"Dompet gue mana bang? "
"Yeu bangke. Mana gua tau. "
"Kemarenan gua simpen dalem tas gue bang, kagak gua keluarin lagi. "Jiyeon bongkar lagi tasnya di atas meja makan.
"Itu buku lo jan nyampur ma kuah capcai anjer! "Bogeom geleng kepala liat kelakuan adeknya yang bikin naik darah tinggi.
"Mana si ah! "Jiyeon tidak menemukan dompetnya.
Pintu depan rumah berbunyi, Bogeom menuju pintu depan dan membuka pintu rumahnya.
"Pagi kak. "
"Pagi. Rajin amat? "
"Hehehe. Dirumah sendirian sih, enggak ada yang dikerjain. "
Bogeom ngangguk. "Masuk dah sono. "
"Makasih kak. "Jungkook masuk ke dalam rumah dan ia menuju meja makan.
"Pagi kak. "
"Mane sih?! Njeng! "
Jiyeon tak menghiraukan sapaan Jungkook yang ada didekatnya. Jiyeon masih berkutat mengobrak-abrik tasnya. Mencari yang penting bagi dirinya.
"Mencari sesuatu kak? "
Jiyeon menoleh ke samping. "Eh? Lo dah dimari? "
"Lagi nyari apaan? "
"Dompet. Dompet gue ilang Kook. Bangke! "
"Jorok sih lu! "Bogeom duduk di salah satu bangku meja makan.
"Ini dompet kakak, ketinggalan waktu di rumah sakit. "Jungkook memberikan dompet berwarna ungu yang cukup besar itu.
"Kok? Ada di elu? "
"Kan aku ambil, ketinggalan kan? "
"Noh kan! Lo jorok sih Ji. "Bogeom.
"Makasih Kook. "
Perasaan mah gua gak ngeluarin dompet dari sekolah sampe rumah. Napa ketinggalan di rumah sakit? - Jiyeon.
"Iya kak. "
"Makan Kook. "
"Iya kak. Makasih, udah kenyang. "
"Hm. "
Jiyeon membereskan bukunya dan ia duduk siap untuk makan.
"Kook. Gue denger dideket daerah lu ada pembunuhan ya? "Tanya Bogeom.
"Hah? Pembunuhan gimana bang? "Jiyeon.
"Tadi ada temen gue ngasih tau. Di deket rumahnya ada yang mati, ditembak gitu katanya. "
"Temen abang dekat daerah sana bang? "Jungkook.
"Ho-oh. "
"Enggak tau sih bang. Tadi emang rame aja sih, ada yang ngumpul gitu. Ada polisi wartawan juga. "Jungkook.