Jiyeon yang duduk di bangku belakang sebuah mobil online yang ia tumpangi meremas pakaiannya. Hatinya sakit nan hancur disaat ia teringat kejadian semalam.
Malam dimana ia kehilangan keperawanannya. Air matanya yang sudah menggantung di pelupuk mata itu akhirnya jatuh dalam satu kedipan saja.
Jiyeon kini sudah membenci sosok Jeon Jungkook. Pria yang selama ini dikenal sebagai anak pecundang yang selalu pasrah dalam pembullyan telah berubah menjadi seorang pembunuh yang mengerikan.
Jiyeon teringat saat saat dimana ia mengikuti Jungkook dan tiba di sebuah areal pemakaman. Saat dimana Jeon Jungkook yang menangis dan bertekad untuk mengakhiri hidupnya.
Terbesit dalam hatinya Jiyeon menyesali telah menghentikan aksinya Jungkook saat itu. Jiyeon berpikir mungkin lebih baik jika ia biarkan saja Jungkook melompat pada jurang dipinggir pemakaman saat itu.
Jiyeon juga teringat saat saat bersama Jeon Jungkook di Yogyakarta. Saat dimana ia diselamatkan oleh Jungkook saat tersasar.
Jiyeon menyesali sudah melakukan banyak hal untuk menghentikan aksi Jeon Jungkook yang kini berimbas pada dirinya sendiri.
Kesedihannya membuatnya ingin mengakhiri hidupnya saja. Namun, Jiyeon tersadar bahwa itu bukanlah jalan terbaik yang harus ia tempuh.
Jiyeon teringat sosok Yang Yoseob yang menjadi guru idolanya dan juga Choi Sungyoon yang menjadi target Jeon Jungkook.
Ntah apa yang membuat Jungkook bertindak sejauh itu Jiyeon tidak terlalu paham. Yang Jiyeon pahami, dia harus menghentikan Jungkook dan menyelesaikan semuanya. ia bertekad akan melakukan apapun agar tidak ada lagi yang terbunuh.
Jiyeon menghapus air matanya. "Pak ! Lebih cepat !"
"I-iya Neng. "
Mobil yang ditumpangi Jiyeon melaju lebih cepat menuju sekolahnya.
......
Jiyeon sampai disekolah dan ia menuju taman belakang sekolah. Di bawah pohon, sudah ada Eunwoo yang lagi nyedot pop ice rasa taro.
"Lo liat dia Woo?"
"Enggak Ji. Dia enggak ada disekolah ini. Gue yakin. Lo- "Eunwoo melihat Wajah Sobatnya yang terlihat kacau dengan jejak air mata disana. "Lo kenapa?"
"Gue. Gue-" Jiyeon kembali menangis teringat kondisinya sekarang.
"Heh ! Yeu bangke malah mewek. Lo napa si? "Eunwoo sontak khawatir kan liat sobatnya mewek. Biasa garang tetiba nangis.
Jiyeon menggelengkan kepalanya dan ia melap air matanya yang membasahi pipi. "Gue gapapa. Tar gue ceritain semuanya Woo. Yang paling penting kita harus cari Jungkook dimana sekarang?"
"Polisi juga lagi nyari dia Ji. Semalemkan kabarnya dia kabur dari rumah sakit dan-"
"Kita cari dia sampe ketemu ! Dua orang lagi dia incar Cha Eunwoo !"
"Sapa?"
"Si Sungyoon sama yayang gue. Mereka target si Jungkook buat dibunuh anjir !"
"Waduh ! "
"Mereka berdua lo liat gak?"
Eunwoo menggelengkan kepalanya. "Si Sungyoon gak liat gue. Yayang halu lo enggak masuk Ji. Libur dia hari ini. "Eunwoo.
Jiyeon diam berpikir. "Libur? Libur itu mungkin dirumah Woo. Kita kerumahnya bang Yoyo !"
"Pake apaan?"
"Lo bawa motor gak sat? "Jiyeon.
"Ngangkot gue. "
Jiyeon hela napas. "Kita palak sobatnya si Jungkook."