"Maksud kamu dek?"
"Aulia ngga akan kembali lagi sama Chandra."
"Lho kenapa? Apa Aulia merasa tidak sempurna? Tenang aja dek, insya Allah kata dokter bakal sembuh kok. Kamu jangan khawatir. Kamu bisa kembali normal.
Aulia menggelengkan kepalanya, "Bukan karena itu."
"Terus?"
"Aulia udah ngga cinta sama Chandra."
Nassar mengerutkan kening, karena kurang paham.
"Aulia beneran ngga akan kembali lagi sama Chandra karena memang Chandra sudah tidak ada di hati Aulia."
"Terus kamu berencana bagaimana?"
"Aulia mau mengejar cinta yang lain."
"Cinta yang lain? Kamu suka sama orag lain."
Aulia mengangguk mantap.
"Aa kenal sama orangnya?"
Aulia mengangguk lagi.
"Aa boleh tahu siapa?"
"Boleh, tapi Aulia punya syarat."
"Apa syaratnya?"
"Aa harus ngasih tahu juga siapa wanita yang aa sukai sampai saat ini."
"Kenapa harus?"
"Pokoknya itu syaratnya."
"Biarkan Aa berpikir sebentar. Tapi kamu beneran ngga akan kembali sama Chandra. Kamu yakin?"
"Iya Aulia yakin."
"Lalu kenapa selama ini sepulang dari Jerman, Aa ngerasa kamu tambah deket dengan Chandra."
"Aulia bersandiwara a."
"Untuk?"
"Agar aa tidak terus terbebani dengan Aulia, dan Aa mau memperjuangkan cinta Aa yang tertunda gara-gara Aulia."
Nassar terdiam.
"Tapi saat Aa bilang ga akan memperjuangkan cinta Aa lagi, disitu Aulia berpikir untuk tak bersandiwara lagi. Dan memperjuangkan cinta yang lain."
"Aa jadi penasaran siapa pria yang Aulia suka. Karena Aulia selama menikah ngga sering keluar rumah. Apa mungkin staff rumah sakit ya? Aulia diam-diam menaruh hati."
"Rahasia."
"Oke deh, Aa nyerah, ayo kita bongkar rahasia masing-masing, besok kita makan malam di luar."
"Akhirnya Aulia bisa bongkar secantik apa, wanita yang aa suka."
"Dan pria seperti apa yang Aulia suka."
Mereka terkekeh bersama namun menyimpan perasaan khawatir tentang apa yang akan terjadi setelah mereka tahu siapa yang mereka sukai.
@ @ @
Aulia berulang kali melihat pantulan dirinya di cermin. Gaun putih yang indah sengaja ia beli untuk makan malam dengan Nassar hari ini. Hati Aulia berdegup kencang karena ini adalah kali pertama ia mau mengungkapkan isi hatinya pada pria yang kini mulai mengisi hatinya. Hari ini akan menjadi awal atau akhir kisah mereka. Aulia sudah bersiap menerima jika Nassar memilih tetap melepaskan Aulia dan tak ingin mempertahankan rumah tangga mereka.
Sedangkan Nassar terdiam di ruangan kerjanya. Ia harus mengungkapkan rahasia besarnya yang tak pernah orang lain tahu. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mengutaran cintanya pada wanita yang selalu mengisi relung hatinya. Nassar menghembuskan nafas. Ia lalu mengeluarkan kotak dari lacinya. Ia membuka kotak itu dan menemukan sapu tangan yang ia jaga dengan hati-hati. Ia melipat sapu tangan itu dan memasukkan ke dalam saku dalam jasnya,
Aulia dan Nassar bertemu di ruang tamu, Aulia masih memakai kruk penyangga karena ia belum terlalu yakin dengan kekuatan kakinya.
Nassar tersenyum ketika melihat Aulia berdiri menyambutnya. Ia mendekati Aulia dan hap ia mengangkat Aulia dalam pelukannya.
"Aa, kan Aulia udah bisa jalan."
"Aa udah lama ga angkat kamu."
"Yaudah deh lumayan ada yang angkat gratis." Aulia lalu melingkarkan tangannya ke leher Nassar.
Nassar mendudukkan Aulia di kursi depan.
"A mau nyetir sendiri?"
"Iya dong, pokoknya mala mini kita berdua aja."
Nassar mengambil kunci mobil yang diberikan supirnya dan melesat menggunakan mobil tersebut.
Begitu sampai restoran, Nassar kembali tidak membiarkan Aulia berjalan ia menggendong Aulia hingga sampai di kursinya.
"A kok sepi gini restorannya?"
"Sengaja biar cuman berdua."
"Ihh aa nyewa semuanya?"
"Bentar aja kok cuman 3 jam."
"Aa iih boros."
Nassar hanya tersenyum, "Kali-kali aja kok."
Makanan langsung dihidangkan ketika Nassar memberikan isyarat.
"Mau makan dulu atau ngobrol dulu?" Tanya Nassar.
"Gimana Aa aja."
"Makan aja deh ya."
"Oke."
Mereka lalu makan bersama sambil mengobrol santai.
"Nah sekarang udah kenyang, tinggal pulang." Ujar Aulia.
"Serius mau langsung pulang?"
"Ngga dong."
Nassar lalu meminta waiter untuk membersihkan mejanya, dan meminta makanan penutup dihidangkan.
Setelah hidangan penutup sudah di meja mereka mulai membangun percakapan yang cukup serius.
"Jadi siapa yang mau bongkar rahasia duluan?" Tanya Nassar.
"A Nassar aja."
"Ngga ladies first?"
"Ngga dong ngga berlaku. Lagian Aa kan tinggal liatin fotonya aja beres. Aulia cuman pengen tahu aja. Aulia juga ngga bakalan kenal."
"Yaudah." Nassar tampak sedikit tegang.
"Jadi wanita seperti apakah yang membuat A Nassar susah move on . . ."
Nassar menghembuskan nafas sejenak dan mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Ia lalu menyodorkan sebuah kartu pada Aulia.
Aulia menrima uluran kartu itu dengan heran, "Ini apa, a? Oh usb bentuk kartu ya? Jadi fotonya ada di sini? Aulia harus pake Hp buat bukanya? Misterius banget."
"Ngga usah pake hp, udah ada kok gambarnya di sana."
Aulia membolak-balik kartu silver, namun tak menemukan foto apapun. Ia hanya bisa melihat pantulan wajahnya sendiri di kartu silver itu.
"Ih Aa misterius banget."
Dengan hati-hati Nassar mengeluarkan sapu tangan di saku jasnya.
Aulia memegang sapu tangain itu, sapu tangan yang sangat ia kenal. Sapu tangan miliknya sendiri. Aulia sadar jika ia pernah menemukan sapu tangan itu di meja Nassar namun ia lupa menanyakan kenapa sapu tangannya ada pada Nassar.
"Aulia aku sekarang sudah memantapkan hati untuk memperjuangakan cinta aku."
Aulia terdiam, ia sedikit sedih karena itu artinya Aulia mungkin akan mendapat penolakan nantinya, namun ia tetap menyimak kata-kata yang keluar dari mulut Nassar.
"Aku akan menyatakan perasaanku pada wanita yang selalu ada dalam hatiku."
"Siapa itu A?"
"Wanita pemilik sapu tangan itu."
Aulia terkejut.
Bersambung . . .
NB: Gimana yaa kelanjutannya? hehe . . jangan lupa vo-men . . . Sepertinya tinggal beberapa chapter sebelum ending mungkin 1-2 chapter lagi. Hehe . . . makasih udah support author yaa . ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love and Hate
Fiksi PenggemarAulia sedang merencanakan pernikahannya dengan Chandra, pria yang sangat dicintainya. Ketika hari bahagia tinggal menghitung minggu, Aulia mengalami kecelakaan ia dinyatakan lumpuh dan tak mampu berjalan. Chandra yang selalu hadir menemani Aulia, k...