📖 Si Jutek (3b) 📖

75 7 4
                                    

بِســــــــــمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحِيم

Happy Reading!!!

" Ada ya cewek sejutek dia ke cowok seganteng gue."
☆Faran Putra Pranaja☆

🏆🏆

Bel tanda pelajaran telah usai mulai terdengar di seluruh ruang kelas. Para siswapun bersiap pulang menuju rumah mereka masing-masing kecuali siswa siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, yang mana jadwal ekskul hari kamis ini salah satunya bola basket. Faran yang merupakan anggota ekskul basket SMANSA tak pernah melewatkan latihan. Sahabatnya, Willipun mengikuti salah satu ekskul yang populer di sekolahnya ini.

"Eh Far, hari sabtu kita hiking ke puncak manik yuk? Udah lama nih kita nggak hiking. " Willi berkata kepada Faran.

Mereka berdua kini tengah berjalan menuju toilet untuk mengganti seragam mereka.

"Ayo aja gue mah. Males juga kali gue kalo libur di rumah, " sahut Faran tak menghentikan langkah kakinya.

"Oke sekalian kita kemah disana. Jangan lupa bawa tenda lo. Gantian sekali-kali. Masa gue terus yang bawa tiap kemah. " Mereka kini telah sampai di depan pintu toilet yang muat untuk satu orang.

Faran menghadap kearah Willi. "Iyee. Lo hitungan ah sama sahabat sendiri. Eits gue duluan, " tahan Faran ketika Willi hendak mendahuluinya memasuki toilet. Dan Willi hanya mendengus.ِ

Setelah selesai mengganti seragam mereka dengan kaos yang khas anak basket, merekapun menuju lapangan bergabung dengan beberapa anggota ekskul yang lain yang telah berada di lapangan tengah bersiap melakukan pemanasan.

Bagi Faran, waktu berjalan sangat cepat. Baru saja dia menginjakkan kaki di lapangan basket dan beberapa waktu kemudian Pak Amri—pelatih basketnya—menyudahi latihan hari ini karena waktu telah menunjukkan setengah enam sore. Oh beberapa menit yang lalupun ia melihat siswa siswi yang mengikuti ekskul pencak silatpun berhamburan dari ruang olahraga bersiap pulang. Faran sebenarnya malas sekali jika harus pulang ke rumahnya. Bahkan ia malah sering menginap di rumah Willi dibandingkan pulang ke rumahnya. Yang membuatnya pulang hanyalah kenangan bersama adiknya yang masih menancap kuat dalam ingatannya di rumah itu. Lagi pula kucing kesayangannya dan almarhum adiknya harus ia urus walaupun Bi Nyai pasti memperhatikan kedua kucing itu. Tapi Bi Nyai hanya datang setelah orang tuanya pergi bekerja dan pulang setelah waktu menunjukkan jam sembilan malam. Rumah Bi Nyai memang tak terlalu jauh dari rumahnya.

"Eh hari ini lo nginep di rumah gue nggak? " Willi bertanya sambil berjalan menuju parkiran motor.

"Nggak. Kan besok kita mau cabut. Jadi gue mesti di rumah dulu. " Faran menjawab dengan tangan memasukkan kunci ke tempatnya, siap menghidupkan mesin motornya.

"Oh oke. Don't forget tomorrow. And don't late. Gue tunggu di tempat biasa. "

Merek berduapun berpisah di perempatan jalan raya menuju arah jalan rumah mereka yang berbeda. Faran melajukan motornya ke lurus sedangkan Willi berbelok ke kanan. Jalanan di sore hari tak begitu padat dibandingkan pagi hari. Faran melajukan motor sportnya dengan kecepatan sedang. Ia selalu mengutamakan peraturan lalu lintas. Tak ingin kejadian yang menimpa adiknya tertimpa pada orang lain. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang gadis berpakaian sama dengan seragam pencak silat sekolahnya tengah berjongkok di sisi jalan.

"Gue kayak kenal sepeda itu, " gumam Faran di balik helmnya. Ah dia ingat. Itukan sepeda si jutek.

Faran menghentikan motornya di belakang sepeda berwarna putih itu. "Sepeda lo kenapa? " Faran memperhatikan gerakan tangan sang pemilik sepeda yang berada dihadapannya sekarang. Orang yang ditanya hanya diam tak ada niatan untuk menjawab. Padahal ia yakin gadis itu mendengarnya. Dari pandangannya, Faran melihat rantai sepeda itu putus. Ia juga melihat seragam silat Saras—gadis pemilik sepeda itu—sedikit kotor di beberapa bagian. Kayaknya jatuh ni si jutek, batin Faran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad and The Best [Coming Soon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang