BAB KE 1 DARI .G.SAMPAI .K.

1K 47 0
                                    

Salah satu kebiasaan bangsa Arab pada masa itu, terutama bangsawan Quraisy Mekah adalah jika anak laki-laki yang dilahirkan sudah menginjak usia tujuh hari,dia akan di khitan dan di beri nama. Oleh sebab itu, ketika Nabi saw.sudah berusia tujuh hari, dia dikhitan oleh kakeknya sendiri kemudian di beri nama, Muhammad.
Menurut riwayat, pada masa itu, Abdul Muthalib mengadakan satu perjamuan besar di rumahnya.ketika itu, hampir semua para pembesar dan
Para bangsawan di kota Mekah di undang. Diantara tamu perjamuan itu
Ada yang bertanya kepadanya,  Mengapa dia memberikan nama untuk salah seorang keturunan dengan nama yang tidak biasa di pakai oleh bangsa Arab. Pertanyaan itu dijawabnya, " Aku berharap mudah-mudahan dia (anak yang baru
Lahir) menjadi orang yang terpuji di
Langit pada sisi Allah dan terpuji di
Bumi pada sisi Makhluk nya."
Tentang khitannya Nabi saw. Ini perlu kami jelaskan sementara karena ada riwayat² palsu.

1. Riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Saw ketika dilahirkan sudah dalam keadaan terkhitan dan terpotong tali pusarnya.  Menurut imam Ibnu Jauzi, termasuk hadist palsu (maudhu)

2. Riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Saw dikhitan oleh malaikat ketika malaikat Jibril membelah dadanya waktu itu. Menurut imam az-Zahbi adalah hadist yang mungkar
Tidak boleh dipercayai.

3. Riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Saw dikhitan pada hari ketujuh
Dari lahirnya oleh Abdul Muthalib
Seperti yang tertera di atas. Menurut imam Ibnul Abdil Barri, adalah hadist
Yang musnad Gharib. Imam al-Iraqi
Menyatakan bahwa sanadnya tidak shahih.

Dengan demikian khitannya Nabi Saw
Sesuai dengan adat kebiasaan yang telah berlaku bagi bangsa Arab ketika
Itu, jika ada diantara kita yang percaya bahwa Nabi Saw dilahirkan dengan keadaan sudah terkhitan dan
Terpotong tali pusarnya kepercayaan tersebut tidak benar.

H. NABI MUHAMMAD SAW. DI DUSUN BANI SA'AD.

sebagaimana telah di uraikan di atas,
Nabi Saw telah diserahkan kepada Halimah, seorang dari dusun Banu Sa'ad supaya disusukan dan diasuh di
Dusun itu, sesuai dengan adat kebiasaan yang telah berlaku dalam lingkungan para bangsawan Quraisy
Pada masa itu.
Adat kebiasaan itu bertujuan agar anak itu hidup di dalam udara Padang
Pasir yang bersih dan dalam suasana
Lain yang bebas merdeka. Untuk jelasnya kami akan coba uraikan sekadar nya. "
  Setelah beberapa hari Nabi Saw, disusui oleh Tsuwaibah, datanglah beberapa orang perempuan dusun yang hendak mencari pekerjaan menyusukan anak dari keluarga bangsawan Quraisy di Mekah. Di antara mereka itu terdapat seorang perempuan dari kabilah Banu Sa'ad
Yang terkenal pandai dan baik menyusukan dan merawat serta mengasuh anak-anak.
Pada umumnya mereka datang kepada bangsawan Quraisy yang mampu, yang ayahnya masih hidup, karena dengan demikian mereka berharapan akan mendapatkan hasil upah lebih banyak. Oleh sebab itu,
Tidak ada yang suka datang kepada Aminah, ibu Nabi Muhammad Saw, karena mereka tahu bahwa bayi tersebut sudah yatim (di tinggal wafat ayahnya).
Kebetulan di kala itu, bagi Halimah sendiri tidak ada seorangpun dari keluarga bangsawan Quraisy dan hartawan yang mempunyai anak yang suka menyerahkan anaknya kepadanya karena mereka tahu keadaan rumah tangga nya yang tidak
Begitu cukup dan tubuhnya tidak begitu menyenangkan. Sekalipun demikian dia sendiri pada mulanya belum suka menerima untuk menyusukan dan mengasuh Nabi Muhammad Saw, karena masih berharapan dapat mengasuh anak yang masih mempunyai ayah atau tidak yatim dan mampu. Akan tetapi, setelah dia tidak mendapat lagi yang akan di susukan nya, dia berbalik haluan dan berkata kepada suaminya,
Harits bin Abdul Uzza yang terkenal
Dengan abu Kabsyah," aku tidak suka pulang dengan hampa, sedang kawan kawan ku semua pulang dengan membawa anak yang akan di susukan dan di asuhnya.Karena itu, apakah tidak lebih baik saya menerima anak yatim itu,"       Jawab suaminya,"

"Tidak jadi masalah jika engkau akan berbuat demikian menerima dan mengambil anak yatim itu, Mudah-mudahan dengan anak itu nanti Allah akan memberi berkah dan Rahmat kepada kita."

KISAH NABI MUHAMMAD SAW JILID 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang