shena mengalir begitu deras, dadanya sesak rasanya sangat susah untuk bernafas.
"Kenapa lu bilang? Karena lu itu serakah! Lu pinter, cantik, kaya, teman lu banyak, dan pacar yang setia. Sedangkan gue? Gue tahu lu temenan sama gue karena kasihan 'kan? Gue cuma minta satu kebahagiaan lu. Gue cuma minta Rijal. Lu masih punya banyak hal yang buat lu bahagia. Kalau memang lu benar-benar teman gue, relakan Rijal untuk gue, Shen."
Shena merasakan lidahnya keluh. Dia berharap telinganya sedang sakit dan tadi hanyalah salah dengar.
Tut.
Sambungan telepon dimatikan. Ternyata ini nyata. Yang berkata sedemikian rupa tadi benar-benar Lista, sahabatnya.
Ponsel Shena menyala lagi, menampilkan sebuah pesan dari Rijal.
'Maafin gue, Shen.'
Shena dengan gemetar membalas pesan itu.
'Jagain sahabat gue ya, Jal. Gue tahu lu pria baik-baik. Cheer up! :)'
Cheer up! Sebenarnya yang pantas menerima kata-kata itu adalah Shena. Sekarang dia mengerti apa rahasia Lista selama ini.
• selesai •
#AuteurFiableChallenge3

KAMU SEDANG MEMBACA
[#AFC3] Cerpen
Short Story|• challenge ketiga: membuat cerpen •| Challenge ini dibuat untuk mengisi waktu luang ketika Auteur Fiable hiatus dalam rangka hari kemerdekaan. Yuk, simak cerpen buatan member kami.