6. mark

4.2K 591 28
                                    

AUTHOR'S POV

"Aku selalu percaya pada kalian"

"Dan kami selalu mempercayaimu"

--💫--

Bruuuk!

Renjun menjatuhkan dirinya di kasurnya. Ia lelah sekali hari ini. Ditambah ini hari senin. Orang lain seakan-akan memainkan moodnya.

Kadang dia sangat marah sampai ke tulang-tulangnya, sehingga mengeluarkan aura mematikan yang membuat orang bergidik ngeri. Kadang dia menjadi ramah dengan tiba-tiba.

Renjun mengacak-ngacak rambutnya kasar. Lalu, bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan kearah cermin besar di samping tempat tidur.

'Hari ini kau sangat berantakan, Renjun'

Ucapnya sinis kepada pantulan dirinya sendiri di cermin. Ia menghela nafas kasar. Lalu pergi membersihkan diri di salah satu bilik yang tersedia di pojok kamarnya yang luas ini.

Renjun keluar dari kamar mandinya dengan rambut yang masih basah dan sudah mengenakan piyama. Ia hendak keluar dari kamarnya untuk makan malam.

Renjun menuruni tangga yang berada tepat di tengah rumah megah itu. Ornamen dibagian tangganya sangat menakjubkan jika kau perhatikan detailnya. Karpet hitam bukannya merah yang menutupi putihnya ubin lantai rumah itu.

Cahaya lampu yang terang seakan menerangi gelapnya rumah ini. Setelah Renjun menuruni tangga, ia berbelok ke kiri. Perlu berjalan sebentar di lorong itu untuk mencapai ruang makan. Ya, ruang makan keluarga.

Renjun meraih gagang pintu itu. Membukanya perlahan. Seperti biasa, ayahnya sudah menunggu di ruang makan itu, bersama anak buahnya yang lain atau mungkin bisa disebut rekan? anggota keluarga yg bukan keluarga? entahlah.

Dengan langkah tegap, Renjun berjalan dan duduk dibangkunya.

"Oke karena semua sudah lengkap, mari kita mulai makannya" Ucap orang yang berada ujung meja persegipanjang itu yang menyandang gelar sebagai ayah seorang Hwang Renjun.

"Selamat makan!" ucapan seperti itu terdengar bersamaan memenuhi Ruang makan yang sudah disuguhi banyak macam-macam makanan.

Renjun mengabaikan keributan yang terjadi di meja makan dan memakan makanannya dengan santai.

"Bagaimana harimu?"

"Baik"

"Hmm. Besok kau akan kembali ke apartemenmu? "

"Iya, jarak rumah ini ke sekolah terlalu jauh"

Renjun tau ayahnya itu baik kepadanya.Iya, hanya kepadanya dan orang yang ia anggap keluarga. Tetapi memang dasarnya Renjun tidak suka di kekang. Apalagi, dia sebagai anak semata wayang diperintah untuk mengambil alih pekerjaan ayahnya dimasa depan. Renjun tidak suka itu.

Ya walau pekerjaan Ayahnya seorang pengendali dunia bawah tanah. Tetapi ia sangat baik, oleh karena itu beliau disegani banyak orang.

Tidak tau saja jika kau sudah di cap sebagai musuh Keluarga Hwang. Hidupmu tidak akan jauh dari kesengsaraan. Tinggal menunggu waktu akhir mendatangimu.

Hanya saja ayahnya sangat irit berbicara tidak seperti ibunya yang cerewet. Jadi sikap yang Renjun punya itu memang gabungan dari kedua orangtuanya.

"Apa kau sudah menemukan apa yang ingin kau lakukan?" tanyanya dengan nada bicara yang seperti biasanya. Tegas.

"Belum"

"Kenapa kau sangat terobsesi untuk mencarinya? "

Renjun menghela nafas kasar "Aku tidak tau. Mungkin karena aku bukan orang yang bersyukur"

Done Being Me; NCT Dream「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang