(4) - Memory-Part 3

255 39 5
                                    

❤❤❤
Don't forget for comment and vote
❤❤❤

✌✌✌
♪Music by : Yiruma-Stay in Memory♪
✌✌✌

Agustus, 2009

Kurang lebih 3 bulan telah berlalu, Jieun sudah pulih dari kondisinya dan kini ia berada di balkon kamarnya. Ia termenung. Hanya itu yang ia lakukan bahkan setiap hari, setiap waktu. Tanpa ia bosan atau lelah sekalipun. Seperti orang yang tak ada gairah hidup, mungkin itu julukan yang pantas untuk Jieun saat ini. Atau lebih sinkronnya mayat hidup? Bagaimana tidak, ia tidak mau makan. Bahkan menyentuh makanan pun yang sudah tersedia di meja kamarnya tak juga disentuh sama sekali.

Apa cacing yang ada di perutnya tak memberontak meminta sesuap makanan? Jieun memang sudah pulih, lebih sehat malah, namun tetap saja pikiran dan hatinya masih belum pulih sepenuhnya.
Yang ia lakukan hanya duduk di balkon, melamun, kemudian ia menangis. Berulang-ulang ia lakukan, selalu begitu.

Lalu, bagaimana dengan kasus pembunuhan itu dan bagaimana dengan kakaknya, Chanyeol?

Diumurnya yang sekarang, 18 tahun ia sudah menjadi pengusaha muda. Saat ini ia memimpin perusahaan ayahnya memulai semuanya dari awal. Lika-liku dalam membangun perusahaan yang sudah bertaraf internasional itu ia bangun dengan keringat kerja kerasnya. Meneruskan apa yang sudah menjadi kewajibannya, dengan sebuah tanggung jawab yang besar untuk mengurus perusahaan yang telah dibangun ayahnya.

Soal kasus pembunuhan itu juga telah ditutup, para penyidik maupun pembantu penyelidik tak menemukan jawaban atas kasus itu seolah-olah para pembunuh begitu profesional melakukannya tanpa meninggalkan jejak sekalipun. Termasuk CCTV hal sekecil itu pun mereka lihai, mereka telah menghancurkan semua bukti yang ada. Jieun yang begitu antusias dengan kasus ini kemudian menyerah, baginya kasus ini mengambang begitu saja tak menemukan titik terang atas semua jawaban.

"Jieun-ah" chanyeol yang baru pulang dari kerjaannya langsung menghampiri Jieun yang berada di kamarnya.

"Eoh, kau tidak menyentuh makanan lagi? Aishhh, neo wae-ire jjinja?" Chanyeol begitu frustasi melihat keadaan Jieun yang sekarang. Bahkan untuk menjawab pertanyaan Chanyeol sekalipun ia tak berniat.

"Apa yang kau mau sekarang? Haa? Apa kau akan terus seperti ini? Tiap hari kau ke balkon, melamun, bahkan makan pun kau tak selera. Jika kau sakit yang susah pun juga aku. Sadarlah!" Geram chanyeol.

"Wae-yo?"

"Wae-yo kenapa para pembunuh itu tak juga membunuh ku sekalipun? Daripada aku seperti ini lebih baik aku juga ikut mati."

.
.
.

Kau berharga untukku Jieun....

"Kau ingin mati sia-sia seperti mereka? Kau tahu jika kau mati, appa, eomma ataupun suzy mereka pasti juga tak akan senang. Bahkan melihat kau dengan keadaan seperti ini."

"Namun tak ada gunanya aku hidup, mereka adalah jiwa bagiku. Mereka adalah kehidupanku." Isak Jieun yang kini sudah berada di pelukan Chanyeol.

"Ara-yo. Masih ada aku disini, jebal eoh, jangan seperti ini."

"Lebih baik kau makan. Untuk kesehatanmu Jieun-ah. Euhh?"
Dengan bujukan Chanyeol akhirnya mau tidak mau ia memakan makanannya.

Criminal Mind [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang