Part 25

456 42 18
                                    

Aulia bersimpuh dan mensejajarkan tingginya dengan Nassar yang berjongkok.

"A? Aa?" Aulia berusaha membuat Nassar sedikit aman yang sedari tadi menutup telinganya. Melihat Nassar yang tidak bergeming, Aulia lalu merengkuh Nassar dalam pelukannya. Mereka tetap dalam posisi itu sampai suara ambulans itu tidak lagi terdengar.

Nassar mulai memulihkan kesadarannya. Ia sadar ia sedang dalam dekapan seseorang.

"A? Ngga apa-apa?" tanya Aulia lagi dengan kepanikan yang sama.

Nassar mengangguk. Dia lalu berdiri dibantu Aulia. Nassar memandang heran Aulia.

Aulia ikut heran, "Kenapa A?"

"Kamu jalan ke sini?"

Aulia tampaknya baru menyadari sesuatu, 'dimana kruk penyangganya?' Aulia lalu memalingkan badan dan melihat kruk pembantunya berjalan masih bersandar manis di kursi taman. Aulia sendiri tidak yakin dengan apa yang terjadi. Ia mencoba melangkah sekali dan ia hampir jatuh, Nassar sigap menahannya.

"Udah dek, naik ke punggung Aa jangan maksain."

Aulia menggeleng dan menolak tawaran Nassar, ia malah mencoba melangkah kembali. Kali ini berhasil. Nassar berjalan perlahan di belakangnya selalu siap menangkap Aulia jika Aulia kehilangan keseimbangannya.

Aulia terus berjalan sampai ia sampai kembali ke kursi taman di mana kruknya berada. Aulia tersenyum memandang wajah Nassar. Tanpa ragu ia memeluk Nassar erat.

"A, Aulia udah bisa jalan." katanya setengah berteriak karena begitu senang.

"Alhamdulillah." Nassar membalas pelukan Aulia tak kalah erat.

'Hari aku melepasmu semakin dekat.' bisik hati Nassar pada dirinya sendiri.

@ @ @

Aulia tertidur pulas sedari tadi dan selama itu pula Nassar duduk di sisi tempat tidurnya.

"Waktu Aa sudah menipis, dek. Sudah saatnya Aa melepas kamu kembali untuk bersatu dengan cinta kamu yang sesungguhnya. Maafin Aa udah menjadi penghalang kamu selama ini. Aa bahagia dan senang bisa bareng-bareng sama Adek selama ini. Aa harap adek juga begitu. Semoga hari-hari adek bersama Aa bukan termasuk memori buruk ya."

Nassar lalu bangkit bersiap pergi.

"AA." panggil Aulia yang ternyata sedari tadi mendengar ucapan Nassar.

Nassar berbalik walaupun dirinya sudah cukup dekat dengan pintu keluar.

"Oh Aa bangunin adek ya?"

Aulia menggeleng cepat, "duduk sini A. Ada yang mau Aulia tanyain."

Nassar urung melanjutkan langkahnya.

"A, jawab jujur pertanyaan Aulia ya?"

Nassar mengangguk, "Apa?"

"Aa masih mencintai cinta pertama Aa sampai saat ini?"

Nassar tersenyum dengan senyum terbaiknya dan mengangguk, "Bagi Aa dia adalah wanita sau-satunya."

"Apa aa akan membuka pintu hati Aa untuk wanita yang lain?"

"Maksudnya?" Nassar bertanya tak mengerti.

"Jika ada wanita yang menyukai Aa, apa Aa mau mencoba membuka hati aa?"

"Aa ga tau Aulia, wanita itu begitu berkesan di hati Aa."

Aulia mengangguk tanda paham.

"Udah sana tidur lagi baru jam 11 malam."

"Satu lagi."

Between Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang