#1 Karet

72 13 1
                                    

Seorang gadis berlari di koridor dengan kesal mencari ruang kelas IPA 1 yang terkenal dengan kejeniusannya. Bukan itu bukan kelasnya, ia sedang mencari

"MINGYU!" teriaknya.

Gadis itu Keila Tarizka yang sering dipanggil Kei atau Keila, menghampiri Mingyu dengan kesal.

"Mana karet kuncir gue!"

"Mana gue tau" jawab Mingyu.

"Punya gue baru kepake satu masa tiba-tiba abis, siapa lagi kalo bukan elo yang maling" kekeh Keila.

"Gue ga maling Kei, enak aja" sahut Mingyu.

Keila yang masih ga percaya menggeledah isi tas Mingyu. Dan ia menemukan salah satu karetnya. Betapa kesalnya Keila saat karetnya dipakai buat mengkareti pensil, 2 pulpen, penghapus. Lalu menatap Mingyu tajam.

"Eh jangan dilepas dong, nanti pensil gue pada ilang" ucap Mingyu.

"BO-DO A-MAT" ucap Kei langsung berbalik keluar menuju kelasnya.

"KEI! KEILA!"

"Dasar, Keitek" sungut Mingyu. Membuat teman sekelasnya tertawa.

***

IPS 3.

Kei benar benar marah dan kesal pada Mingyu. Sebenarnya ia tak masalah Mingyu mengambil karet kuncirnya. Biasanya juga begitu. Tapi kali ini beda.

Kenapa?

Karena kuncir ini adalah pemberian ayahnya. Makanya Keila menyimpannya bahkan tak pernah dipakainya. Tadi pagi saat ia berangkat sekolah Kei hendak mencari pensil. Kei menyadari kuncir itu tidak ada. Kei jadi panik.

Kei melihat kuncirnya, yang bentuknya sudah tidak seperti sedia kala. Kini karetnya longgar, salah satu hiasan bunganya hilang atau copot.

Matanya berkaca kaca, lalu ia memakai kuncir itu pertama kalinya.

"Yah, kok nangis sih Kei?" tanya Lisa.

"Gapapa, gue aja yang terlalu baper. Padahal cuma kuncir rambut yakan?" ucap Kei sambil mengelap matanya.

"Ya kan itu berharga buat lo, lagian ni ya gue tuh kesel maksimal deh sama si Aming. Katanya anak Dirut. Masa beli tempat pensil gabisa. Dikaretin pake kuncir lagi bener-bener ga habis think"

"Gue tambah kesel tau Lis, lo ingetin mulu" ucap Kei tambah lesu.

"Hehe maaf deh. Ke kantin yuk?" ajak Lisa.

"Ga ah, gue dikelas aja tidur. Males ketemu si Aming."

"Yah, masak gue makan sendiri" sedih Lisa.

"Biasanya juga gimana, ajak aja tuh si Bambang" usul Kei.

"Gila aja gue ngajak Guru Sejarah"

"Bukan Pak Bambang, Bambang temen kampung lo itu lhoo"

"Itumah Bambam Keila, bukan Bambang" :(( gemas Lisa.

"Bodo lah gue mau tidur" ucap Kei sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

***

Mingyu baru aja mau keluar kelas hendak istirahat. Seorang adek kelas yang sering jadi kecengan Mingyu menghadangnya. Jeni.

"Ada apa Jen?" tanya Mingyu agak terkejut.

"Katanya kak Mingyu butuh karet ya?" tanya Jeni malu-malu.

"Kata siapa?" tanya Mingyu.

"Denger-denger tadi" Ucap Jeni tambah gugup.

"Nih kak aku punya banyak" ucapnya sambil melemparkannya pada Mingyu lalu Jeni kabur begitu saja. Sedangkan Mingyu hanya melirik Jeni sebentar lalu mengambil beberapa karet yang jatuh dilantai. Heran.

Oiya, Mingyu jadi teringat Kei. "Samperin ah" gumamnya.

"Lis, Keilanya mana?" Tanya Mingyu sambil duduk didepan Lisa.

"Au ah. Males gue sama lo" ucap Lisa kesal.

"Ck, kenapa sih cuma karet kuncir juga" ucap Mingyu santai. Mingyu sudah mengenal Keila lumayan lama. Dari SMP anak itu emang banyak drama. Baperan.

"Cuma lo bilang?!" kesal Lisa semakin menjadi.

"Ga mau ikut-ikutan deh gue, lo samperin aja dikelas." ucap Lisa jutek.

Mingyu beranjak pergi. Kemudian ia berhenti ketika Lisa bilang Kei tadi menangis.

"Keila bisa nangis?" tanyanya heran pada diri sendiri. Karna dari SMP Mingyu mengenal Keila, Kei hampir tidak pernah menangis kecuali saat ia ditinggal pergi ayahnya.

Kei merasa ada seseorang disampingnya. Tapi tetap saja ia merasa nyaman dengan posisinya sekarang. Apalagi ia tadi habis menangis. Pasti matanya sembab sekarang. Ini gara-gar–

"Kei"

Keila tentu tau siapa itu. Siapa lagi kalo bukan si Aming.

"Hmm" sahut Kei acuh.

"Gue minta maaf kalau ada salah" Ucap Mingyu terdengar tulus.

"Lagian itu cuma kuncir. Gue juga biasanya ambil juga lo biasa aja kan?" lanjut Mingyu menggampangkan.

"Cuma lo bilang? Cuma Ming?" ucap Kei langsung mendongak menatap Mingyu dengan mata berkaca-kaca. Ck kenapa Kei sensitif sekali hari ini.

"Ayolah Kei gue bisa beliin atau ganti yang lebih bagus, beneran janji" ucap Mingyu menawarkan jari kelingking.

Sedangkan Kei hanya menatap jari kelingking Mingyu sendu.

"Tunggu, ini bukan April Mop kan?" Mingyu menarik jari kelingking nya lagi.

"Jadi menurut lo gue cuma becanda ya Ming? Emang gue tuh cuma bisa buat bahan candaan lo aja" yah Keila baper.

Bersambung..

Gimana nih lanjut ga?
Ga kependekan kan?
Tolong vote dan comment ya teman teman. Itu sangat membantu.
Ingatkan kalau ada typo hehe.
Kalau ada saran tulis dikomentar ya
Terimakasih.

Tuh dapet salam cinta dari Mingyu dan Kei tek nya ❤️‍❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh dapet salam cinta dari Mingyu dan Kei tek nya ❤️‍❤❤

FOCUSED || mingyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang