#7 - Melting.

23 5 0
                                    

Mingyu hari ini rasanya lelah sekali. Kerja part time nya yang tidak menentu seperti menunggu kasir di salah satu toko minimarket, mengangkati kardus-kardus yang akan disetorkan. Dan masih banyak lagi. Membuat ia sekarang benar-benar lelah.

Hanya Dika yang tau kalau Mingyu mempunyai kerja part time. Mingyu sengaja tidak memberi tahu Kei. Takut ia khawatir.

Ia membuka pintu rumahnya, gelap. Tidak ada siapa-siapa seperti biasanya. Mingyu berjalan masuk menyalakan lampu lalu menghampiri kulkas mengambil air dingin untuk memenuhi cairannya.

"Darimana aja lo? Jam segini baru pulang?"

Mingyu tersentak, menoleh ke asal suara.

"Hyung, ngapain disini?" tanya Mingyu terkejut.

*Hyung= kakak laki-laki

"Gue ga boleh pulang ke rumah sendiri? Udah serasa rumah sendiri ya?" tanya Kai sinis.

"Ga gitu maksudny–"

"Halah, gue cabut. Bikin males aja" ucap Kai memotong penjelasan Mingyu.

"Hyung, jangan pergi, nginep–"

Braakk
(Anggap aja suara pintu nutup :)

"Disini aja. Temenin aku" lanjut Mingyu lirih. 'Aku kesepian' batin Mingyu.

***

"MINGYU BANGUN!" teriak seorang pria paruh baya yang langsung mencengkeram lengan Mingyu kasar tidak peduli Mingyu sudah bangun atau belum. Sementara Mingyu yang kaget hanya mengikuti dimana ia akan dibawa.

"Ayah kapan pulang?" tanya Mingyu ya dia ayah Mingyu.

"Gausah BACOT kamu!" ucap Ayah Mingyu sambil melemparnya ke arah Bathup. Membuat punggung Mingyu terantuk pinggir bathup.

Mingyu meringis pelan.

"Berani-beraninya kamu!" ucap ayahnya sambil melepas ikat pinggangnya. Mingyu memejamkan matanya seolah sudah siap menerima segala hukuman. Tapi Mingyu tidak tau apa salahnya.

"Kemarin Kai pulang kan!" teriak ayahnya. "AYAH DENGER KAMU USIR KAI, IYA?!" Teriak ayahnya semakin menjadi.

"Engga–" ctarr. Ucapan Mingyu terhenti saat ikat pinggang ayahnya menyabet punggungnya. Mingyu meringis tertahan.  

"BERANINYA KAMU!!" ctarr.

"PUNYA HAK APA KAMU?! HAH!" ctarr.

"SAYA GA PERNAH NGAJARIN KAMU JADI EGOIS" ctarr.

Mingyu duduk meringkuk menerima sabetan dari ayahnya. Berharap ini semua cepat berhenti.

"Ampun Yah" mohon Mingyu. "ampun" lirih Mingyu kesakitan.

"Kali ini saya maafin kamu." Ucap ayahnya sambil memakai ikat pinggangnya kembali.

"Kalau saya denger berita yang ga saya suka tentang kamu. Saya ga bakal tinggal diam. Awas kamu!" ancam ayahnya. Lalu ayahnya keluar dari kamar mandi. Tak mempedulikan Mingyu yang kesakitan.

Mingyu masih diam. Pelan pelan punggungnya bergetar.

Mingyu menangis.

***

"Hai Kei" sapa Kai yang masih menggunakan helm.

Kei menoleh. Tidak menyadari ada motor yang berhenti. Siapa?

"Ini gue" ucapnya sambil melepas helmnya. "Kai" lanjutnya.

Kok Kei merasa dejavu ya?

"Oh, hai kak" jawab Kei kikuk.

"Bareng yuk?" tawar Kai. Keila menengok kanan kiri berharap ada Mingyu yang terlihat mengahampirinya. Tapi nihil.

"Gue bawa 2 helm buat jaga-jaga kalo ketemu elo, eh ketemu beneran nih" Kai menyodorkan helm pada Keila. Keila menerima lalu memakainya.

"Udah naiknya?" tanya Kai?

"Udah kak" jawab Keila.

"Turun gih" Ucap Kai becanda.

"Hah?"

"Katanya udah naiknya, ya turun." canda Kai.

Keila yang baru paham maksud Kai langsung menepuk bahu Kai pelan. Keila tertawa. Pikirannya tentang Mingyu teralihkan. "Apa sih kak" cengengesnya.

"Udah?" tanya Kai lagi.

"Belum," 'jawab Keila ia sudah belajar dari sebelumnya. Ia tidak akan terjebak di pertanyaaan yang sama.

Kai malah melepaskan helm fullface nya yang membuat Keila bingung.

"Katanya belum, gue tungguin sampe udah" ucap Kai sambil tersenyum jahil menengok Keila yg duduk dibelakangnya.

"Kak Kaiii, kok gitu. Yaudah gue naik bis aja" ucap Keila kesal.

"Ih ngambek, yaudah ayo berangkat." ucap Kai sambil memakai helmnya.

"Sesuai aplikasi ya mbak"

Keila tertawa. Lalu berpegangan tas ransel Kai. Keila tidak munafik, sejujurnya Keila merasa tersipu dengan tingkah Kai.

"Pakai OVO ya mas, makasih" Ucap Keila bercanda setelah turun dari motor ninja Kai karena sudah sampai disekolah.

"Engga mbak, saya pake Vivo" jawab Kai menahan tawanya

HAHAHA.

Keila dan Kai tertawa bersama.

"Apa sih kak, receh" ucap Keila padahal dirinya juga tertawa.

"Gapapa yang penting lo ketawa" ucap Kai tersenyum.

Aaaa, Keila melting.

"Yaudah gue kekelas duluan ya kak. Makasih tumpangannya. Hehe" ucap Keila tersenyum manis.

"Mau gue anter ga?" tanya Kai

"Gausah kak" jawab Keila sambil melambaikan kedua tangannya bermaksud menolak.

"Gue juga cuma basa-basi kok"

"Kak Kai, kok nyebelin sih" Kai terkekeh.

"Nanti pulangnya bareng gue kan?" Tanya Kai memastikan.

"Ini basa-basi ya?" jawab Keila ragu.

Kai tertawa, "Beneran Keilaaa" jawab Kai. Keila tertawa kecil.

"Oke deh"

***

"Keila kenapa senyum-senyum ada yang lucu?" Tanya bu Yerin selaku guru akutansi.

Lisa menyenggol bahu Kei untuk menyadarkan sahabatnya Keila masih belum berhenti tersenyum.

"Ah, Iya bu. Keila Hadir!" jawab Keila berdiri dari tempat duduknya yang mengundang tawa teman sekelasnya.

Lisa menepok jidatnya. Keila duduk kembali masih tidak paham keadaan.

"Keila bisa ibu minta tolong?" tanya Bu Yerin dengan nada sarkas.

"Iya, bisa bu."

"Tolong tutup pintunya dari luar ya!"

"Iya bu." Keila berdiri menutup pintu lalu berbalik hendak menuju tempat duduknya kembali.

"Ibu tadi minta tolong apa Keila?" Tanya bu Yerin membuat Keila berhenti.

"Tutup Pintu" jawab Keila polos.

"DARI LUAR!" Teriak bu Yerin sudah tidak sabar lagi. Teman teman Keila tertawa terbahak.

"Bilang keluar dari pelajaran saya gitu aja susah amat" gerutu Keila pelan. Lalu menutup pintu dari luar. Salahkan Keila yang IQ nya jongkok.

Bersambung...

Gimana pendapat kaliyan?
Penasaran selanjutnya gaa? 😂
Kasihan mingyuu :((

FOCUSED || mingyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang