Bab Lima

29 8 7
                                    


Tet! tet!!

Bel istirahat berbunyi nyaring. Seluruh anak Sma Pelita itu berlarian menyerbu kantin.

Ayana masih manis duduk dikelas karena seperti biasa ia harus menunggu Raka terlebih dahulu. Ayana memgambil earphone--nya mencolokkan di hp agar ia dapat mendengarkan lagu. Ayana membuka applikasi JOOXnya memilih lagu 'Perfect' yang dibawakan
Ed Shreen.

"Na, lo gak kekantin? masih nunggu Raka ya?" Lidya menepuk pelan bahu Ayana.

Melepas earphone--nya menatap Lidya yang sudah duduk manis disebelahnya."Udah tahu ngapain nanya? gak penting Lidya kusayang..?"

"Iya deh iya.. lo kan orang yang terpenting dinegara tercinta ini! lah.. sedangkan gue? hanya sebutiran debu tak berguana!!" Ayana mendengus kesal kala ia tahu bahwa Lidya mulai ngeluarin jurus lebaynya. Jangan salah loh? disini bukan hanya Ayana yang otaknya udah geser, tapi Lidya juga!!

"Na, Raka udah didepan tuh! kantin yok!"

Ayana melihat kearah pintu kelas yang sudah mendapati Raka berdiri menyander dinding kelas seraya memasukkan tangannya kesaku kanan. Ayana mendekat meninggalkan Lidya yang cemberut ditempat ia duduk karena ditinggalkan untuk yang kesekian kalinya.

"Tungguin gue Na," Lidya mengejar Ayana yang sudah berada manis didepan Raka.

"Suka banget ya.. lo ninggalin gue."

Ayana mengeluarkan cengirannya. "Sorry sorry.. jangan marah ntar cepet tua."

Raka menarik tangan Ayana menjauh dari Lidya. Mereka pergi menuju kantin meninggalkan Lidya untuk kesekian kalinya.

Lidya menghentak hentakkan kaki kesal ia berlari menuju Ayana dan Raka yang berjalan didepannya sambil bergandengan tangan.

"Enak ya? lo berdua ninggalin gue! gue jalan dibelakang lagi! udah kayak pengawal lo beruda aja!" Lidya berjalan disamping Ayana seraya mencibir kesal.

"Lo baru nyadar?" Raka melirik Lidya yang mengedus kesal.

"Ihh.. lo makin hari makin mirip Ayana ya Rak! makin cerewet kayak emak Ayana. Sumpah mirip banget!!"

"Berani lo bilang gue emak lo?!" Ayana memelototkan matanya seperti hendak keluar.

"Hehe.. peach bro peach.." Lidya mengeluarkan peach--nya.

***

"Woy!"Raka menggebrak meja kantin yang diduduki oleh Darwin dan Andika.

"Uhuk!" Andika tersedak bakso yang dimakannya.

Andika menatap nyalang Raka yang menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Anjing! lo nggak liat orang lagi makan haa?!" Ucap Andika kesal seraya mengambil segelas air lalu meneguknya.

"Apanya yang gak liat? dasar lo nya aja yang mau batuk ngikut ngikut iklan!" Ayana mencibir kesal."Pakek batuk jaim lagi! pantes lo nggak pernah cool diliat anak perempuan"Lanjutnya.

Andika menatap Ayana marah,"Lo nggak liat gue lagi keselek? gue bukan lagi ngikut iklan! dasar oon ya lo!"Perkataan Andika sontak menghadirkan tawa yang lainnya. Bukan Ayana yang oon tapi malah Andika! padahal Andika tahu bahwa Ayana memang orang yang suka membuat orang lain ngakak. Seharusnya Andika tidak mengubris apa yang dikatakan Ayana. Nah, sekarang siapa yang oon?

Ayana mengangkat bahu cuek. Ia menatap Raka yang berada disebelanya, "Rak kamu udah pesen?"

"Udah kok. Kita duduk ya?" Ayana mengangguk lalu mengambil tempat tepat didepan Darwin. Disebelah kananya ada Raka dan sebelah kirinya ada Lidya.

"Lo udah pesenin gue sekalian tadi nggak Rak?"ucap Lidya yang dingguki oleh Raka.

"Eh eh eh.. ada adik kelas cantik lewat tuh!" Andika menunjuk kearah dua orang adik kelasnya yang berjalan hendak melewati meja mereka.

"Suit suit suit! cewek lewat, ceweknya cakep cakep. Datangnya dari khayangan mau menuju hati abang.."Andika menyanyikan lagu gombalannya dengan nada 'lagu ada sepeda' seraya mengedipkan sebelah matanya kearah dua wanita itu. Jangan salah bahkan Andika dan Darwin juga mempunyai paras yang terbilang tampan. Walau masih tampanan Raka.

Sontak kedua adik kelas itu berhenti mematung didepan meja yang Raka dan lainnya duduki.

"Ikan hiu
gedek gedek
i love you
dek!" Darwin muali menggombali mereka dengan gombalan recehnya.

"Gantian dong! sekarang gue. Si ganteng!" Andika menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangan kananya.

Ayana terkekeh kecil ditempatnya melihat gombalan yang diucapkan kedua sahabatnya. Ayana pikir ia saja yang mempunyai tingkat kewarasan dibawah rata rata. Tapi ternyata? bahkan Darwin dan Andika masuk dalam kategori otak yang dibawah kewarasan. Tapi, satu hal yang menarik dari mereka berdua, kadang mereka bisa berkata bijak.

"Abang odong odong
namanya Kazu,
mau dong
jadi pacarnya kamu." Kedua adik kelas yang tidak diketahui namanya itu siapa, menunduk dengan pipi yang memerah. Hingga membuat Andika semakin semangat mengeluarkan gombalan recehnya.

"Udah udah lo berdua balik! nggak usah denger mereka berdua. Ntar lo pada makan ati!" Lidya menyuruh pergi adik kelas itu. Keduanya segera pergi dari hadapan mereka.

"Yah.. kok lo malah nyuruh mereka pergi sih Lid" Andika menatap punggung adik kelas yang menjauh.

"Ntar anak orang baper lo berdua emangnya mau tanggung jawab!"Ayana mendelik tajam melihat Darwin dan Andika.

"Bener tuh kata Ayana! ntar pada baper mereka ngadu lagi sama emaknya karna lo berdua nggak mau tanggung jawab." Raka menimpali.

"Betul betul!" Lidya menyahut begitu saja.

"Lo mah betul betul aja! bilang aja lo nggak mau Andika jadian sama cewek lain. Iya kan?" Ayana menusuk nusuk pipi Lidya yang berada tepat disebelahnya.

"Ayana lo ya!!"Wajah Lidya memerah kesal.

"Yaudah mulai sekarang lo jadi pacar gue!" Ucap Andika tenang tanpa beban.

Lidya tiba tiba saja tersedak air liur nya sendiri. Untung saja ia sedang tidak memakan makanannya, kalau ia mungkin Lidya akan tersedak seperti Andika.

"Yes!! gue dapet pj!!"

***

Jangan lupa Voment ya..
maaf kalau ada typo dan bahasa yang sedikit kaku. Maklum masih amatir.

Thanks❤

Forgotten [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang