“Okay. Got it?”
Aku mengangguk mantap.
“There we go.”
Cahaya senter kembali menghilang menandakan Jason yang ikut menghilang bersama cahaya itu. Aku tak tahu dia pergi atau bersembunyi kemana tapi yang jelas, rencana tetap rencana dan apapun yang terjadi, rencana ini harus dilakukan.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Mempersiapkan suaraku, dan aku pun berteriak lagi. Sama seperti yang kulakukan sebelumnya. “AAAAAAAAAAAAAAA!!! Somebody help me!!! Heeelllp!!!! Blody hell!! Somebody fucking help me!!!”
Kalau teriakanku ini tidak sampai membangunkan anak-anak singa di hutan amazon sana, aku tak tahu lagi harus berteriak sekencang apalagi. Tak perlu heran melihat para penjaga pintu ini kalang kabut mendengar teriakanku dan langsung membuka pintu lalu menghampiriku.
Sesuai rencana. Aku tersenyum sinis namun mereka tak terlalu memperhatikanku walaupun dua cahaya senter kini sudah tertuju kearah wajahku. “Gue bersumpah kalo gue liat hantu disini. bisa lo tolongin gue nggak, buat mastiin kalo disini gaada hantu? Karena kalo ada, gue gabakal mau disekap ditempat kayak gini.”
Memang mereka adalah penjaga yang berbadan besar dan berwajah seram. Tapi begitu aku menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan hantu, keduanya saling menyembunyikan wajah ketakutan mereka. bahkan mereka saling menyuruh untuk mengecek keadaan apakah disini benar-benar ada hantu.
Akhirnya salah seorang dari mereka mengalah untuk tinggal disini bersamaku sementara seorang lagi tampak puas karena dia yang bertugas menyalakan lampu ruangan ini.
Saat kupastikan orang itu sudah keluar dari ruangan ini, diam-diam aku menyalakan lampu yang terdapat pada jam milik Jason yang dipakaikannya padaku sebagai tanda bahwa keadaan sudah aman karena hanya ada satu orang penjaga disini. satu lawan satu lebih mudah baginya karena kalau dua lawan satu, mungkin Jason akan kalah karena badannya terlampau kecil.
Aku tak tahu apa yang dia perbuat pada penjaga yang ada disini, tapi tiba-tiba penjaga itu jatuh lemas terkulai ke lantai. Wow. Boleh juga caranya. Lalu tanpa banyak bicara, Jason segera menelanjangi penjaga yang pingsan itu dan memakaikan seragamnya pada tubuhnya.
Hasilnya cukup lucu memang. Perbedaan ukuran tubuh mereka terlihat jelas dan Jason kelihatan tenggelam memakai baju ekstra besar itu. Namun dengan akalnya, dia bisa menyesuaikannya dengan badannya. Pria hebat.
Selesai berganti baju, Jason langsung menggendong tubuhku dan berlari keluar dari ruangan gelap gulita itu menuju pintu keluar terdekat. Aku tak ada henti-hentinya memandang wajahnya ketika dia sedang berlari sehingga mengakibatkan Jason jadi sedikit kesulitan. “Jangan liatin gue mulu napa. Gue jadi ga konsen, nih.”
Sementara itu di ruangan yang sudah kami tinggalkan, lampunya menyala. Dan penjaga yang menyalakan lampu terkejut melihat rekannya sudah tergeletak disamping kursi. Dari situlah alarm berbunyi yang menandakan bahwa mereka sudah tahu kalau kami melarikan diri.
Berbeda dengan Jason yang kelihatan makin percaya diri atau senang karena kami ketahuan kabur, aku memeluk erat leher Jason ketakutan. Jason yang merasakan perbedaan dariku langsung memelankan larinya. “Lho,kok jadi berenti? Lari lagi, J!!”
Aku tahu aku tak boleh terlalu memaksakannya untuk berlari lebih kencang lagi apalagi dia sambil menggendongku. Nafasnya saja sudah terputus-putus dan tubuhnya sudah basah oleh keringat. Aku pun memintanya menurunkanku supaya kami bisa berlari bersama-sama. Masa bodoh dengan kakiku. Selama kakiku belum putus, aku takkan pernah berhenti berlari bersama Jason.
“Lo kenapa, Kim?” tanya Jason. Kami masih belum melanjutkan pelarian kami. Aku juga kebingungan kenapa masih belum ada tanda-tanda orang yang mengejar kami. Kemana Isaac? Aku tak tahu apakah Jason yang berada disini sudah ketahuan oleh mereka juga. kalau respons mereka seperti ini, sepertinya mereka belum tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMBERLY 2: The Scarlet Return
RomanceKimberly yang sudah merasa hidupnya telah sempurna karena pada akhirnya bisa menemukan cinta sejatinya, kembali terpuruk dikarenakan cinta sejatinya itu justru pergi meninggalkan dirinya bersama kedua anaknya selamanya. namun, Kimberly tidak semudah...