O3 ー perampas atensi

843 123 5
                                    

sekarang aku tahu namanya,tetapi tidak berani memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sekarang aku tahu namanya,
tetapi tidak berani memanggilnya.
OKT 2019

lentera terang benderang sejauh mata memandang, rumah perkotaan menyalakan lampunya, pepohonan serta hijau-hijauan di bawah langit malam, basah kuyup dimandikan awan. menikmati bau bunga jalanan yang dibasahi hujan, mereka mekar dimana-mana. dihiasi juga trotoar oleh dua anak sekolahan. keduanya sama-sama berjalan beralaskan sepatu putih kucal, berdampingan.

namanya aslan. aslan namanya.

seorang laki-laki yang ditunggu kehadirannya. dia bagai harapan penuh gemilang untuk menanam bunga dalam hati, kupu-kupu beterbangan memenuhi perutnya.

aslan melangkahkan kaki, berlagak memimpin arah jalan sambil memegang payung. sedangkan assel, memilih untuk menempatkan diri di sampingnya menurut buat mengikuti. mengagumi dalam hati dari sisi kiri. menengok kepadanya kemudian memulai topik bicara? berani-beraninya. assel trauma diacuhkan.

gadis itu tidak memikirkan perihal aslan apakah tau dimana rumahnya, sebab aslan tidak bertanya, tapi assel mah mau dibawa kemana saja oleh aslan juga boleh.

assel cuma berdiam diri menolak bersuara.

keduanya, tidak jauh berbeda. sama-sama enggan berbicara. jalanan malam yang indah bagai malam tak berpenghuni. karena yang assel mau tetaplah seperti ini. tidak boleh menampakkan rasa suka. entah lara atau luka yang akan menghantuinya nanti, memang lebih baik seperti ini. mimpi buruk bagi assel jika aslan kembali mencela perasaannya.

ogah sekali assel memikirkan kalau kelak aslan akan menjauh untuk kurun waktu yang lama. bukan lama, tapi sangat lama, atau mungkin selamanya.

aslan tiba-tiba memulai kata. "kamu marah, ya?"

si batman ini malah kembali membahasnya. mulutnya bisa disentil saja tidak, sih? memang kampret, assel jadi dipancing untuk berbicara, meluapkan emosi yang ia tahan sejak selasa.

"TIDAK." assel yang sudah lama terus menundukkan kepala, mulai berani mengangkat dagu, melihat si cowok tinggi yang pesonanya gonjang-ganjing. hatinya kembali mau berguncang, sudah mau kesurupan, berpikir hendak memakai baju pernikahan yang seperti apa.

assel bergumam, "peduli apa nanya begitu, coba?"

LAH?

ASLAN

CENGENGESAN

ANJINCCCC

tatapan assel oleng, ia berdebar tak karuan, hatinya terhuyung jatuh, nyaris menggelepar karena ditendang oleh netra aslan yang balas memandang, terkekeh, dan tersenyum kepadanyaㅡatau mungkin malah mendengarnya menggumam. padahal assel cuma mengumpat sedikit biar ia meminta maaf, namun yang didapatnya tidak setimpal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

octoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang