Maafkan aku yang lebih sering memberimu teh manis daripada barang-barang romantis yang sedang laris.
Mungkin kita hanya akan duduk berdua di teras. Menghabiskan waktu untuk berceloteh membahas suatu hal yang bila diceritakan sampai esokpun tak akan usai.
Daripada berkencan menonton bioskop aku lebih suka menikmati indahnya parasmu. Menatap senyummu yang memabukkan.
Kita mungkin hanya akan bertemu seminggu sekali. Atau bahkan hanya sebulan sekali, tetapi bertengkar setiap hari. Barangkali nanti alasanmu memarahi bukan karena kau dapati aku bermain hati, melainkan karena aku sering mengabaikan pesanmu dan mengerjakan tugas hingga larut.
Nanti kamu akan sering mendapati sisi lain dari diriku yang belum kamu ketahui. Bisa saja kamu merasa biasa saja ketika melihatku tak menyisir rambut usai mandi dan melihat porsi makan kuli ku. Menolak makanan saat kencan mungkin hanya akan jadi sejarah.
Aku ingin hubungan kita realistis.
Dengan pemahaman jika aku tak mungkin memberikan kejutan seribu lilin yang bisa membakar rumah, kita tak mungkin berpelukan di bawah hujan.
Aku akan menjadi menyebalkan, ketertarikan kita mungkin akan dilanda kebosanan, pertengkaran pun tak terhindarkan.
Tidak ada hubungan yang sempurna, tidak juga kita.
Barangkali aku hanya mampu berjanji untuk banyak-banyak berdoa dan minum air putih atau menghela napas panjang berkali-kali tiap kali kamu menguji kesabaran.
Aku mencintaimu tanpa syarat.
Aku mencintaimu dengan kesediaan menerima kenyataan.Untuk sekarang, aku mencintaimu dalam tulisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda
Teen FictionAndre, lelaki yang tak pernah berpacaran bertemu dengan seorang gadis yang berhasil menggetarkan hatinya. Namanya Dinda, primadona di kelasnya. Selain pandai dan cantik Dinda adalah gadis yang lembut. Andre memberanikan diri untuk menyatakan perasa...