The Twin

763 16 3
                                    

“Kim, ini dua bocah masih lama apa ya tidurnya?”

“Masiiih. Lo tidur aja, Max.”

“Gimana gue mau tidur, orang anak lu dari tadi kerjaannya gangguin gue mulu.”

Aku tertawa terbahak-bahak sebelum mengangkat putra pertamaku itu menyingkir dari atas wajah Max.

“Come on, Ethan. Don’t put your feet inside of uncle Max’s mouth.” Ku tegur seperti itu Ethan malah tertawa kegirangan sampai suara tawanya terdengar sangat melengking. Akhirnya aku harus menyingkirkan anak kecil itu sejauh-jauhnya dari Max.

Aku memberikannya mainan yang suka dia gigit untuk mengalihkan perhatiannya dari wajah Max dan beralih kepada Emily. Anak perempuanku yang satu ini lebih tertarik pada wajah Nathan yang sedang tertidur pulas. Sejak tadi aku memberi tahunya apa saja yang dia pegang. Seperti hidung, mata, dan juga mulut.

Hal berikutnya yang bisa Emily lakukan adalah, memukul dan meremas. Sudah beberapa kali pipi Nathan ditampar oleh tangan mungilnya itu dan hidung Nathan sampai sedikit memerah diujungnya karena diremas terus menerus tapi pria ini tetap saja tak terjaga dari tidurnya. Berbeda sekali dengan Max.

“BLETAK!” aku terkejut mendengar suara benturan sekeras itu dan aku menoleh kearah Ethan apakah dia baru saja terguling dari atas kasur yang lumayan tinggi ini tapi yang kudapat hanyalah Max yang sedang menahan tangisnya.

Max terbangun dari tidurnya dan mengadukan perlakuan Ethan padaku dengan gaya yang sangat menggemaskan. Aku seperti mempunyai anak empat, sekarang. “Look what your son done to me!” pekiknya sambil menunjuk Ethan menggunakan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang dahinya.

Aku dan Max sama-sama menoleh kearah Ethan. Awalnya aku ingin menegurnya lagi tapi yang dipelototi justru tertawa kegirangan lagi sambil memain-mainkan tangannya. Aku pun berganti menatap kearah Max dengan sangat bersalah. “I’m so sorry Max, lo tau kan dia masih kecil? Dia aja ga tau kalo itu kepala, bukannya bola.”

Karena tak tahan akan ucapanku sendiri, akhirnya aku tertawa terbahak-bahak dan tiba-tiba sadar kalau Nathan sedang tidur maka aku menghentikan tawaku. Saat aku menoleh kearah Max lagi, dia sudah turun dari tempat tidur dan bersiap untuk melempar Ethan keatas langit dan menangkapnya lagi.

Belum selesai urusanku dengan Max selesai karena Ethan, tiba-tiba Nathan terbangun dengan pipi berwarna kemerah-merahan dan aku bisa melihat bayangan sebuah tangan kecil. Uh oh, jangan bilang Nathan terbangun gara-gara Emily menamparnya.

“What the hell is going on here? Oh, hi there little cutie pie!” omel sekaligus sapa Nathan. disapa seperti itu, Emily terpekik dan menyembunyikan wajahnya dipelukanku. Nathan tertawa melihat respon menggemaskan dari Emily. Kurasa dia tidak tahu kalau Emily lah yang sudah membangunkannya.

Nathan menoleh kebelakang dan melihat Max yang sedang melempar Ethan sekilas dan mengalihkan pandangan menuju jam dinding. “Sekarang udah jam 2…” Nathan terdiam sejenak. “Dan anak lo dari tadi belom tidur juga, Kim?!” Max berhenti melempar Ethan dan menggendongnya. Tangan Ethan di dekapnya agar tak bisa melakukan apapun pada dirinya.

“Correct, Nath. And you know what? Dari tadi this lil evil gangguin gue terus sampe mukul kepala gue pake mainannya dia.” Aku dan Nathan sama-sama tertawa mendengar penjelasan Max. sebenarnya aku ingin memberi tahu Nathan juga soal yang tadi, tapi tak usah lah.

Setelah melihat Max, pandangan Nathan jatuh kepadaku lalu pada Emily. Aku tahu apa maksud dari tatapan Nathan itu. “Okay kid. It’s bedtime. Max, lo bantuin bawa Ethan ke kamarnya.” Max menolak mentah-mentah perintahku. Tak heran juga sih, dia pasti dendam pada Ethan sekarang. Untunglah Nathan dengan senang hati mau membantuku membawa Ethan.

KIMBERLY 2: The Scarlet ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang