6. Ganti

28 2 2
                                    

Selamat membaca... 💕💞

***

Nara langsung merebahkan tubuhnya pada tempat tidur. Ia masih merasakan nyeri pada hatinya.

"Kenapa dengan perasaan gue? Oke, fine. Nara lo harus sadar, lo bukan siapa-siapa Haidar. Lo hanya orang yang menganggu kehidupan Haidar saja", ucap Nara pada dirinya sendiri.

Nara menghela nafas berat, tanpa diduga Nara pun tak sanggup lagi menahan tangisnya. Ia tidak dapat membendung lagi air matanya.

*^-^*^-^*

Keluarga Haidar sedang makan malam bersama.

"Hana, kapan ujian tengah semester dilaksanakan?", tanya Ayah kepada Hana, putri kesayangannya.

"Eem, mungkin minggu depan, Yah", jawab Hana.

"Semangat ya dek, kak mah udah selesai", ejek Haikal pada adiknya.

"Iih, kakak kaya gitu. Ayah...", adu Hana pada ayahnya.

Ayah hanya menggelengkan kepala.

"Haikal!"

Haikal langsung terdiam begitu Bunda memanggil namanya.

"Hana, sekolah SMA sama SMP kan berbeda", ujar Bunda kepada Hana.

"Iya sih, Bun", ucap Hana sambil menunduk.

Ayah hanya tersenyum melihat istrinya yang dapat menasehati anak-anaknya tanpa mengunakan emosi.

"Belajar yang rajin dek", ujar Ayah kepada Hana.

"Siap, Ayah", sahut Hana sambil meletakkan tanggannya dipelipis.

*^-^*^-^*

Pagi hari...

"Kak Haidar, pakai motor atau mobil?", tanya Hana saat melihat Haidar turun dari tangga dengan jarinya yang memutar-mutarkan kunci mobil.

"Pakai mobil. Hana mau bareng sekalian?", tanya Haidar memastikan.

"Hihihi... Tau aja Kak Haidar", ujar Hana sambil terkekeh.

"Kak Haikal mana?", tanya Haidar pada adiknya yang sedang memakai sepatu.

"Dikamar, tadi Kak Haikal bilang ada yang ketinggalan gitu."

Haidar hanya mengangguk-anggukan kepala mendengar jawaban adiknya.

"Ayo! Buruan berangkat. Nanti keburu gerbangnya ditutup", ucap Haikal tiba-tiba.

Haidar melihat jam tangan yang ia pakai. Sedangkan Hana langsung melihat ke arah jam dinding.

06.15

"Kak Haikal nggak lucu tau!", ucap Hana kesal. Ia merasa kakaknya yang satu itu mengerjainya.

"Hahahaha....." Tawa Haikal.

"Haikal!", ujar Bunda keluar dari dapur.

"Hihihi, iya bun, maaf", ucap Haikal sambil mencium punggung tangan bundanya. Disusul dengan Haidar dan Hana.

"Hana berangkat ya bun", pamit Hana pada bunda.

"Iya, hati-hati dijalan", ujar bunda.

"Iya, bun", balas Haidar.

"Assalamu'alaikum..." Ucap Haidar, Haikal, dan Hana bersamaan.

"Wa'alaikumussalam."

Mobil yang dikendarai Haidar pun meninggalkan halaman rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biarkan Aku SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang