01 | beginning

793 89 6
                                    

eumㅡhai

Kalian mungkin tidak peduli dengan identitasku tapi aku tetap akan memberitahu kalian

Aku Gowon.
Aku seorang anak kesepian yang beruntung karena orang tuaku kaya. Uangku banyak, aku tinggal dengan seorang pembantu rumah tangga dan sopir di rumah besar ini karena orang tuaku selalu sibuk, yang aku tau mereka hanya bekerja tapi sejujurnya aku sudah tidak peduli lagi.

Mungkin nasibku sama dengan anak lain yang hidupnya juga ditinggal sendiri, selalu ditinggal bekerja, seperti yang sering kubaca di novel-novel. Kalian juga pasti sudah biasa mendengarnya.

ah aku tarik kata beruntung tadi, aku punya beberapa hal yang menurutku membuat aku menjadi sangat menyedihkan.

Pertama, aku memang banyak uang karena setiap minggu rekeningku otomatis diisi orang tuaku padahal belum tentu uang sebelumnya sudah habis. Nah meski aku banyak uang, kebahagiaan tidak pernah benar-benar berhasil memasuki hidupku.

Aku iri melihat teman sekolahku, ketika mereka sakit, orang tuanya datang menjemput.

Ketika pengambilan raport, orang tua mereka akan datang.

Bahkan ketika mereka terkena masalah atau membuat masalah, orang tuanya datang.

Aku? Tidak merasakan semua itu.

Kedua, aku punya penyakit paru obstruktif kronis, jika kalian penasaran kalian bisa mencari sendiri di internet

Dokter hanya memberiku obat dan saran saran saja. Obat-obat yang lama kelamaan berdosis tinggi itu, hanya berfungsi memperlambat perkembangan penyakitku.

Penyakit ini banyak maunya, aku harus menghindari debu dan kotoran, juga hati hati dalam suhu dingin atau panas, aku tidak bisa bertahan dalam suhu yang berlebihan,

Emosiku juga harus terkontrol, jika aku terlalu sedih, terlalu marah, atau bahkan terlalu bahagia pun penyakitku akan kambuh

Oh iya

Sedihnya, maaf kalau ini sensitifㅡ

Aku sudah beberapa kali melakukan percobaan menghilangkan nyawaku sendiri, tapi entah kenapa tidak pernah berhasil

Ketika pergelangan tanganku sudah tergores dan darah yang selanjutnya mengalir deras juga nafasku yang tercekat harusnya tinggal menunggu ajal menjemput, namun ada saja yang menyelamatkanku

Entahlahㅡ aku tidak pernah benar benar dapat meninggal.

Lalu, percobaan bunuh diriku yang terakhir adalah saat itu aku berada di atap gedung sekolahku

Kebetulan tidak ada orang saat aku tiba disana, aku pernah dengar cerita tentang jika mau bunuh diri bisa loncat saja dari ketinggian karena orang lain tidak akan sempat menyelamatkanmu.

Hey, jangan ditiru ya. Ini bukan hal yang baik sama sekali, percayalah padaku.

Dan aku pernah mendengar, kalau mati disekolah maka arwahmu akan tetap di sekolah itu karena mati dalam keadaan tidak wajar

Tapi ternyata tetap ada yang menyelamatkanku ketika aku berdiri hampir di ujung bibir atap

Dia yang menyelamatkanku, dia menarik lenganku agar menjauh dari ujung

Aku heran kenapa aku tidak mendengar langkah kakinya, apa aku terlalu menikmati sejuknya angin saat itu ya?

Ah iya, dia berteriak padaku
"Lo gila ya?!" katanya

Aku menatapnya, masih terkejut karena tiba tiba ditarik

"Bunuh diri nggak menyelesaikan segalanya, jangan menyakiti diri sendiri ketika lo udah sangat merasa tersakiti" ucapnya

Aku masih diam

"Ini waktunya pulang ngapain lo masih disini?" tanyanya saat itu

Dan aku tetap diam

Lalu mungkin dia kesal karena aku tidak memberi respon apapun
"Duh. Ayo turun" katanya sambil menarik pelan genggaman tanganku

ㅡtidak pernah aku sebahagia ini ketika diselamatkan seseorang. Bahkan sebelumnya aku merasa kesal saat diselamatkan.

Entah kenapa, aku merasakan hal aneh ketika berpapasan dengannya setelah kejadian itu.

Dia teman sekolahku, Renjun namanya

Kami tidak satu kelas sih, dulu pernah satu kelas saat kelas 10 tapi sekarang kita kelas 11 dan dia ada di kelas sebelah

Iya-iya, katakan saja aku terlalu terbawa perasaan terhadap perlakuannya saat itu kepadaku, memang benar sejak saat itu aku merasa menyimpan perasaanku padanya

Dia tipikal laki laki yang cuek menurutku, dia pendiam sejak dulu, dia juga jarang keluar kelas, ah dia jarang tersenyum juga.

Aku tau sih, kejadian di atap itu hanyalah kebetulan pastinya. Mungkin dia ingin ke atap juga lalu melihatku yang sedang dengan jelasnya akan menjatuhkan diri dari atap, lalu naluri manusianya muncul dan menyelamatkanku

Tapi sejak saat itu pula aku tidak pernah ada niatan akan bunuh diri lagi, aku bahkan ingin sembuh dari penyakitku

Tiba tiba aku merasa aku harus sembuh

Aku tau aku kuat dan aku bisa sembuh

Aku ingin melihat renjun dalam jangka waktu yang lama

Aku ingin tetap hidup dan sehat

Aku akan menganggap renjun sebagai suatu kebahagiaan yang didatangkan dalam hidupku

Terserah dia menganggapku apa, terserah orang lain menganggapku apa, aku akan tetap pada keputusanku

Aku berharap penyakitku tidak mengakibatkan kematianku dalam waktu dekat

Aku selalu berdoa agar aku diizinkan oleh Tuhan untuk mencintai Renjun dengan caraku

Semoga, aku akan tetap kuat

Setiap malam aku berdoa dengan doa yang sama seperti itu.

Kalian, bantulah aku. Doakan aku bisa sembuh ya, siapa tau aku jadi penderita pertama yang dapat sembuh

Sudah ya,

Sudah malam, akan kulanjutkan besok. Kalian pasti bosan jika aku terus mengungkapkan kalimat menggelikan seperti itu tentang Renjun

ㅡtbc

Wonderwall [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang