The Marriage

257 11 0
                                    

Rasa senang yang kurasakan pagi ini mengalahkan kebahagiaan semua orang di dunia ini saat ini juga. bagaimana aku tidak senang kalau akhirnya aku bisa terbangun diatas tempat tidur di pagi hari dan mendapati adanya Jason yang masih tertidur lelap disampingku.

Aku tersenyum memandangi wajahnya yang sedang tertidur lelap. Hari-hari seperti inilah yang sudah kudamba-dambakan sejak lama. Sejak aku melahirkan Em dan Ed. Dan sekarang, impianku sudah menjadi kenyataan. Apalah yang bisa ku harapkan dari kebahagiaan kecil yang sedang kurasakan sekarang ini?

Perlahan aku turun dari atas tempat tidur tanpa menimbulkan suara yang kira-kira bisa membangunkan Jason untuk mandi dan menyiapkan sarapan pertama kami sebagai sebuah keluarga. Astaga, aku bersemangat sekali menjalani hari pertama berkumpulnya kami semua di dalam rumah yang sama.

Seusai mandi, aku mengecek kamar Ethan dan Emily terlebih dahulu sebelum menuju dapur. Mereka semua masih tertidur lelap, rupanya. Aku membuka salah satu jendela yang ada di dalam kamar ini dan membiarkan cahaya pagi masuk kedalam kamar. Siapa tahu mereka bisa terbangun dengan cara ini.

“Jason!? Lo udah bangun?” tanyaku dari bawah begitu mendengar suara sesuatu yang jatuh berdebum. Sudah pasti itu suara tubuh Jason yang jatuh kelantai karena terakhir kali kulihat tubuhnya sudah berada diujung tepi tempat tidur, hanya tinggal menunggu jatuhnya saja. ternyata benar, sekarang pasti dia yang jatuh.

Yang terdengar hanyalah suara erangan Jason dari arah kamarku yang menandakan dia sudah terjaga dari tidurnya. “Tolong bawa Ed sama Em kesini, ya. Sarapannya udah siap.” Ujarku sedikit kencang karena takut tak terdengar oleh Jason atau Jason tertidur lagi.

Saat aku memberikan sentuhan terakhir untuk tatanan meja makan kami, terdengar bunyi bel dari arah pintu. Dahiku mengkerut. Siapa yang datang sepagi ini kerumahku? Aku mengintip dari lubang yang sudah disediakan dan aku melihat seseorang berambut pirang berdiri membelakangi pintu rumahku.

Berbaliklah, ayo berbaliklah. Gumamku pada orang itu sambil menunggu dia berbalik sehingga aku bisa melihat wajah orang itu. Pria berambut pirang itu terlihat sedang berbicara dengan seseorang dan mengangkat bahunya. Tak lama, muncul wajah seseorang yang sangat familiar.

Belum sempat orang itu membunyikan bel lagi, aku segera membukakan pintu untuk mereka. “Nah, itu ada orangnya. Hai, Kim!” sapa Selena. Jadi pria berambut pirang yang membelakangi pintu rumahku adalah Justin, toh. Selena langsung menghambur dalam pelukanku dan kami berpelukan cukup lama sebelum akhirnya mempersilahkan mereka berdua masuk.

Justin sempat memelukku sekilas dan kami berbasa-basi sedikit sambil berjalan masuk kedalam. “Kebetulan kalian dateng sekarang. Gue baru aja selesai masak buat sarapan dan gaada jatah buat kalian.” Ucapku jujur dan polos. Kalau mereka menuntutku untuk memasak lagi, akan ku tolak dengan tegas.

Selena dan Justin sama-sama tidak ambil pusing dengan masalah aku yang malas memasak sarapan tambahan karena sebelum mereka kemari, mereka sudah sarapan terlebih dahulu. “Gatau ada firasat apa tapi firasat gue mengatakan kalo lo pasti bakalan males bikinin kita sarapan.” Jelas Selena. Ku cubit pelan pipi adikku itu. Firasatnya boleh juga. apa karena faktor kembar?

“Nungguin siapa sih?” tanya Justin setelah mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Pria ini kelihatannya sibuk terus. Selena mungkin pernah memikirkan hal yang sama denganku. karena Justin dan Jason selalu saja terlihat sibuk dan itu amat sangat membuatku jengkel. “Jason. Daritadi gak turun-turun.” Jawabku sambil melirik kearah tangga.

Tak lama muncullah Jason bersama Emily dan Ethan. Yang membuatku terkejut adalah, bagaimana cara dia membawa Ethan. Saat ini Ethan sedang berpegangan pada leher Jason. Bagaimana kalau pegangannya lepas dan Ethan terjatuh? Duuh, Jason!

KIMBERLY 2: The Scarlet ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang