"Kenapa?" Nassar bertanya pada Aulia di meja makan karena sedari tadi ia merasa Aulia memandanginya.
Aulia menggeleng cepat. Aulia teringat momen tadi malam saat Nassar berkata jika ia menikahi dirinya karena keserakahan. Keserakahan apa yang dimaksud Nassar? Dan apa maksud Nassar saat berkata jika ia telah mencari Aulia bertahun-tahun. Apakah sebelum kecelakaan itu, mereka pernah bertemu? Berbagai pertanyaan hadir dalam pikiran Aulia. Aulia belum berani untuk menanyakannya. Ia kembali memandangi Nassar. Nassar balik melihat Aulia. Mata mereka bertemu. Aulia cepat-cepat mengalihkan arah pandangannya.
Nassar tersenyum, "Aku jadi penasaran, kenapa kamu liatin aku. Apa muka aku kotor ya?" Nassar lalu mengusap-ngusap mukanya.
Aulia tersenyum kecil melihat tingkah Nassar. Nassar terpana. Aulia buru-buru kembali cemberut.
Seharusnya hari ini mereka berangkat ke Villa di Bandung untuk melanjutkan acara honey moon mereka. Namun ada urusan mendesak di kantor utama yang sulit di handle Om Budi. Karena itu Nassar meminta pendapat Aulia dan memohon maaf jika perjalanan mereka harus terhenti di Bogor. Aulia menurut saja, karena baginya berada di manapun sama saja.
"Aku janji begitu ada waktu kosong, kita jalan-jalan ya. Keluar negeri juga boleh. Pokoknya kemanapun yang kamu mau."
"Gak apa-apa, dimanapun sama saja. Aku juga paling cuman duduk di kursi roda." Jawab Aulia dengan nada datar.
Nassar menghembuskan nafas kembali merasa bersalah, "Nanti setelah tiba di Jakarta. Aku udah bikin janji sama dokter yang ada di Jerman. Kita konsultasi ya, kebetulan dokternya ada ngisi seminar dan bakal ke Indonesia. Kamu bakal sembuh, dan semua tempat akan jadi berbeda karena kamu bakalan ga duduk lagi di kursi itu."
Aulia hanya diam namun di dalam hatinya, ia cukup terhibur dengan rasa percaya diri Nassar untuk menyembuhkan dirinya. Diam-diam ia mengamini perkataan Nassar.
@ @ @
Begitu sampai di Jakarta, Nassar disibukkan dengan pekerjaan kantor. Ia berusaha untuk bisa tetap pulang walau keadaan memaksanya untuk pulang di saat dini hari dan pergi lagi di saat matahari baru saja menampakkan dirinya.
Praktis interaksi Nassar dan Aulia menjadi semakin sedikit. Nassar berusaha tetap berkomunikasi dengan Aulia melalui chat via ponsel. Nassar ingin mendengar suara Aulia dengan meneleponnya tapi ia sadar Aulia masih bersikap dingin padanya. Jangankan telepon, mengobrol langsung saja hanya dibalas sepatah dua patah kata. Nassar tak ingin membebaninya. Karena itu Nassar tak pernah memaksa Aulia untuk berkomunikasi langsung. Nassar lebih sering mengganggu ponsel perawat Aulia dan menanyakan semua aktivitas dan kabar Aulia.
Malam itu, Nassar pulang lebih awal. Sebenarnya tetap sangat malam namun jauh dari hari-hari sebelumnya. Nassar pulang jam 11 malam tepat, suasana sudah sepi. Asisten rumah tangganya bilang jika Aulia tertidur di sofa karena ia kukuh ingin menonton acara TV di ruang TV padahal di kamar Aulia sendiri sudah terpasang TV.
"Mau saya bangunkan, pak?" tanya asisten rumah tangganya.
Nassar buru-buru meletakkan jarinya di bibir agar asistennya itu tak berisik. Dengan gerakan tangannya Nassar meminta asistennya itu untuk pergi dan segera beristirahat. Ia menurut dan segera meninggalkan Nassar setelah pamit.
Nassar memandangi Aulia yang terpejam dengan damai. Nassar lalu mematikan TV yang masih menyala. Nassar melepaskan ponsel yang masih berada di tangan Aulia. Tanpa sengaja Nassar menyentuh layarnya dan ponsel pun menyala. Nassar bisa melihat dengan jelas galeri ponsel terbuka dan foto Chandra dan Aulia ada disana. Nassar tak banyak berpikir, ia tahu tak ada cinta dihati Aulia untuknya ia tak banyak berharap. Ketika Aulia sembuh dan bisa menjemput kebahagiannya dengan pria lain, maka Nassar akan ikut bahagia dengan kebahagiaan yang didapat Aulia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love and Hate
FanfictionAulia sedang merencanakan pernikahannya dengan Chandra, pria yang sangat dicintainya. Ketika hari bahagia tinggal menghitung minggu, Aulia mengalami kecelakaan ia dinyatakan lumpuh dan tak mampu berjalan. Chandra yang selalu hadir menemani Aulia, k...