(10) - Dating?

286 25 4
                                    

❤❤❤
Don't forget for comment and vote
❤❤❤

✌✌✌
♪Soundtrack for this part : Sejeong Gugudan-if only♪
✌✌✌

10 Juli 2017
15:05 KST, Monsant De Aewol

Lima hari sudah Jieun berada di Jeju Island. Seharusnya ini adalah waktunya ia kembali ke Seoul dan kembali bekerja. Namun, ia urungkan niatnya untuk pulang lebih awal dan meminta perpanjangan waktu cutinya. Tak ada alasan khusus, hanya saja hati dan pikirannya saat ini mengarahkan Jieun untuk tetap tinggal beberapa waktu di Jeju. Ya, mungkin hati dan pikirannya tahu bahwa ia masih merindukannya. Merindukan suasana Jeju, rindu akan semilir angin dan hembusan ombak, rindu akan suasana sunset dengan gerombolan burung yang berterbangan, dan rindu akan kehadiran sosok orang yang pernah mengisi relung hatinya.

Sudah berapa lama sosok itu hilang, tak pernah kembali, meninggalkannya, meninggalkan sejuta kenangan bak butiran debu, terbang terbawa angin, hilang tak tersisa. Layaknya bulir bening, tak ada satupun yang lolos membasahi pipinya, mungkin air matanya sudah habis.

Tatapan kesedihan ia isyaratkan. Memandang suasana penuh keromantisan, mengabadikan moment kebahagiaan, duduk bersanding bersenda gurau, menikmati keindahan mengenggam tangan satu sama lain. Apa yang ia harapkan, melihat pemandangan disekitarnya. Muak? Tidak! Ingin? Iya! Ia menginginkannya, Jieun menginginkan semua apa yang ia pandang saat ini. Tapi apalah daya, hanya sebuah angan yang tak dapat ia raih.

Duduk seorang diri di sebuah cafe bernuansa romantis tepat dipingggir pantai, sembari menikmati sunset, dengan hembusan angin yang menusuk kulit. Ahh, ia iri dengan keramaian disini. Apa hanya ia yang merasa sepi? Jika saja Tuhan tidak mengambil nyawanya lebih cepat. Mungkin ia akan bahagia saat ini. Bersama seorang suami yang ia cintai. Namun, kenyataannya takdir berkehendak, sosok itu pergi, pergi meninggalkan Jieun untuk selamanya. Dia, Lee Jong Suk.

"kau disini?"

Sebuah suara yang tak asing ia dengar, membuyarkan pikirannya yang kalut akan seorang Lee Jong Suk. Ia menoleh, melihat siapa yang berani mengusiknya.

"kau tak ingat aku?"

Lagi-lagi dia. Ya, jelas Jieun mengingatnya. Orang aneh, menyebalkan yang tempo hari tak sengaja menabraknya dan menyuruh untuk mengganti sebuah "tempered glass".

"namja yang waktu itu sempat me----"

"namja yang tempo lalu pernah melihatku saat aku hendak keluar dari Chocoff Cafe dan dari kejauhan di dalam mobilnya sedang memandangku , namja yang saat itu pernah memandangku dengan tatapan yang tak bisa diartikan saat aku menyanyi di Chocoff Cafe, serta namja yang lima hari lalu menabrakku dan tak mau meminta maaf tapi malah menyuruhku mengganti tempered glass?"

"nde? Ahh k-kau mengetahuinya?"

"nan arra"

"haaah, begitu rupanya"

Namja tersebut tak lain adalah Jiyong. Ia tak mengira bahwasannya Jieun tahu jika selama ini ia selalu memandangnya dari kejauhan.

Suasana canggung kembali menyelimuti Jiyong yang masih berdiri di hadapan Jieun.

"a-apa aku boleh duduk disini?"

Jiyong yang menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal kemudian tersenyum kecut saat mengetahui ekspresi datar Jieun yang melihatnya. Rasanya serba salah, ia yang sudah mengusik ketenangan Jieun tiba-tiba pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Ia pun memberanikan diri untuk duduk dihadapan Jieun.

"silahkan, toh bukannya ini juga milikmu."

"kau tahu aku? lagi-lagi Jiyong terkejut dengan perkataan Jieun."

"siapa disini yang tak kenal dengan Kwon Jiyong. Arra! Jangan kau pikir aku seorang yeoja yang hanya diam, cuek tak tahu apapun, dan tak tahu siapa kau sebenarnya. Nan arra Kwon Jiyong-ssi".

Alih-alih menanggapi perkataan Jieun, Jiyong hanya terseyum. Beberapa saat ia jatuh dalam pikirannya sendiri. Satu kata yang terlintas begitu saja dalam benaknya. Menarik. Yeoja ini menarik. Selama yang ia tahu yeoja yang berada didepannya ini tak tahu siapa seorang Jiyong sebenarnya. Namun, siapa sangka jika Jieun mengetahuinya dalam diam.

Tak jenuh-jenuhnya ia menatap Jieun. Hanya duduk didepan Jieun dan menatapnya dengan jarak yang kurang dari satu meter saja sudah membuat jantungnya seakan ingin lepas.

"lima menit. Apa begitu menariknya aku hingga kau menatapku selama lima menit?"

"yee? Ahh haha, Mian"

Seakan terhipnotis dengan wajah Jieun, hingga Jiyong lupa jika sedari tadi ia hanya menatapnya dan tak mengatakan sepatah kata pun.

"apa tak masalah jika kau duduk disini? Sepertinya fans fans mu itu menatapku dengan tak suka"

"lalu, apa kau ingin ketempat lain?"

"apa kau sedang mengajakku berkencan?"

"haha. Umm, anggap saja saat ini kau dan aku sedang berkencan"

Jiyong tersenyum dengan pertanyaan Jieun yang menurutnya aneh tapi lucu.

"bagaimana? Apa kau mau berkencan dengan ku?"

Lagi-lagi diam, Jieun tak menjawab ajakan Jiyong, ia tetap diam. Entah apa yang dipikirkan yeoja itu. Ataukah, ia menimbang dengan ajakan kencan Jiyong, menerima atau menolaknya. Hingga beberapa saat pernyataan Jiyong menyadarkannya.

"Tak apa jika kau tak mau, mungkin lain kali".

Dan lagi, Jieun diam, ia berdiri dan meninggalkan Jiyong. Jiyong bingung akan sikap Jieun yang pergi begitu saja. Ada apa dengannya? Mengapa ia pergi begitu saja? Apa ada yang salah dengan perkataannya pikir Jiyong. disaat itu pula, Jieun berhenti dan menoleh kearah Jiyong.

"kajja! Kenapa kau masih disitu?"

"kajja Jiyong-ssi! Aku tak akan bertindak dua kali untuk ini."

Untuk kesekian kalinya ia diam, memandang penuh arti pada Jieun yang menatapnya. Ia tersenyum. Senyum yang seakan bisa meluluhkan hati para wanita.

"kajja!"

"mari kita berkencan. Jieun-ssi!"

❄❄❄

❤❤❤
😘Thank you for your voment😘
❤❤❤

Criminal Mind [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang