❤❤❤
Don't forget for comment and vote
❤❤❤
✌✌✌
Soundtrack for this part :
♪Yiruma-Dream♪
✌✌✌"Dooorrrr!"
Suara tembakan terdengar nyaring di telinga seorang gadis remaja yang memang sedang berada di kamarnya.
"Dooorrrr! Dooorrrr! Dooorrrr!"
Suara tembakan kembali terdengar. Apa yang terjadi, kenapa dirumahnya ada yang sedang menembak. Atau mungkin itu kakaknya? Ahh bukan, kakaknya tidak mungkin bermain tembak-tembakan, apalagi adiknya, dengan pistol saja ia takut. Pikir seorang gadis remaja itu. Karna penasaran akhirnya ia keluar dari kamarnya menuju tempat suara tersebut.
"Appa! Eomma! Suzy!"
Teriak seorang gadis itu melihat jasad orang tua dan adiknya tergeletak dengan darah segar yang terus keluar dari tubuh yang sudah tak bernyawa tersebut. Dengan setengah berlari ia menuruni tangga, nafasnya sudah mulai tak beraturan, ia menangis sejadi-jadinya.
"Eommaaaaaa, hiks hiks, Appaaaaa."
Gadis remaja itu mengguncang-guncangkan tubuh ibunya kemudian ayahnya, walaupun ia tahu itu tidak akan membuat mereka kembali hidup. Ia menangis sesenggukan, dadanya sakit melihat ayah, ibu dan adiknya sudah tak bernyawa.
"eottokhae.?" Ia bertanya pada diri sendiri, apa yang terjadi, kenapa bisa ayah, ibu dan adiknya mati tergeletak tak berdaya seperti ini.
"Hiksss..hikss...hikssss...."
Ia tetap menangis sembari memeluk lututnya sendiri, tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia bahkan benar benar takut. Samar-samar ia mendengar ada yang berbicara, ia pun mendongak dan terkejut.
"Yaak! Hyeong, ternyata keluarganya masih ada yang hidup. Haruskah kita juga membunuhnya?" Tanya pria itu yang kira-kira umurnya sekitar 40tahunan.
"Tidak usah, toh kita sudah mendapatkan apa yang bos pinta." Jawab pria lain. Jika dikira-kira tentang umurnya kemungkinan pria satu ini berumur 45 tahunan.
"Neo nideul nuguya! Kenapa kalian ada dirumahku? Apa yang kalian lakukan? Kalian... Kalian pasti yang membunuh orang tua dan saudariku bukan?"
Tanya gadis remaja tersebut dengan nada bicara yang kencang, tidak sopan mungkin apalagi mereka lebih tua darinya, namun ia tidak peduli toh jelas pasti mereka yang membunuh keluarganya. Ia berdiri menghampiri mereka meminta penjelasan. Namun tak ada penjelasan dari kedua pria tersebut melainkan mereka hanya tersenyum sinis dan meninggalkan gadis itu.
"Yakkkkkk!"
Dia berteriak dan langsung menarik baju belakang pria itu, ahh mungkin lebih tepatnya pembunuh. Mereka seorang pembunuh.
Plakkkkk
Satu tamparan keras berhasil mendarat dipipinya hingga merah.
"Yakkkk! neo, aku tidak ada urusan denganmu, sudah untung kau kubiarkan hidup tidak mati sia sia seperti mereka."
"Wae!!!! Kenapa kalian membunuh keluargaku? Kalian jahat!"
Gadis itu marah dengan masih mempertahankan tangisannya, ia memukul-mukul dada pria tersebut, tak peduli tangannya sakit karna memang pukulannya cukup keras.
Pria yang dipukul gadis tersebut mungkin sudah cukup merasa kesakitan akhirnya memegang tangan gadis itu kemudian mendorongnya hingga terjatuh. Ia tak merasa kasihan sama sekali, bahkan gadis yang ia dorong tadi kepalanya terbentur meja dan mengeluarkan darah ia tetap tak peduli.
"Yaa, kau tau, sebenarnya aku kasihan padamu dan sebenarnya aku ingin sekali mengakhiri hidupmu. Lihat! Kau sekarang hidup sendiri keluargamu semua mati, dan kau bakal jatuh miskin. Kau tidak punya siapapun lagi. Hahaha. Tapi aku masih punya hati nurani untuk tidak membunuh mu. Jadi aku bukan orang jahat yang kau kira. Arraseo!"
Jelas pria 45 tahun itu dengan seringaian di sudut bibirnya, bagaikan seekor singa yang ingin menerkam mangsanya. Tanpa ia duga ternyata gadis remaja yang berada tepat didepannya dengan posisinya jongkok, ia mendapatkan ludahan dari gadis tersebut.
Shit! Ucapnya. Ia menampar lagi pipi gadis itu bahkan hingga berdarah.
Dooooorrr!!
Suara tembakan lagi, kali ini bukan keluarganya melainkan dia sendiri yang terkena tembak di pahanya. Darah seketika mengalir membasahi lantai. Ia meringis kesakitan, perih itu yang dirasa seperti hatinya saat ini.Ia menangis merasakan kesakitan yang amat luar biasa. Kejadian itu terus berulang. Iya dia saat ini bermimpi, mimpi yang sama kejadian masa lalu yang ia hadapi. Menyakitkan. Tidak hanya badannya melainkan hati dan pikiran pun ia rasakan. Ia bangun dari tidurnya, menangis lagi, hanya itu yang ia bisa lakukan, memukul-mukul dadanya sendiri. Mungkin saat ini bukan tubuhnya lagi yang sakit melainkan hatinya bahkan pikirannya sekalipun masih tetap sakit.
Pikiran yang berkepanjangan membuatnya menjadi stres, bahkan ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa didaerah Incheon selama 2 tahun. Trauma akan suara tembak pun ia rasakan. Setiap ia mendengar suara nyaring tembakan pistol ia selalu menangis, ketakutan. Takut akan suara itu lagi. Dan itu membuatnya mengingat kejadian 9 tahun yang lalu.
❄❄❄
❤❤❤
😘Thank you for your voment😘
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Mind [REMAKE]
ФанфикCERITA INI AKAN DI REMAKE ULANG! DAN AKAN DI PUBLIKASIKAN DI PLATFORM LAIN.