When Ariana speak up...

130 9 0
                                    

ARIANA POINT O’ VIEW

Kalian semua harus mengerti kalau aku berdiri disini saat ini, disamping kakak keduaku bukanlah kemauanku melainkan semata untuk melihat apa yang akan dilakukan Jason pada kakakku dan mungkin aku akan melakukan sedikit pembelaan terhadapnya kalau-kalau Jason mulai ‘’menyeramkan’’. Aku menghela nafas begitu melihat Jason dengan pongah-nya keluar dari dalam mobil. Ini dia, Ari. Waktunya telah tiba.

Lalu Jason menunjukkan senyuman itu. Tentu senyuman yang kumaksud bukanlah senyuman ramah yang kebanyakan orang-orang miliki. Senyuman berbeda miliknya adalah senyuman orang yang sudah terbiasa membunuh dan kini kembali haus darah dan ingin mencari mangsa baru.

Aku berusaha tidak kehilangan keberanian melihat senyuman itu meskipun aku sudah tak tahan ingin menangis sekencang-kencangnya dan memohon pada Jason untuk menghentikan permainan bodoh ini.

Di sisi lain, aku tak bisa seenaknya saja memohon pada Jason untuk tidak melanjutkan permainan gila yang dibuat oleh kakakku, Isaac. Ini memang terdengar gila karena Isaac sempat menjadi rekan kerja di organisasi Jason dulu.

Dulu sekali...

Dari dulu, Jason memang terkenal sebagai pemimpin organisasi bertangan dingin. Segala perintahnya pasti selalu berhasil dan anak buahnya selalu orang-orang pilihan, ketika datanglah Isaac kedalam organisasinya..

Hidup kami jauh berbeda dengan kehidupan Kim yang serba kekurangan. Tanpa orang tua dan keluarga. Bahkan bibinya sendiri membuangnya. Keluarga kami sangat sempurna. Orang tua kami masih lengkap hingga sekarang. Aku beserta kedua kakakku, Isaac dan Jayden menjadi kakak beradik yang amat dekat hubungannya.

Jayden dan aku termasuk anak yang bisa dibilang cukup manis bila dibandingkan dengan Isaac. Begitu memasuki sekolah menengah, pada saat itulah dia mulai terlihat nakal. Entah bagaimana caranya, tiba-tiba dia mulai suka minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, bahkan seks.

Aku mengetahui semua ini juga dari Jayden yang mulai curiga akan tingkah laku Isaac yang berbeda. Dia ahli sekali dalam menguntit dan mengorek berbagai informasi. Bahkan dia tahu siapa-siapa saja yang bisa menjadi sumber informan terpercaya dari situlah aku dan Jayden tahu kalau sebenarnya Isaac sudah berkomplot dengan Jason yang lebih tua 5 tahun darinya.

Sempat terjadi pertengkaran hebat antara Jayden dan Isaac akibat Jayden meminta Isaac untuk menjelaskan kenapa dia harus melakukan semua itu. Jayden memang sampai babak belur karena dihajar habis-habisan oleh Isaac, tapi hal itu tak menyusutkan semangatnya untuk merubah sikap adik kesayangannya itu.

Akhirnya aku mengajukan diri untuk berbicara dengan Isaac karena aku yakin dia takkan mungkin berani melukaiku berhubung ketika itu umurku masih belia sekitar 13 tahun.

Begitu aku memberanikan diri untuk bertanya secara langsung padanya, anehnya dia menjawab pertanyaanku dalam sekali tanya dan jawabannya itu membuatku kebingungan begitu juga dengan Jayden. “Kenapa? Udah jelas kalo gue ngeidolain Jason,kan? Dia itu keren!”

Rasa bingungku dengan rasa bingung Jayden tentulah berbeda. Jayden bingung pada adiknya kenapa dia bisa mengidolakan seseorang yang suka sekali merusak dirinya sendiri dan memiliki perilaku tidak baik macam Jason. Sedangkan aku malah bingung, darimana dia bisa mengenal Jason.

Tanpa sepengetahuan aku dan Jayden apalagi Mom dan Dad, Isaac secara diam-diam mulai menjadi anggota organisasi setelah menjadikan dirinya sebagai ‘’biggest fans of Jason’’

Maksud hati Jayden ingin menghentikan Isaac, dia justru ditembak oleh Isaac. Lagi-lagi aku tidak akan pernah tahu kebenarannya kalau Isaac sendiri yang tidak menceritakan yang sebenarnya padaku.

KIMBERLY 2: The Scarlet ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang