Bagian : 3
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan tak terasa sudah hari jumat dan hari ini jam kerja ku hanya lima jam, yuhuu gak sabar buat liburan.
Pukul 11.00 semua pekerja laki-laki sudah mulai menghentikan semua pekerjaan untuk bersiap siap sholat jumat di mushola pabrik.
Dan semua pekerja perempuan pun menghentikan aktivitas yang sama karena di hari ini kami memiliki waktu dua jam untuk istirahat jadi aku bisa sekedar tidur atau makan di kantin terlebih dahulu, hmm senang nya.
Baru saja aku menelungkupkan kepala ku di atas lipatan tangan dan akan mulai memejamkan mata, tiba-tiba sebuah tepukan dan teriakan mengejutkan ku.
"woy Sar udah siap siap ngebo aja lu ya, gak ke kantin?"
Astagfirullah...
Otomatis ku angkat kembali kepalaku dan menatap seseorang di hadapan meja ku dengan jass lab kotor dan bersimbah keringat.
" Ram ngapain pake teriak segala si"
Orang itu adalah Rama, dia bekerja di bagian Lab lapangan tapi kegiatannya disaat tidak ada pekerjaan adalah mangkir ke lab ku karena di sana panas dan di sini dingin, itung itung ngadem katanya.
"Eh Ram kok baru keliatan beberapa hari ini kemana aja? Entar aja kekantin bareng, gak enak makan sendiri mulu soalnya gua males makan di kantin sebelah " ya karena kantin di sini ada dua, khusus kantin kantor ku hanya berisi orang lab dan produksi yang secara otomatis aku akan menjadi satu-satunya wanita di sana walaupun untuk saat ini ada Nava sedangkan para petinggi perusahaan makan di kantin kantor sebelah.
Rama dan aku memang seumuran jadi memang dia tidak memanggil ku dengan embel embel ibu dan itu aku yang meminta, kadang terlalu formal membuat ku tidak nyaman.
"sibuk gue di belakang, hahaha makanya cari dong yang bisa nemenin" dia terbahak.
Mulai
"udah ah Ram jangan bahas hal itu, gue lagi gak mood. Sana lo ganti baju, gila baju kotor kok di pake masuk ke lab gue"
Kenapa minggu ini sensitif sekali dengan kata kata pasangan, yaampun sial nian ambo yang selalu tercakitih ini.
"ahaha maaf deh maaf bu Sarah, Adit sama Verly udah ke mushola?" ucapnya setelah mengedarkan pandangan nya ke penjuru ruangan yang hanya di isi aku dan dua anak Pkl.
"kampret lah berasa tua banget gue dipanggil Ibu sama lo" kataku dengan sedikit kekehan di akhir nya kemudian melakukan hal yang sama yaitu menyisir ruangan melalui sudut mataku "anak anak itu mana mungkin tiba-tiba rajin begitu, Palingan lagi tidur di Lab Mikrobiologi" sambungku setelah yakin dengan penglihatan ku.
"kan emang kenyataan nya begitu Bu, iya juga si mereka kan langganan datang pas khutbah selesai hahaha"
Dia terbahak lagi
"Sialan Rama pergi lo sono hus hus susulin adek adek lo, sekalian ajak Panji nih..." teriak ku.
Melalui sudut mataku dua anak pkl yang sedang duduk terlihat sedang menahan tawa dengan wajah tertunduk dan lengan terkepal.
Uhhh aku benci di tertawakan.
"hahaha oke oke gue pergi deh, Yuk Pan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian
Short Story"Aku pernah berjanji untuk menunggu, maka kewajiban ku adalah menepati, sebab menepati janji adalah keharusan" Aku beranjak kemudian Ku lepaskan senyuman terakhir untuk nya, sebelum bendungan sungai sungai air mataku hancur. Dan dia di sana melakuka...