Awal Perjumpaan Ku Dengannya

32 8 0
                                    

Aku seorang siswa dari Sekolah Menengah Pertama. Sekarang aku duduk di bangku kelas 8 atau 2 smp.

Banyak ekstra yang aku ikuti mulai dari basket, pramuka, osis, dan masih banyak lagi.

Karena kebanyakan ekstra yang aku ikuti, membuat ku sering mengerjakan PR di sekolah. Karena waktu yang aku lakukan dirumah sangat terbatas. Belum lagi jika aku mengikuti bimbel belajar seminggu sekali.

Ryan, nama panggilan ku. Lebih tepatnya Putra Ryan Pratama. Namun teman teman sekelas ku memanggil ku dengan julukan tiang listrik.

Mungkin karena aku siswa tertinggi dikelas. Tinggi ku sekarang 167 cm belum lagi jika sewaktu waktu nambah :). Terlebih lagi karena badan ku yang kurus kering membuat teman teman ku menjuluki aku tiang listrik.

Aku sekarang menjadi ketua osis disekolah. Banyak tugas setiap minggunya. Namun senang juga karena bisa banyak teman dan bisa menambah pengalaman ku.

Menjadi ketua osis sangat berat, terlebih lagi aku belum mempunyai pengalaman dari kelas 1, namun aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku mampu dan bisa menjadi ketua osis yang bijaksana. Itulah yang membuatku bahwa aku merasa bisa dan mampu.

Terasa berat dan lelah diawalnya. Namun sekarang aku mulai memahami dan merasa senang mengenal organisasi interaksi sekolah ini. Rasa bahagia muncul setelah lama beradaptasi yang cukup berat bagi ku.

Banyak hal yang aku dapatkan dari organisasi ini, salah satunya membuatku lebih mandiri dari sebelumnya, lebih tanggung jawab dalam menjalankan tugas,

meskipun terkadang aku lupa untuk mengerjakan PR ku sendiri, karena banyak sekali hal yang aku lakukan. Namun semua itu tak membuat ku lupa akan tanggung jawab ku sebagai ketua osis.

Hari ini aku agak bangun terlambat, aku mengayunkan sepeda ku lebih kencang lagi. Pukul 06.55. Kurang 5 menit lagi gerbang sekolah ditutup.

Sepeda ku terus melaju kencang, namun aku tak bisa mengendalikan sepeda saat tiba dibelokan gang kecil, jalan pintas menuju sekolah. Sehingga membuatku jatuh tersingkur.

Kaki ku terasa nyeri, dan ternyata memang lutut ku terluka sampai darah bercucuran di jalan gang itu.

Sepada, entah lah aku tak memikirkan ya lagi. Sangat sakit sekali.

Tiba-tiba seorang perempuan berpakaian seragam sekolah berwarna abu-abu dengan jilbabnya yang syar'i mendekati ku. Ia berjalan terburu-buru menemuiku, mungkin merasa iba melihatmu terjatuh. Tanpa sengaja aku memandang wajah manisnya yang sangat anggun nan mempesona.

Ia mencoba membantu ku membersihkan luka di kaki ku. Ia membersihkannya dengan sangat hati-hati dengan penuh perasaan.

Ia pun mencoba menutup luka ku dengan sapu tangan nya yang ia ambil dari tas warna coklat dipunggungnya.
Aku hanya bisa memandangi tangan yang lentik itu tanpa berbicara satu kata pun. Aku tertegun.  Astaghfirullah,  hati ku seolah mengingatkan ku,  seraya aku langsung memalingkan wajah ku ke lingkungan sekitar.

Mengetahui hal itu dia hanya tersenyum

Ia sangat lihai sekali mengobati ku meskipun hanya dengan alat seadanya.

Aku pun mengucapkan terima kasih kepada nya. Namun ia hanya membalas ku dengan anggukan dan senyum manisnya. Aku merasa seolah ada yang menusuk jantung. Jantung ini tiba tiba berdekatan kencang. Ih ini kah...












Selamat membaca..
Semoga kalian suka

Maaf, kalau cerita nya kurang menarik
Maklum pertama lali membuat


~Thank you~

Jangan MelemahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang