18 | see you, love!

178 43 15
                                    


Sebelum berangkat ke Amsterdam, Gowon minta diantar ke penjara untuk menengok sekaligus berpamitan dengan Mama Naeun.

Renjun menawarkan diri untuk mengantarkannya dan Mama Gowon dengan senang hati mengiyakan.

Mereka berdua berangkat ke tempat mama angkat Gowon itu dipenjarakan, sesampainya disana ternyata hanya satu orang yang boleh masuk.

Gowon menatap Renjun sebelum masuk, laki-laki itu menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Gowon agar tidak usah takut. 

Karena gadis itu masih merasa sedikit takut jika harus bertemu mama angkatnya itu meski ia sendiri yang meminta.

Ketika sudah masuk di area pengunjung, ia dipersilakan duduk. Di depannya ada meja dan kaca yang memisahkan si pengunjung dengan tahanan.

Mama Naeun keluar dari ruangan dan duduk di depannya. Tatapannya begitu dingin dan menyesakkan hingga Gowon sempat berpikir untuk keluar dari ruangan itu dan berlari menghampiri Renjun.

"Mau apa kamu kemari?" tanya Mama Naeun

Gowon mengubah ekspresinya yang semula terlihat takut menjadi berani dan percaya diri seperti yang diajarkan teman-temannya.

"Aku mau pamit, Ma" 

"Mau pergi? Kalau mau pergi ya tinggal pergi aja! Kamu mau minta saya nangis dan memohon lagi agar kamu tetap tinggal?" 

Naeun marah, tapi matanya mengeluarkan air mata. Begitu pula dengan Gowon yang sedang dengan sekuat tenaga menahan tangisannya.

"Saya cuma pengen punya anak, satu aja. Bukan hanya Jisoo yang menganggap kamu sebagai suatu anugerah, saya jugaㅡ"

Ucapannya terpotong karena suaranya tercekat.

"TAPI KALAU KAMU LEBIH BAHAGIA DENGAN JISOO SAYA BISA APA!" 

Petugas kepolisian segera menarik Naeun dan memasukkannya kembali ke ruangan yang Gowon juga tidak tahu itu apa. Para tahanan dan pengunjung lain memandangi mereka.

Gowon berdiri lalu menundukkan kepalanya seraya berucap kata maaf pada orang-orang sekitar karena telah menimbulkan keributan.

Tepat ketika ia membuka pintu keluar dan dihadapkan oleh Renjun yang juga terkejut karena mendengar teriakan mama angkat Gowon itu, air matanya turun dan tangannya gemetar.

Renjun merangkul Gowon dan mengajaknya masuk ke dalam mobil karena disana banyak mata memandang mereka dan Renjun tahu Gowon tidak terlalu suka keramaian.

Di dalam mobil, Renjun memeluk Gowon dan mengelus rambutnya berusaha untuk menenangkan gadisnya itu.

"Jangan benci dia" ucap Renjun

Gowon menggelengkan kepalanya, tangisannya pun semakin keras.

Ia tidak membenci mamanya itu, kalau sudah benci maka tidak akan pernah ada pikiran untuk mengunjungi. 

Memang, Mama Naeun yang memunculkan kesedihan dan kesepian dalam hidupnya, ia selalu ingin menghilangkan dirinya sendiri dari dunia karena mamanya itu. Sikap mamanya yang dingin, kasar, dan perlakuannya yang suka menyakiti Gowon setiap gadis itu melakukan kesalahan membuat gadis itu mengenal ketakutan pada dunia luar.

Gowon tidak pernah takut pada monster, hantu, ataupun makhluk mengerikan lainnya. Ia lebih takut pada manusia. Bahkan ia tidak takut pada kematian sebelumnya.

Itu semua karena ia sudah merasakan sakit sejak kecil, masalah dan penyakit yang menyerangnya bertubi-tubi membuatnya tidak pernah mensyukuri hidupnya.

Ketika anak kecil harusnya berada pada fase bermain-main dan tertawa keras, ia hanya bisa menangis dan terdiam. Bahkan ia dipisahkan dari orang tua kandungnya yang juga tersiksa karena tidak bisa melihatnya tumbuh sebelumnya.

Wonderwall [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang