Hai... Aku balik lagi... Pada kangen ya sama..... Cerita aku yang gaje ini..
Next..
*^_^*^_^*
Nara turun dari mobil ayahnya. Mobil ayah segera meninggalkan kawasan sekolah Nara.
Nara melewati gerbang menuju kelasnya. Saat dibelokan, Nara terkejut bukan main. Ia melihat Haidar yang berdiri bersandar ditembok sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Untuk beberapa detik Nara terdiam karena jatungnya berdetak. Entah karena melihat Haidar atau terkejut.
"Akhirnya lo muncul juga" ucap Haidar.
"Emang ada perlu apa?" tanya Nara dengan polos.
"Lo gak ingat? Kalau mulai hari ini lo harus nemenin gue olahraga?" Haidar mencoba mengingatkan akan hukuman Nara.
Oh.. Iya, gue kok bisa lupa ya, batin Nara.
Beberapa siswa yang lewat terlihat terheran-heran, Haidar sedang berbicara dengan siapa? Karena jarang sekali Haidar berinteraksi dengan cewek. Ada yang menatap tidak suka kepada
Nara. Namun Nara hanya mengangap angin lalu."Gue tunggu lo dilapangan basket sehabis pulang sekolah" ucap Haidar, lalu ia beranjak dari tempatnya. Baru 3 langkah Haidar berjalan, suara Nara mengintruksi Haidar untuk berhenti.
"Tunggu! Emang nanti ada latihan?" tanya Nara.
Haidar membalikkan tubuhnya, "Kalau gak ada latihan, gue gak akan nyuruh lo nemenin gue. Lagian sebentar lagi ada pertandingan basket" ucap Haidar menatap tajam Nara.
Nara hanya diam mendapat tatapan seperti itu.
Haidar pun meninggalkan Nara yang diam terpaku ditempatnya.
Nara masih terdiam, tiba-tiba ada yang memegang bahunya. Ia terkejut, "Kenapa berdiri disini?" tanya orang itu yang ternyata Haikal. Nara bingung menjawab pertanyaan Haikal. Masa' iya gue bilang yang sebenarnya, batin Nara."Ah.. Enggak, cuma agak merasa pusing jadi gue berhenti sebentar" ujar Nara bohong.
"Kalau gitu gue anter ke UKS ya" tawar Haikal.
"Eh.. Ngak usah, udah mendingan kok" ucap Nara tersenyum.
"Ya udah gue anter ke kelas lo" langsung saja Haikal menarik tangan Nara. Nara hanya dapat mengikuti langkah Haikal.
Tadi pas sama Haidar udah pada natap gue gak suka, apalagi sekarang! Gue berjalan sama Haikal, dan sekarang mereka natap gue dengan tatapan lebih tajam, batin Nara sambil sesekali ia melihat siswi yang menatapnya dengan tajam.
"Lo dikelas apa?" tanya Haikal.
"XII IPA 3" jawab Nara.
Haikal pun berjalan melewati kelasnya dan berjalan terus menuju kelas Nara.
"Terima kasih" ucap Nara tersenyum.
"Gak masalah. Ya udah gue balik ke kelas" pamit Haikal.
"Sekali lagi terima kasih" ucap Nara dan dibalas Haikal dengan senyuman.
Haikal pun berjalan menuju ke kelasnya. Sedangkan Nara masih terdiam karena terpesona dengan senyum Haikal yang begitu mengagumkan. Segera ia sadar dan memasuki kelasnya.
"Aduh.. Yang dianter sama Haikal" ujar Ika setelah Nara tiba dibangkunya.
"Hah!" ucap Nara sambil mencerna ucapan Ika.
"Oh.. Gue gak berangkat sama Haikal. Tadi ketemu dibelokan terus gue dianter deh ke kelas" jelas Nara pada Ika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Saja
Fiksi RemajaAyudia Inara, biasa disapa Nara. Ia anak terakhir dan mempunyai seorang kakak perempuan yang sudah memiliki keluarga. Sekarang ia duduk di bangku SMA kelas XII IPA. Awal kisah cintanya dimulai sejak MOS di SMA. Ia menyukai seseorang sejak pertama ia...