PROLOG : RUANG AKSARAYA

1.3K 185 6
                                    

OKT 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OKT 2019

the mark of athena, a dash of magic, trials of apollo, the house of hades...

jelas ada di belahan rak sebelah barat, deretan karya tulis tipe fantasi dan misteri.

berada di lorong rak buku yang memanjang kelihatan betis telanjangnya berdiri. sepi sunyi, buku-buku yang tertata rapi pada barisan paling bawah hingga yang tertinggi, disentuhnya punggung buku dengan jari-jarinya yang menari. bibirnya menggumam ragu, membaca ini itu dengan parasnya yang sendu, menatap ratusan buku yang membuatnya membuang-buang waktu.

gadis rambut pendek sebahu murid sekolah menengah atas tahun kedua, sedang tidak memakai kaos kaki. sepatu putih agak kucel sengaja diletakkan di sampingnya agar mendampingi, seragam putih berdasi, memamerkan noda dan keringat bekas kegiatan senin pagi.

roknya begitu kumal, lantaran habis kecipratan air kubangan bekas hujan deras siang tadi. tampak kedua lututnya yang lecet, bekas menggunakan sepeda secara begajulan.

persetan mirip gembel, lagipula tangannya bersih.

"assel?" sapaan kelima puluh tujuh dari pegawai toko kepadanya. ia laki-laki, masih muda, sedang sibuk mengawasi.

tebak saja mengapa sesering itu ia menempatkan dirinya di toko buku kecil yang memojok di sudut jalanan kota, bukan untuk melihat pegawai tokonya, bukan. paling-paling karena gabut.

berkunjung selepas pulang sekolah untuk membeli, berkunjung lagi malam harinya kira-kira untuk duduk bersila di lantai kemudian mengobrol dengan rak buku berdebu, lantas sisanya ia rela kembali ke toko buku itu hanya untuk mengambil sesuatu miliknya yang tertinggal, tertinggal dengan sengaja, gantungan tas gambar gumbal contohnya.

itu cuma bagian dari alasannya saja, biar ia kembali mengunjungi untuk meluangkan waktu mengisi imajinasinya yang telah kosong. lima jam tidak membaca buku, pikirannya jadi melompong.

"gak bosen kesini, sel?" yoassela, gadis kemayu dengan lubuk hatinya yang sayu, rupanya ialah seorang pelanggan yang gemar memborong buku. pantas assel yakin tidak akan ditegur manabila kotor begitu.

"habis pulang sekolah apa habis nyangkul? dekil amat."

teguran kedua didapatkannya. dicibir seperti itu, ia meresponnya dengan mengangkat dagu, tersenyum kecut, angkuh assel menjawab,

"lah? mulut lo tuh yang dekil." assel mengolok, netranya kembali fokus pada buku, enggan menoleh untuk yang kedua kali.

"kak jeje, kak jehan, apa gitu."

octoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang