That Day

365 75 12
                                    

Minhyun memegang tangan Marvin erat ketika mereka berdua sampai di depan sebuah rumah.

Rumahnya terlihat besar, nyaman, juga asri. Tapi Minhyun takut, gugup juga. Dia tidak tahu bagaimana reaksi orang-orang di dalam rumah itu ketika melihatnya.

"Alvian, you'll be alright." Marvin, atau nama aslinya Kang Minhyuk berkata sambil mengusap bahu Minhyun.

"Will they like me?"

Minhyuk merendahkan tubuhnya, menyejajarkan dirinya dengan Minhyun.

"Of course. You're a good boy." Minhyuk mengelus kepala Minhyun.

"Jadi siap bertemu keluargaku?" Minhyuk bertanya dengan bahasa ibunya Minhyun.

"Emm." Minhyun menganggukan kepalanya.

.

.

.

.

.

Daniel melongokkan kepalanya dari balik tubuh Eommanya. Di sana di depan pintu rumahnya yang terbuka, ada Paman Minhyuk adik ayahnya, dan juga satu sosok asing.

"Minhyuk, kau sudah datang." Eomma Daniel memeluk Minhyuk. "Ah, ini pasti Alvian, ya. Kau sangat tampan." Eomma Daniel mengelus kepala Minhyun yang tingginya hanya sebatas dada wanita itu.

"Daniel, baby." Eommanya mengalihkan pandangannya pada Daniel yang masih bersembunyi di balik tubuhnya. "Lihat, Paman Minhyuk membawa teman untukmu."

"Teman?" Daniel menatap mata ibunya dengan pandangan berbinar.

"Emm, teman." Eommanya menuntun tangan Daniel agar berdiri di depannya di hadapan Minhyun.

Daniel menatap anak laki-laki di depannya. Ia sangat tinggi, Daniel kecil waktu itu tingginya hanya mencapai perut Minhyun.

"Annyeong." Minhyun tersenyum, matanya membentuk eyesmile cantik. "Aku Alvian Hwang, kamu?"

Daniel menatap Minhyun dengan tatapan khas anak kecilnya. "Pweety..."

"Huh?"

"Alvian is so pweety."

Eomma Daniel dan Minhyuk menatap mereka berdua gemas.

Telinga Minhyun memerah. Ia mengusap kepala Daniel. "Thank you. You're Daniel right?"

Daniel mengangguk.

"From now on, I'm your brother."

"Huh, bwather?"

"Yes." Minhyun mencubit pipi gembil Daniel.

Mata Daniel berbinar senang, bibirnya menyunggingkan senyum lucu. Ia mengangkat tangannya, meminta Minhyun untuk mengangkatnya.

Minhyun dengan senang hati menggendong Daniel.

Daniel mengeratkan pelukannya di leher Minhyun. Minhyun masih menatapnya dengan senyuman yang belum luntur.

Cup

Daniel mengecup bibirnya, then he giggled cutely. Minhyun menatapnya kaget.

"I like you."

Sekarang bukan hanya telinga Minhyun yang memerah, pipinya pun merona.

"Ya ampun, kalian berdua memggemaskan sekali!"

.

.

.

.

.

Itu adalah bagaimana pertama kali mereka bertemu.

Minhyun yang sudah delapan tahun hidup di London dibawa oleh Minhyuk, tetangga apartemennya, seorang mahasiswa ke rumah keluarganya di Vancouver, Kanada.

Waktu itu, orang tua Minhyun baru saja meninggal. Tabrak lari. Dan tersangkanya terbebas dari hukuman di pengadilan. Minhyun menangis sekerasnya waktu itu, ia tidak terima. Apalagi waktu ia melihat wajah pengacara tersangka itu, ia tersenyum padanya. Bukan senyum simpatik atau apa, tapi senyuman meremehkan.

Minhyun marah, ia menangis meraung di pelukan Minhyuk. Ia tahu siapa pengacara itu. George Haggins, ia adalah orang yang menaruh dendam pada ayahnya. Minhyun yakin sekali, dalam pikiran anak umur sepuluhnya, dialah yang merencanakan semua ini.

Minhyuk yang khawatir akan keadaan Minhyun yang sebatang kara pun menghubungi kakaknya, Kang Jaeguk yang tinggal di Vancouver.

Kakaknya pun menganjurkan agar Minhyun dibawa ke Vancouver, kakaknya berkata ia akan mengangkat Minhyun menjadi anak.

Dan, akhirnya Minhyun menjadi anak angkat keluarga Kang, sekaligus butler anak bungsu ayah angkatnya.

Walaupun begitu Minhyun tetap disekolahkan, dan ia mendapatkan fasilitas yang sama dengan apa yang di dapat Daniel. Keluarga Kang sangat menyayanginya, bahkan semua kakak Daniel pun senang memilikinya di keluarga mereka.

Minhyun senang, ia disayangi di keluarga Kang. Tapi ia takkan pernah melupakan kenangan buruk yang menimpanya. Walaupun ia telah mengikhlaskan kepergian orangtuanya, rasa sakitnya masih tetap ada.

Rasa sakit itu lah yang membuatnya menemukan impiannya.

Ia ingin jadi pengacara. Bukan seperti Haggins tentu saja. Tapi yang jauh lebih baik dari itu. Ia ingin membuktikan pada orang-orang, jika ia bisa jauh lebih baik daripada pembunuh orangtuanya.

Dan akhirnya, ketika Daniel sudah lulus SMP, dan ia juga lulus SMA, keluarga Kang pindah ke Korea dikarenakan Kang Jaeguk harus menempati posisi ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan sebagai Ketua Kang Enterpraise.

Di tanah kelahirannya lah, Minhyun mulai mengejar impiannya menjadi pengacara. Ia mengikuti tes masuk universitas, dan diterima di Universitas Yonsei.

Masa depannya yang cerah mulai menunjukkan wujudnya. Ia optimis bisa meraih impiannya.

Tapi, ia juga tahu tidak semudah itu untuk memggapai mimpinya.

Karena dia adalah penjaga Kang Daniel. Anak bungsu kesayangan Keluarga Kang, yang memiliki 20 pusat perbelanjaan besar di seluruh daratan Korea.

Apapun bisa terjadi padanya.

Termasuk kehilangan nyawa ketika menjaga Kang Daniel.

.

.

.

.

.

TBC


Okaaaayyy!!

What do you think 'bout this part?

Ask me anything you want to know.

Aku gak gigit kok 😊

Undeniably FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang